Jumat, 14 Desember 2018

Maria Butina Akui Jadi Agen Rusia yang Operasi di AS



Maria Butina Akui Jadi Agen Rusia yang Operasi di AS
Maria Butina, 30, warga Rusia yang ditahan di Amerika Serikat atas tuduhan menjadi agen mata-mata Kremlin yang beroperasi di AS. Foto/Facebook


WASHINGTON - Maria Butina, warga Rusia yang ditangkap dan ditahan pihak berwenang Amerika Serikat (AS) Juli lalu, mengaku bersalah karena bertindak sebagai agen Kremlin. Pengakuan itu disampaikan di sidang pengadilan federal di Washington, hari Kamis.

Perempuan 30 tahun ini setuju untuk bekerja sama dengan jaksa AS untuk penyelidikan.Butina beroperasi sebagai agen Kremlin saat dia berteman dengan para pemimpin National Rifle Association (NRA). Dia mengaku mulai beroperasi di AS pada tahun 2015 untuk kepentingan Rusia.

Menurut pengakuannya, semua hasil operasi di AS selalu dia laporkan kepada pejabat senior Rusia.

Dia menghadapi hukuman maksimal lima tahun penjara, tetapi dia tidak akan langsung dihukum. Kerja samanya dengan jaksa AS bisa mengarah pada pengurangan hukuman.

NRA tidak segera menanggapi permintaan media untuk berkomentar.

Kementerian Luar Negeri Rusia sebelumnya mengatakan bahwa keputusan apa pun yang diambil Butina untuk membebaskan dirinya dari tahanan di AS akan didukung oleh Moskow.

Tuntutan terhadap agen Kremlin ini diajukan oleh unit keamanan nasional Departemen Kehakiman dan jaksa AS di Washington, bukan oleh Penasihat Khusus Robert Mueller, yang menyelidiki dugaan intervensi Rusia dalam pemilu AS tahun 2016.

Mengutip laporan Bloomberg, Jumat (14/12/2018), Butina pernah memberikan informasi tentang Paul Erickson, pacar pertamanya. Erickson cocok dengan deskripsi seorang pria yang disebut sebagai "U.S Person 1" di dokumen pengakuan Butina.

Menurut jaksa, Erickson menghubungkan Butina dengan kaum Republikan yang berpengaruh dan menulis dalam pesan bahwa dia telah terlibat dalam mengamankan jalur komunikasi yang sangat pribadi antara Kremlin dan para pejabat kunci NRA.

Pengacara Butin, Robert Driscoll, mengatakan Erickson telah mengunjungi Butina di penjara beberapa kali pada tahun ini.

Pengacara Erickson, Bill Hurd, mengatakan kliennya adalah orang Amerika yang baik."Tidak pernah melakukan apa pun untuk menyakiti negara kita dan tidak akan pernah," ujarnya.

Pemerintah Rusia mengatakan agen mata-mata Kremlin tidak memiliki pengetahuan tentang Butina atau pun kegiatannya.

"Ketika saya mendengar ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya, untuk permulaan saya bertanya kepada kepala dinas rahasia kami, 'Siapa dia?' Tidak ada yang tahu apa pun tentang dia," kata Presiden Vladimir Putin di stasiun televisi pada hari Selasa atau Sehari setelah Butina mengatakan dalam dokumen bahwa dia ingin mengubah keterangannya. 

Butina melakukan perjalanan ke AS pada tahun 2015. Dia masuk ke AS dengan visa pelajar pada tahun 2016 untuk belajar di American University di Washington. Menurut dokumen pengadilan, dia pernah melapor kepada Alexander Torshin, mantan wakil ketua bank sentral Rusia.

Torshin menemani Butina ke berbagai acara politik AS yang konservatif. Pada 2015 dan 2016, pasangan itu menghadiri setidaknya satu konferensi NRA dan National Prayer Breakfast.

Pada sebuah konferensi, mereka bertemu dengan Gubernur Wisconsin Scott Walker. Butina juga menghadiri pengumuman Walker bahwa dia mencalonkan diri sebagai presiden.

Pada acara di balai kota di Las Vegas pada tahun 2015, Butina bertanya kepada kandidat presiden Donald Trump apakah dia akan meningkatkan hubungan AS dengan Rusia. Trump mengatakan dia akan melakukannya.

Butina, yang memulai grup mirip NRA di Rusia yang disebut sebagai Right to Bear Arms, sudah menjadi pelengkap di komunitas pengguna senjata Amerika. Anggota NRA melakukan perjalanan ke Rusia pada 2013 untuk menghadiri acara yang dia selenggarakan. Di antara hadirin itu adalah Torshin dan David Keene, presiden NRA sebelumnya.

Driscoll menambahkan kliennya adalah seorang mahasiswi universitas yang sah.

Kasus Butina mengingatkan pada kasus spionase sebelumnya. Pada tahun 2010, Anna Chapman si mata-mata cantik Rusia dan sembilan "agen tidur" Kremlin lainnya bekerja secara diam-diam di AS. Mereka ditangkap FBI dan mengaku bersalah sebelum akhirnya dikirim kembali ke Moskow sebagai bagian dari pertukaran tahanan mata-mata.

Credit  sindonews.com