ANKARA
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh Israel menebar ketakutan
di Timur Tengah dan mendorong wilayah itu untuk berperang. Dia
sebelumnya menyebut negara Yahudi itu sebagai negara teroris karena
tidak peduli dengan ulah kelompok teroris di kawasan.
Pemimpin Turki itu dalam wawancaranya dengan BBC Arabic pada hari Minggu (13/5/2018) mengatakan bahwa Israel menggunakan agresi yang tidak perlu di Suriah. Kritik itu sebagai respons atas serangan rudal besar-besaran oleh puluhan jet tempur Israel di Suriah pada Kamis dini hari yang menewaskan sekitar 23 orang.
Erdogan juga mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik diri Washington dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Berbicara kepada anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan mengatakan; "Pernahkah Anda mendengar mereka yang mengkritik kami karena tindakan kami di Afrin (Kurdi Suriah) mengutuk pembantaian di Gaza kemarin?".
Komentar itu mengacu pada perang Turki melawan militan Kurdi YPG di Suriah yang dinyatakan Ankara sebagai kelompok teroris. Pasukan YPG telah menjadi sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah.
Pada awal April lalu, Erdogan mengecam keras Israel setelah peristiwa di Gaza menyebabkan tewasnya 16 orang Palestina. Saat itu, dia menyebut tindakan pasukan Israel sebagai "serangan tidak manusiawi".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi Erdogan di Twitter.“Tentara paling bermoral di dunia tidak akan menerima khotbah moral dari seseorang yang selama bertahun-tahun telah membom penduduk sipil tanpa pandang bulu. Itu rupanya bagaimana Ankara menandai April Mop Day," tulis Netanyahu mengacu pada perang Turki melawan pasukan YPG Kurdi di Afrin, Suriah.
Erdogan merespons komentar Netanyahu saat menemui para pendukungnya di provinsi Adana. "Tidak memiliki rasa malu menyerang kami, Netanyahu. Anda adalah penyerbu dan saat ini hadir di tanah itu sebagai penyerbu. Pada saat yang sama, Anda adalah seorang teroris," kata Erdogan.
"Dia mengatakan tentara kami menindas orang-orang di Afrin. Netanyahu, Anda sangat lemah, sangat kasihan. Kami (Turki) berurusan dengan teroris. Tetapi Anda tidak peduli dengan teroris karena Anda adalah negara teror," imbuh Netanyahu.
Pemimpin Turki itu dalam wawancaranya dengan BBC Arabic pada hari Minggu (13/5/2018) mengatakan bahwa Israel menggunakan agresi yang tidak perlu di Suriah. Kritik itu sebagai respons atas serangan rudal besar-besaran oleh puluhan jet tempur Israel di Suriah pada Kamis dini hari yang menewaskan sekitar 23 orang.
Erdogan juga mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik diri Washington dari perjanjian nuklir dengan Iran.
Berbicara kepada anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Erdogan mengatakan; "Pernahkah Anda mendengar mereka yang mengkritik kami karena tindakan kami di Afrin (Kurdi Suriah) mengutuk pembantaian di Gaza kemarin?".
Komentar itu mengacu pada perang Turki melawan militan Kurdi YPG di Suriah yang dinyatakan Ankara sebagai kelompok teroris. Pasukan YPG telah menjadi sekutu utama Amerika Serikat dalam perang melawan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah.
Pada awal April lalu, Erdogan mengecam keras Israel setelah peristiwa di Gaza menyebabkan tewasnya 16 orang Palestina. Saat itu, dia menyebut tindakan pasukan Israel sebagai "serangan tidak manusiawi".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapi Erdogan di Twitter.“Tentara paling bermoral di dunia tidak akan menerima khotbah moral dari seseorang yang selama bertahun-tahun telah membom penduduk sipil tanpa pandang bulu. Itu rupanya bagaimana Ankara menandai April Mop Day," tulis Netanyahu mengacu pada perang Turki melawan pasukan YPG Kurdi di Afrin, Suriah.
Erdogan merespons komentar Netanyahu saat menemui para pendukungnya di provinsi Adana. "Tidak memiliki rasa malu menyerang kami, Netanyahu. Anda adalah penyerbu dan saat ini hadir di tanah itu sebagai penyerbu. Pada saat yang sama, Anda adalah seorang teroris," kata Erdogan.
"Dia mengatakan tentara kami menindas orang-orang di Afrin. Netanyahu, Anda sangat lemah, sangat kasihan. Kami (Turki) berurusan dengan teroris. Tetapi Anda tidak peduli dengan teroris karena Anda adalah negara teror," imbuh Netanyahu.
Credit sindonews.com