BEIJING
- Militer China menembak jatuh peluru kendali (rudal) dekat perbatasan
Korea Utara (Korut) dalam sebuah latihan tembak. Beijing pamer kekuatan
setelah krisis nuklir Pyongyang memanas.
Rudal yang ditembak jatuh menimbulkan ledakan eksplosif di dekat perbatasan kedua negara. Militer China mengklaim, latihan tembak di dekat Semenanjung Korea sebagai latihan untuk mempertahankan diri dari serangan pre-emptive (mendadak) yang mungkin muncul dari tetanggany di tengah situasi yang tidak menentu.
Militer Beijing dalam situs resminya mengumumkan bahwa sebuah batalion pertahanan udara dan brigade rudal China melakukan latihan tembak di kawasan Teluk Bohai di China timur pada hari Selasa.
Pamer kekuatan itu mengandalkan sistem rudal pertahanan udara HQ-6. Sistem pertahanan tersebut diklaim berhasil menembak jatuh rudal target di laut dan udara dalam sebuah simulasi.
Latihan digelar tak lama setelah komandan baru Angkatan Udara China, Letnan Jenderal Ding Laihang mengatakan bahwa tentaranya akan terus berubah dari sebuah unit pertahanan teritorial menjadi sebuah armada yang diperluas yang dapat melindungi kepentingan nasional di manapun di dunia.
”Di masa lalu, strategi dan panduan kami terfokus pada pertahanan udara teritorial. Kini, kami mengalihkan perhatian untuk mengasah kemampuan kami dalam hal proyeksi strategis jangka panjang dan serangan jarak jauh,” kata Laihang di situs militer tersebut, seperti dilansir Russia Today, semalam (6/9/2017).
“Angkatan Udara (China) akan terus melakukan pelatihan (tembakan rudal) jarak jauh dan bukan sekadar kekuatan strategis,” imbuh dia.
Rudal yang ditembak jatuh menimbulkan ledakan eksplosif di dekat perbatasan kedua negara. Militer China mengklaim, latihan tembak di dekat Semenanjung Korea sebagai latihan untuk mempertahankan diri dari serangan pre-emptive (mendadak) yang mungkin muncul dari tetanggany di tengah situasi yang tidak menentu.
Militer Beijing dalam situs resminya mengumumkan bahwa sebuah batalion pertahanan udara dan brigade rudal China melakukan latihan tembak di kawasan Teluk Bohai di China timur pada hari Selasa.
Pamer kekuatan itu mengandalkan sistem rudal pertahanan udara HQ-6. Sistem pertahanan tersebut diklaim berhasil menembak jatuh rudal target di laut dan udara dalam sebuah simulasi.
Latihan digelar tak lama setelah komandan baru Angkatan Udara China, Letnan Jenderal Ding Laihang mengatakan bahwa tentaranya akan terus berubah dari sebuah unit pertahanan teritorial menjadi sebuah armada yang diperluas yang dapat melindungi kepentingan nasional di manapun di dunia.
”Di masa lalu, strategi dan panduan kami terfokus pada pertahanan udara teritorial. Kini, kami mengalihkan perhatian untuk mengasah kemampuan kami dalam hal proyeksi strategis jangka panjang dan serangan jarak jauh,” kata Laihang di situs militer tersebut, seperti dilansir Russia Today, semalam (6/9/2017).
“Angkatan Udara (China) akan terus melakukan pelatihan (tembakan rudal) jarak jauh dan bukan sekadar kekuatan strategis,” imbuh dia.
Credit sindonews.com