CB, Jakarta - Perdana
Menteri Mahathir Mohamad, pemimpin koalisi partai oposisi Malaysia
membuat garis pemisah yang tegas antara masa Malaysia dipimpin Najib
Razak dan masa berkuasanya oposisi dengan menutup segala peluang bekerja
sama dengan UMNO.
UMNO merupakan partai berkuasa di Malaysia yang mengusung Najib Razak bertarung dalam pemilu tanggal 6 Mei 2018, namun berhasil dikalahkan koalisi partai oposisi, yakni Pakatan Harapan atau PH.
"UMNO tidak bisa masuk PH," tegas Mahathir saat bertemu wartawan di kantor Perdana Leadership Foundation, Senin, 14 Mei 2018.
Mahathir juga menolak masuknya mantan anggota UMNO yang loncat pagar setelah gagal dalam pemilu Mei lalu. Ia beralasan status UMNO tidak jelas.
Mahathir Mohamad, mengangkat tangannya saat merayakan keberhasilannya memenangkan pemilu Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Mei 2018. Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya memenangkan 115 kursi parlemen, melebihi ambang batas 112 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan. AP
Menurut mantan Perdana Menteri periode 1981-2003 ini, menjadi tugas pengadilan memutuskan apakah UMNO dihapus dari daftar partai politik alias dibubarkan atau tidak.
"Diserahkan pada Registrar of Societies untuk memutuskan status UMNO," kata Mahathir.
Kemenangan Pakatan Harapan merupakan pukulan terberat UMNO dan koalisinya setelah berkuasa selama 61 tahun. Mahathir sendiri merupakan anggota UMNO dan menyatakan mundur dalam konferensi pers tanggal 29 Februari 2016 sebagai bentuk perlawanannya terhadap Najib Razak.
Sikap Mahathir menolak UMNO mendapat dukungan dari koalisinya. Anggota parlemen di Ipoh Timur, Wong Kah Woh mengajak semua anggota koalisi oposisi untuk mengingat bahwa Pakatan Harapan bukan keranjang sampah.
"Kita harus mengingatkan diri kita bahwa PH bukan keranjang sampah, di mana kita dapat menerima dan mempertahankan orang-orang yang tidak memiliki harga diri, dan orang yang menjual kepercayaan rakyat yang justru seharusnya menjadi tujuan mereka," tegas Wong.
(Kiri) Mahathir Mohamad, bekas Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun dan (Kanan) Najib Razak, Perdana Menteri inkumben saat ini. Reuters via Nikkei
Pukulan telak bagi UMNO karena pintu tertutup bagi anggotanya untuk berkoalisi dengan Pakatan Harapan. Kekalahan UMNO dalam pemilu Mei lalu merupakan kekalahan terbesar sepanjang sejarah Malaysia, yakni kehilangan 40 persen kursi dari 222 kursi yang tersedia di parlemen.
Ironisnya, Najib pun telah memutuskan mundur sebagai ketua UMNO dan ketua koaliasi Barisan Nasional setelah kalah dalam pemilu.
"Saya memiliki tanggung jawab moral untuk mundur," kata Najib saat pertemuan dewan tertinggi partai awal pekan ini.
Pemimpin Orang Muda Barisan Nasional, Khairy Jamaluddin mengatakan ada masalah di dalam tubuh UMNO yang tidak diakui selama ini oleh para pengurusnya.
Masalah besar itu terjadi setelah Najib memecat Wakil Menteri Muhyiddin Yasin dan Wakil Presiden Shafie Apdal dari kabinet setelah keduanya mengkritik Najib dalam skandal suap 1MDB.
Sejak itu UMNO kehilangan kepercayaan dari mayoritas masyarakat Malaysia.Dan terbukti dalam pemilu Mei lalu, UMNO kalah telak.
Najib, UMNO dan Barisan Nasional telah gagal membaca sinyal penolakan dari masyarakat Malaysia. Sebaliknya, Mahathir jauh-jauh hari mengkritik Najib, UMNO dan Barisan Nasional tentang skandal 1MDB dan sejumlah kasus hukum lainnya yang akan berdampak pada kemenangan oposisi, sekalipun segala cara dibuat untuk menghadang kemenangan oposisi oleh Najib dan pendukungnya.
