Pihak Kedutaan AS di Israel, yang pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem pekan lalu, mengatakan Friedman tidak mengetahui rincian poster kontroversial itu ketika dia difoto.
"Kebijakan AS benar-benar jelas; kami mendukung status quo di Haram al-Sharif/Temple Mount," kata kedutaan tersebut dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Haaretz, Rabu (23/5/2018).
Foto itu diambil saat kunjungan Friedman ke Kota Bnei Brak di Israel di dekat Tel Aviv yang diselenggarakan oleh Achiya, sebuah LSM yang membantu siswa yang mengalami masalah dalam belajar.
Achiya meminta maaf atas poster itu, dan menyebutnya sebagai "tindakan politik murahan" oleh seorang anggota stafnya.
Foto/Twitter
Kendati demikian, niat untuk menghancurkan Masjid al-Aqsa dan Dome of the Rock telah disuarakan para aktivis sayap kanan Israel. Masjid al-Aqsa yang merupakan kiblat pertama umat Islam ingin dihancurkan untuk memberi ruang bagi kuil Yahudi yang dikenal sebagai Bait Suci Ketiga.
Salah satu penyeru penghancuran masjid suci umat Islam itu adalah Oren Hazan, anggota Knesset (parlemen Israel) yang ditangguhkan dari Partai Likud (partai pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu). Dia telah berjanji akan menghancurkan Masjid al-Aqsa.
"Tidak akan bertanggung jawab pada saat ini untuk memberitahu Anda bagaimana kami akan melakukannya (menghancurkan al-Aqsa), tetapi saya akan mengatakannya dengan jelas dan keras, ketika saya memiliki kesempatan untuk melakukannya, saya akan melakukannya," katanya dalam wawancara dengan media tahun 2016.
Dubes Friedman adalah mantan pengacara untuk Trump Organization. Dia merupakan mendukung perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat. Dia telah berulang kali membuat pernyataan provokatif yang mendukung Israel, bahkan pernah membandingkan kelompok Yahudi Amerika liberal, J Street, dengan para kolaborator Nazi.
Dalam kolom yang diterbitkan oleh Fox News pada hari Minggu, Friedman menuduh "media liberal" AS berpihak pada Hamas untuk merusak "peristiwa yang indah dan menggembirakan" dari pemindahan kedutaan ke Yerusalem.
Mengomentari kematian puluhan pengunjuk rasa Palestina yang tidak bersenjata, termasuk anak-anak dan petugas medis, yang ditembak oleh pasukan Israel di Gaza, Friedman mengatakan Hamas semata-mata yang harus disalahkan.
"Sekitar 60 warga Gaza, mayoritas di antaranya dikenal sebagai teroris Hamas, kehilangan nyawa karena Hamas mengubah mereka menjadi pembom bunuh diri kolektif," tulis duta besar itu. "Mereka bukan pahlawan atau pengunjuk rasa damai yang diiklankan."
Foto diplomat AS itu telah memicu kemarahan di pihak Palestina. Saeb Erekat, Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dalam sebuah pernyataan, mengatakan senyuman di wajah duta besar AS terkesan bahwa dia menerima gambar itu.
"Mereka menyerang Kiblat pertama di (kalangan) umat Islam dan mengubah konflik (politik) menjadi konflik agama," kata Erekat.
Credit sindonews.com