Serangan udara Israel ke Jalur Gaza, Palestina. (Mahmud Hams / AFP)
"Upaya Mesir berhasil membuat para pejuang dan Zionis melakukan gencatan senjata. Kami akan menghormati kesepakatan ini selama musuh Zionis kami juga melakukan hal yang sama," demikian pernyataan Hamas, yang dilansir dari AFP, Rabu (14/11).
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu belum memberikan pernyataan soal keputusan itu. Namun, Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman menyarankan supaya operasi militer terus digelar.
Dalam pertempuran digelar sejak Minggu pekan lalu, sudah tujuh pejuang Hamas di Jalur Gaza gugur akibat serangan Israel. Sekitar 160 bangunan yang dianggap sebagai target, termasuk kantor polisi Hamas dan stasiun televisi Al Aqsa TV hancur akibat serangan udara Israel. Seluruh sekolah di selatan Israel dan Jalur Gaza ditutup.
Di Israel, satu orang tewas akibat serangan roket Hamas. Kemudian 28 orang lainnya, termasuk seorang prajurit, terluka akibat serangan roket, mortir, dan rudal anti tank. Diperkirakan Hamas meluncurkan 460 roket ke Israel.
Meski Hamas dan Israel menyatakan gencatan senjata, situasi di Jalur Gaza masih tegang. Perang pun bisa pecah kembali sewaktu-waktu.
Hamas menyatakan pertempuran terjadi setelah serdadu Israel menembaki pasukan Brigade Izzudin Al Qassam yang sedang berjaga di Khan Yunis dari dalam mobil biasa. Mereka lantas kabur kemudian dikejar oleh pasukan Hamas.
Israel mengklaim operasi militer yang digelar pada Minggu pekan lalu bersifat intelijen untuk mengumpulkan informasi, dan bukan bertujuan membunuh atau menculik. Mereka juga mengakui kalau operasi itu tidak berjalan sesuai rencana.
Ternyata jet tempur Israel yang mengawal lantas menyerang pasukan Hamas yang sedang mengejar target dengan dalih melindungi rekan mereka. Hamas kemudian membalasnya dengan serangan roket ke selatan Israel.
Hamas sudah menggelar pemakaman untuk tujuh pejuang mereka yang gugur pada Senin kemarin. Dikhawatirkan hal ini bisa memicu perang baru. Sebab, sudah berbulan-bulan situasi di Jalur Gaza memanas akibat sikap represif Israel yang membunuh warga sipil, saat unjuk rasa besar-besaran di kawasan perbatasan sejak 30 Maret lalu. Sekitar 231 warga Palestina meninggal karena dibunuh pasukan Israel dengan ditembak ketika demonstrasi, lainnya akibat serangan udara dan tank.
Credit cnnindonesia.com