UMNO merupakan partai berkuasa di Malaysia yang mengusung Najib Razak bertarung dalam pemilu tanggal 6 Mei 2018, namun berhasil dikalahkan koalisi partai oposisi, yakni Pakatan Harapan atau PH.
"UMNO tidak bisa masuk PH," tegas Mahathir saat bertemu wartawan di kantor Perdana Leadership Foundation, Senin, 14 Mei 2018.
Mahathir juga menolak masuknya mantan anggota UMNO yang loncat pagar setelah gagal dalam pemilu Mei lalu. Ia beralasan status UMNO tidak jelas.
Mahathir Mohamad, mengangkat tangannya saat merayakan keberhasilannya memenangkan pemilu Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Mei 2018. Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpinnya memenangkan 115 kursi parlemen, melebihi ambang batas 112 kursi yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan. AP
Menurut mantan Perdana Menteri periode 1981-2003 ini, menjadi tugas pengadilan memutuskan apakah UMNO dihapus dari daftar partai politik alias dibubarkan atau tidak.
"Diserahkan pada Registrar of Societies untuk memutuskan status UMNO," kata Mahathir.
Kemenangan Pakatan Harapan merupakan pukulan terberat UMNO dan koalisinya setelah berkuasa selama 61 tahun. Mahathir sendiri merupakan anggota UMNO dan menyatakan mundur dalam konferensi pers tanggal 29 Februari 2016 sebagai bentuk perlawanannya terhadap Najib Razak.
Sikap Mahathir menolak UMNO mendapat dukungan dari koalisinya. Anggota parlemen di Ipoh Timur, Wong Kah Woh mengajak semua anggota koalisi oposisi untuk mengingat bahwa Pakatan Harapan bukan keranjang sampah.
"Kita harus mengingatkan diri kita bahwa PH bukan keranjang sampah, di mana kita dapat menerima dan mempertahankan orang-orang yang tidak memiliki harga diri, dan orang yang menjual kepercayaan rakyat yang justru seharusnya menjadi tujuan mereka," tegas Wong.
(Kiri) Mahathir Mohamad, bekas Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun dan (Kanan) Najib Razak, Perdana Menteri inkumben saat ini. Reuters via Nikkei
Pukulan telak bagi UMNO karena pintu tertutup bagi anggotanya untuk berkoalisi dengan Pakatan Harapan. Kekalahan UMNO dalam pemilu Mei lalu merupakan kekalahan terbesar sepanjang sejarah Malaysia, yakni kehilangan 40 persen kursi dari 222 kursi yang tersedia di parlemen.
Ironisnya, Najib pun telah memutuskan mundur sebagai ketua UMNO dan ketua koaliasi Barisan Nasional setelah kalah dalam pemilu.
"Saya memiliki tanggung jawab moral untuk mundur," kata Najib saat pertemuan dewan tertinggi partai awal pekan ini.
Pemimpin Orang Muda Barisan Nasional, Khairy Jamaluddin mengatakan ada masalah di dalam tubuh UMNO yang tidak diakui selama ini oleh para pengurusnya.
Masalah besar itu terjadi setelah Najib memecat Wakil Menteri Muhyiddin Yasin dan Wakil Presiden Shafie Apdal dari kabinet setelah keduanya mengkritik Najib dalam skandal suap 1MDB.
Sejak itu UMNO kehilangan kepercayaan dari mayoritas masyarakat Malaysia.Dan terbukti dalam pemilu Mei lalu, UMNO kalah telak.
Najib, UMNO dan Barisan Nasional telah gagal membaca sinyal penolakan dari masyarakat Malaysia. Sebaliknya, Mahathir jauh-jauh hari mengkritik Najib, UMNO dan Barisan Nasional tentang skandal 1MDB dan sejumlah kasus hukum lainnya yang akan berdampak pada kemenangan oposisi, sekalipun segala cara dibuat untuk menghadang kemenangan oposisi oleh Najib dan pendukungnya.
Credit tempo.co