Selasa, 19 September 2017

Usai Cassini 'Hancur', Eksplorasi NASA Beralih ke Jupiter


Misi Juno di Jupiter
Misi Juno di Jupiter


CB, JAKARTA -- Wahana Cassini yang mengeksplorasi Planet Saturnus mati pada Jumat (15/9) lalu. Kini, Badan Antariksa AS (NASA) mulai beralih ke planet Jupiter. 'Tragedi' Cassini mengakhiri 13 tahun eksplorasi dan revolusi bagi para peneliti mengenai sistem Saturnus dan kemampuannya berevolusi. Cassini hancur 'bunuh diri' tenggelam dalam atmosfer Saturnus.
Dilansir melalui Space.com, tim NASA masih memiliki penyelidikan untuk planet raksasa lainnya. Pesawat ruang angkasa bernama Juno selama ini sudah mengorbit pada Jupiter sejak musim panas lalu.

Sekitar dua misi Jupiter lain dijadwalkan meluncur lima tahun mendatang. Pesawat Clipper NASA akan mempelajari peluang kehidupan di Jovian Europa. Tidak hanya itu, Badan Antariksa Eropa (ESA) Jupiter Icy Moons Explorer (JUICE) juga akan melakukan penyelidikan planet raksasa. Rencananya eksplorasi tersebut akan dilakukan pada tiga dari empat bulan terbesar yang ada di Europa. Misi Juno tersebut menghabiskan biaya sekitar 1,1 miliar dolar AS. Juno diluncurkan pada Agustus 2011 lalu, dan sudah memasuki orbit Jupiter sejak 4 Juli 2016.

Orbit Juno berada di jalur 53-earth-day-elell dengan bentuk elips. Hal tersebut membuat Juno berada hanya beberapa ribu mil dari puncak awan Jupiter. Rencana awal, Juno akan beralih ke orbit Bumi pada Oktober tahun lalu. Namun masalah katup mesin menjadi kandala pada saat itu. Selama melewati orbit tersebut, Juno mengumpulkan banyak data mengenai struktur dan komposisi atmosfer Jupiter serta gravitasi dan medan magnet. Informasi tersebut seharusnya bisa mengungkap banyak hal, termasuk evolusi planet.

Juno juga dibekali JunoCam, yakni kamera yang bisa mengambil gambar spektakuler. NASA mengimbau masyarakat dunia untuk melihat foto tersebut tanpa filter pada laman missionjuno.swri.edu. Saat ini Juno terjadwal untuk terus beroperasi hingga Juli tahun depan. Meski demikian NASA tidak bisa memastikan jadwal pasti. Jadwal Juno bisa saja lebih panjang dari yang sudah ditetapkan. Apabila usia Juno bisa cukup panjang, maka misi NASA selanjutnya untuk Jupiter bisa diluncurkan juga.



Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Cassini, Wahana 'Pengintai' Planet Saturnus Telah Hancur


Gambaran detail cincin yang mengelilingi Planet Saturnus yang diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet Satrunus. Warna-warna yang ada menunjukkan ukuran partikel cincin tersebut yang diukur oleh gelombang sinyal radio dari wahana Cassini.
Gambaran detail cincin yang mengelilingi Planet Saturnus yang diambil oleh wahana angkasa Cassini yang mengorbit di sekitar planet Satrunus. Warna-warna yang ada menunjukkan ukuran partikel cincin tersebut yang diukur oleh gelombang sinyal radio dari wahana Cassini.


CB, CANBERRA -- Wahana Cassini mati usai 20 tahun menjelajahi planet cincin Saturnus. Pesawat Cassini, milik Badan Antariksa AS (NASA) usai sudah menjalankan tugasnya. Cassini hancur setelah 20 tahun menjelajah Planet Saturnus. NASA memang berancana menabrakkan saturnus pada Jumat (15/9).
NASA melaporkan telah kehilangan kontak dengan pesawat ruang angkasa itu setelah Cassini mengirimkan sinyal terakhir. Cassini  tenggelam ke atmostfer bagian atas Saturnus dengan kecepatan tinggi dan terjun ke planet itu pada Jumat (15/9) 6.30 pagi ET. NASA mengonfirmasi hancurnya pesawat ruang angkasa tersebut pada pukul 7.55 ET. Dibutuhkan waktu sekitar 90 menit bagi sinyal Cassini agar sampai di Stasiun pengamatan di Canberra Deep Space Network Australia.

Sebelum hancur, Cassini mampu mentrasmisikan data baru tentang komposisi planet Saturnus selama antena Cassini masih tepat mengarah ke bumi dengan bantuan dari pendorong kecil. Setelah itu, pesawat hancur terbakar karena panas dan tekanan tinggi atmosfer.
"Itu adalah pesawat ruang angkasa yang sempurna," kata Julie Webster, kepala operasi pesawat ruang angkasa NASA kepada CNN.
Tidak ada pesawat ruang angkasa yang mampu menjelajah saturnus begitu dekat selain Cassini.
Pada April 2017, NASA mengirim satelit Cassini ke dalam wilayah belum terjelajah antara Saturnus dan cincinnya sebagai tugas ilmiah terakhir sebelum dijatuhkan ke planet tersebut.

Sejak tiba di orbit Saturnus pada Juli 2004, Cassini menjelajahi planet raksasa itu beserta ke-62 bulannya, termasuk Titan, yang diyakini ilmuwan menyerupai Bumi masa awal, dan Enceladus, yang menembakkan partikel es ke ruang angkasa.

Untuk menghindari peluang pencemaran mikroba Bumi, yang menempeli Cassini sehingga dapat mencemari organisme hidup pada Enceladus, NASA berencana menabrakan satelit tersebut ke Saturnus pada 15 September.

Tapi, sebelum kehancurannya, Cassini memiliki satu tugas terakhir. Pada 22 April, Cassini akan melintasi Titan dan menggunakan gaya beratnya untuk melontarkannya ke orbit baru melewati celah sepanjang 1.930 km antara tepi atmosfer Saturnus lapisan cincin terdalamnya.






Credit  REPUBLIKA.CO.ID