Kamis, 07 Juni 2018

Dua Bomber AS Lintasi LCS di Tengah Ketegangan dengan China



Dua Bomber AS Lintasi LCS di Tengah Ketegangan dengan China
Dua pesawat pengebom AS terbang di atas pulau-pulau buatan di Laut China Selatan. Foto/Istimewa


WASHINGTON - Dua pesawat pembom B-52 Amerika Serikat (AS) terbang di sekitar Kepulauan Spratly yang diperebutkan di Laut China Selatan. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Pasukan Udara Pasifik AS, yang mengawasi operasi udara di wilayah tersebut.

Seorang pejabat pertahanan AS yang mengtahui tentang rencana penerbangan awal misi itu mengatakan, pihaknya menyerukan pesawat pengebom B-52 terbang sejauh 20 mil dari pulau-pulau itu.

Seorang juru bicara Pentagon mengatakan misi itu melibatkan pesawat pembom berbasis di Guam yang melakukan misi pelatihan rutin. Pesawat itu terbang dari Pangkalan Angkatan Udara Andersen di wilayah AS di Guam ke Fasilitas Dukungan Angkatan Laut di wilayah teroritorial Inggris, Diego Garcia, di Samudera Hindia .

"Pada hari Selasa, sejumlah pesawat pengebom terbang dari Diego Garcia dan melakukan "pelatihan" di sekitar Laut Cina Selatan, kembali ke Diego Garcia pada hari yang sama," menurut pernyataan dari Pasukan Udara Pasifik AS seperti dikutip dari CNN, Rabu (6/6/2018).

Kedua operasi penerbangan itu adalah bagian dari misi Continuous Bomber Presence (CBP) Komando Pasifik AS, yang menurut militer dimaksudkan untuk menjaga kesiapan pasukan AS.

"Misi CBP Komando Pasifik AS, yang telah secara rutin dilakukan sejak Maret 2004, diterbangkan sesuai dengan hukum internasional," kata Letnan Kolonel Chris Logan, seorang juru bicara Pentagon.

Penerbangan ini dilakukan beberapa hari setelah Menteri Pertahanan AS James Mattis menyerukan Beijing untuk menghentikan aksi militerisasi pulau-pulau di LCS, menuduh China melakukan intimidasi dan paksaan di Indo-Pasifik. Mattis juga menegaskan bahwa AS tiak berencana meninggalkan perannya di LCS.

"Jangan salah: Amerika ada di Indo-Pasifik untuk tinggal. Ini adalah teater prioritas kami," kata Mattis dalam pidatonya di Konferensi Keamanan Internasional Shangri-La di Singapura pada akhir pekan lalu. 




Credit  sindonews.com