Rabu, 02 Mei 2018

Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya


Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya
Ditemui DK PBB, Panglima Myanmar Bantah Pemerkosaan Rohingya (REUTERS/Hla Hla Htay)


Jakarta, CB -- Panglima Myanmar menyangkal anggotanya melakukan pemerkosaan dan penganiayaan seksual lainnya saat operasi militer terhadap Rohingya. Pernyataan itu disampaikan Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat bertemu delegasi utusan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (DK PBB) di Naypyidaw, Myanmar, Senin (1/5).

PBB menuduh militer Myanmar telah melakukan 'pembersihan etnis', termasuk pemerkosaan dan pembunuhan yang membidik warga Rohingya pasca serangan terhadap beberapa pos keamanan pada Agustus lalu.

Akibat operasi militer tersebut lebih dari 700 ribu etnis Rohingya mengungsi ke perbatasan Bangladesh, menyelamatkan diri dari desa-desa yang terbakar dan kekerasan yang dilakukan tentara.


"Tatmadaw (tentara) selalu disiplin, dan bertindak terhadap siapa pun yang melanggar hukum," kata Jenderal Min Aung Hlaing kepada delegasi DK PBB, seperti diposting di laman Facebook resminya.

Setelah berkali-kali tidak mendapat akses ke Myanmar, delegasi DK PBB akhirnya melakukan kunjungan pertamanya sejak pekan lalu. Mereka sempat mengunjungi kamp pengungsi Rohingya di Cox's Bazar, Bangladesh.

Saat dikunjungi delegasi DK PBB, pengungsi Rohingya melaporkan kekerasan seksual yang mereka alami. Tapi Min Augn Hlaing menegaskan bahwa pasukannya tidak memiliki sejarah pelecehan seksual.


"Itu tidak dapat diterima menurut budaya dan agama di negara kami," kata dia sambil menegaskan bahwa siapapun yang bersalah akan dihukum.

Dia menegaskan kembali bahwa Myanmar siap mengambil kembali para pengungsi Rohingya yang kini berada di perbatasan Bangladesh. Namun sejak kesepakatan pemulangan Rohingya diteken, tidak seorang pun pengungsi yang kembali ke kampung halamannya di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Sebelumnya, delegasi DK PBB juga bertemu dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi. Dalam pertemuan itu Suu Kyi meminta pemahaman mereka tentang rumitnya konflik yang telah berlangsung lama, serta berjanji untuk memulangkan para pengungsi Rohingya.

Seusai pertemuan dengan para pejabat Myanmar, delegasi DK PBB akan pergi ke negara bagian Rakhine dengan menggunakan helikopter.

Myanmar menyangkal Rohingya sebagai warganya dan menyebut mereka sebagai 'Bengali' atau orang-orang asal Teluk Bengal. Mereka tidak diberi akses ke kesehatan dan pendidikan yang layak. Kekerasan juga menyebabkan dua per tiga dari sekitar 1,5 juta warga Rohingya mengungsi sejak 2012.





Credit  cnnindonesia.com