Dilansir melalui Space.com, tim NASA masih memiliki
penyelidikan untuk planet raksasa lainnya. Pesawat ruang angkasa bernama
Juno selama ini sudah mengorbit pada Jupiter sejak musim panas lalu.
Sekitar dua misi Jupiter lain dijadwalkan meluncur lima tahun mendatang. Pesawat Clipper NASA akan mempelajari peluang kehidupan di Jovian Europa. Tidak hanya itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) juga akan melakukan penyelidikan planet raksasa. Rencananya eksplorasi tersebut akan dilakukan pada tiga dari empat bulan terbesar yang ada di Europa. Misi Juno tersebut menghabiskan biaya sekitar 1,1 miliar dolar AS. Juno diluncurkan pada Agustus 2011 lalu, dan sudah memasuki orbit Jupiter sejak 4 Juli 2016.
Orbit Juno berada di jalur 53-earth-day-elell dengan bentuk elips. Hal tersebut membuat Juno berada hanya beberapa ribu mil dari puncak awan Jupiter. Rencana awal, Juno akan beralih ke orbit Bumi pada Oktober tahun lalu. Namun masalah katup mesin menjadi kandala pada saat itu. Selama melewati orbit tersebut, Juno mengumpulkan banyak data mengenai struktur dan komposisi atmosfer Jupiter serta gravitasi dan medan magnet. Informasi tersebut seharusnya bisa mengungkap banyak hal, termasuk evolusi planet.
Juno juga dibekali JunoCam, yakni kamera yang bisa mengambil gambar spektakuler. NASA mengimbau masyarakat dunia untuk melihat foto tersebut tanpa filter pada laman missionjuno.swri.edu. Saat ini Juno terjadwal untuk terus beroperasi hingga Juli tahun depan. Meski demikian NASA tidak bisa memastikan jadwal pasti. Jadwal Juno bisa saja lebih panjang dari yang sudah ditetapkan. Apabila usia Juno bisa cukup panjang, maka misi NASA selanjutnya untuk Jupiter bisa diluncurkan juga.
Sekitar dua misi Jupiter lain dijadwalkan meluncur lima tahun mendatang. Pesawat Clipper NASA akan mempelajari peluang kehidupan di Jovian Europa. Tidak hanya itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) juga akan melakukan penyelidikan planet raksasa. Rencananya eksplorasi tersebut akan dilakukan pada tiga dari empat bulan terbesar yang ada di Europa. Misi Juno tersebut menghabiskan biaya sekitar 1,1 miliar dolar AS. Juno diluncurkan pada Agustus 2011 lalu, dan sudah memasuki orbit Jupiter sejak 4 Juli 2016.
Orbit Juno berada di jalur 53-earth-day-elell dengan bentuk elips. Hal tersebut membuat Juno berada hanya beberapa ribu mil dari puncak awan Jupiter. Rencana awal, Juno akan beralih ke orbit Bumi pada Oktober tahun lalu. Namun masalah katup mesin menjadi kandala pada saat itu. Selama melewati orbit tersebut, Juno mengumpulkan banyak data mengenai struktur dan komposisi atmosfer Jupiter serta gravitasi dan medan magnet. Informasi tersebut seharusnya bisa mengungkap banyak hal, termasuk evolusi planet.
Juno juga dibekali JunoCam, yakni kamera yang bisa mengambil gambar spektakuler. NASA mengimbau masyarakat dunia untuk melihat foto tersebut tanpa filter pada laman missionjuno.swri.edu. Saat ini Juno terjadwal untuk terus beroperasi hingga Juli tahun depan. Meski demikian NASA tidak bisa memastikan jadwal pasti. Jadwal Juno bisa saja lebih panjang dari yang sudah ditetapkan. Apabila usia Juno bisa cukup panjang, maka misi NASA selanjutnya untuk Jupiter bisa diluncurkan juga.
