Rabu, 24 Oktober 2018

Kapal Perang ASEAN dan Cina Gelar Latihan Maritim Pertama



Kapal perusak Amerika Serikat, USS Stethem tiba di pangkalan laut Wusong, Shanghai, Tiongkok, 16 November 2015. Kedua negara terlibat ketegangan di Laut Cina Selatan setelah Tiongkok membangun pangkalan di pulau-pulau Spratly. AP/Paul Traynor
Kapal perusak Amerika Serikat, USS Stethem tiba di pangkalan laut Wusong, Shanghai, Tiongkok, 16 November 2015. Kedua negara terlibat ketegangan di Laut Cina Selatan setelah Tiongkok membangun pangkalan di pulau-pulau Spratly. AP/Paul Traynor

CB, Zhanjiang – Latihan angkatan laut pertama antara militer negara ASEAN dan Cina digelar di selatan Kota Zhanjiang, Cina, pada Senin, 22 Oktober 2018.
Latihan ini akan berlangsung selama enam hari di lepas pantai Provinsi Guandong. Kerja sama latihan laut ini dinilai sebagai upaya kedua pihak menghindari terjadinya konfrontasi militer di Laut Cina Selatan, yang dipersengketakan antara Cina, sejumlah negara ASEAN dan Amerika Serikat.
“Kita juga perlu mempromosikan norma praktis yang mendukung hukum internasional dan meningkatkan kerja sama praktis. Code for Unplanned Encounters at Sea merupakan salah satu contohnya. Ini meningkatkan kerja sama operasional --  level komunikasi dan mengurangi resiko miskalkulasi . Secara umum, ini bertujuan meningkatkan kepercayaan,” kata Wakil Laksamana Cina, Lew Chuen Hong, saat upacara pembukaan latihan ini seperti dilansir Channel News Asia pada 22 Oktober 2018.
Baru – baru ini terjadi insiden nyaris tabrakan antara kapal perang Cina dan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan seiring meningkatnya perang dagang antara kedua negara.
Ada sekitar 1000 personil dan delapan kapal ikut dalam latihan ini. Tiga kapal dari Cina, dan lima kapal dari Singapura, Brunei, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Ini membuat latihan maritim ini dinilai semakin penting untuk membangun rasa saling percaya.
“Saya yakin latihan ini akan meningkatkan hasil yang ingin dicapai. Ini merupakan platform penting bagi semua angkatan laut untuk bertukar pengetahuan, meningkatkan saling percaya, dan menjadi platform yang meningkatkan kerja sama pertahanan antara ASEAN dan Cina,” kata Vice-Admiral Yuan Yubai, yang menjadi komandan Laut Selatan di Angkatan Laut Cina, seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 22 Oktober 2018.
Singapura ikut menjadi koordinator latihan laut ini bersama Cina. Ini merupakan implementasi latihan simulasi di atas meja, yang digelar di Singapura pada Agustus 2018.

Latihan ini meliputi proses pencarian dan penyelamatan kapal yang bermasalah di laut. Latihan juga bakal menjajal implementasi dari CUES.
Reuters melansir ketegangan di Laut Cina Selatan meningkat setelah militer Cina membangun pangkalan di sejumlah pulau dan mempersenjatainya dengan berbagai rudal anti serangan udara. Kapal perang Cina juga rutin berpatroli di sekitar laut yang dipersengketakan ini. Beberapa kali kapal perang Cina mengejar kapal perang AS, yang melintas di sekitar kawasan laut ini.
AS dan Cina juga terlibat dalam perang dagang, yang telah berlangsung sejak Juli 2018. AS menaikkan bea masuk impor sebesar 10 -- 25 persen untuk sekitar US$250 miliar atau sekitar Rp3.800 triliun barang dari Cina. Sedangkan Cina mengenakan tarif untuk sekitar US$110 miliar atau sekitar Rp1.700 triliun impor barang dari AS dengan kisaran tarif serupa. 





Credit  tempo.co