Credit REPUBLIKA.CO.ID
Cassini, Wahana 'Pengintai' Planet Saturnus Telah Hancur
NASA melaporkan telah kehilangan kontak dengan pesawat ruang angkasa
itu setelah Cassini mengirimkan sinyal terakhir. Cassini tenggelam ke
atmostfer bagian atas Saturnus dengan kecepatan tinggi dan terjun ke
planet itu pada Jumat (15/9) 6.30 pagi ET. NASA mengonfirmasi hancurnya
pesawat ruang angkasa tersebut pada pukul 7.55 ET. Dibutuhkan waktu
sekitar 90 menit bagi sinyal Cassini agar sampai di Stasiun pengamatan
di Canberra Deep Space Network Australia.
Sebelum hancur, Cassini mampu mentrasmisikan data baru tentang komposisi planet Saturnus selama antena Cassini masih tepat mengarah ke bumi dengan bantuan dari pendorong kecil. Setelah itu, pesawat hancur terbakar karena panas dan tekanan tinggi atmosfer.
"Itu adalah pesawat ruang angkasa yang sempurna," kata Julie Webster, kepala operasi pesawat ruang angkasa NASA kepada CNN.
Tidak ada pesawat ruang angkasa yang mampu menjelajah saturnus begitu dekat selain Cassini.
Pada April 2017, NASA mengirim satelit Cassini ke dalam wilayah belum terjelajah antara Saturnus dan cincinnya sebagai tugas ilmiah terakhir sebelum dijatuhkan ke planet tersebut.
Sejak tiba di orbit Saturnus pada Juli 2004, Cassini menjelajahi planet raksasa itu beserta ke-62 bulannya, termasuk Titan, yang diyakini ilmuwan menyerupai Bumi masa awal, dan Enceladus, yang menembakkan partikel es ke ruang angkasa.
Untuk menghindari peluang pencemaran mikroba Bumi, yang menempeli Cassini sehingga dapat mencemari organisme hidup pada Enceladus, NASA berencana menabrakan satelit tersebut ke Saturnus pada 15 September.
Tapi, sebelum kehancurannya, Cassini memiliki satu tugas terakhir. Pada 22 April, Cassini akan melintasi Titan dan menggunakan gaya beratnya untuk melontarkannya ke orbit baru melewati celah sepanjang 1.930 km antara tepi atmosfer Saturnus lapisan cincin terdalamnya.
Sebelum hancur, Cassini mampu mentrasmisikan data baru tentang komposisi planet Saturnus selama antena Cassini masih tepat mengarah ke bumi dengan bantuan dari pendorong kecil. Setelah itu, pesawat hancur terbakar karena panas dan tekanan tinggi atmosfer.
"Itu adalah pesawat ruang angkasa yang sempurna," kata Julie Webster, kepala operasi pesawat ruang angkasa NASA kepada CNN.
Tidak ada pesawat ruang angkasa yang mampu menjelajah saturnus begitu dekat selain Cassini.
Pada April 2017, NASA mengirim satelit Cassini ke dalam wilayah belum terjelajah antara Saturnus dan cincinnya sebagai tugas ilmiah terakhir sebelum dijatuhkan ke planet tersebut.
Sejak tiba di orbit Saturnus pada Juli 2004, Cassini menjelajahi planet raksasa itu beserta ke-62 bulannya, termasuk Titan, yang diyakini ilmuwan menyerupai Bumi masa awal, dan Enceladus, yang menembakkan partikel es ke ruang angkasa.
Untuk menghindari peluang pencemaran mikroba Bumi, yang menempeli Cassini sehingga dapat mencemari organisme hidup pada Enceladus, NASA berencana menabrakan satelit tersebut ke Saturnus pada 15 September.
Tapi, sebelum kehancurannya, Cassini memiliki satu tugas terakhir. Pada 22 April, Cassini akan melintasi Titan dan menggunakan gaya beratnya untuk melontarkannya ke orbit baru melewati celah sepanjang 1.930 km antara tepi atmosfer Saturnus lapisan cincin terdalamnya.
Credit REPUBLIKA.CO.ID