NEW YORK
- Pemerintah Prancis mengatakan bahwa mereka sangat prihatin dengan uji
tembak rudal balistik terbaru Iran. Paris meminta Sekretaris Jenderal
PBB Antonio Guterres untuk menyampaikan laporan penuh terkait peluncuran
senjata Teheran tersebut.
”Prancis meminta agar Iran menghentikan semua aktivitas yang mendestabilisasi kawasan tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Agnes Romatet-Espagne dalam sebuah pernyataan.
”(Prancis) akan mempertimbangkan dengan mitranya, terutama Eropa, untuk membuat Iran menghentikan kegiatan (rudal) balistik yang mendestabilisasi,” lanjut diplomat Prancis itu, seperti dikutip Reuters, Minggu (24/9/2017).
Sebagian besar sanksi PBB terhadap Teheran telah dicabut 18 bulan yang lalu di bawah kesepakatan nuklir yang dibuat antara Iran dan enam kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, China, Prancis dan Jerman). Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya.
Teheran masih tunduk pada embargo senjata dan pembatasan lainnya, yang secara teknis bukan merupakan bagian dari kesepakatan nuklir.
Guterres melaporkan setiap enam bulan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai pelaksanaan sanksi dan pembatasan yang tersisa terhadap Iran.
Seperti diberitakan sebelumnya, Iran telah menguji coba rudal balistik jarak menengah Khoramshahr. Rudal yang memiliki jarak tempuh 2.000 km itu mampu menjangkau Israel.
Pengumuman keberhasilan uji coba rudal Teheran itu disiarkan stasiun televisi negara pada hari Sabtu. ”Anda melihat gambar tentang uji coba rudal balistik Khorramshahr dengan jarak tembak sejauh 2.000 km, rudal terbaru negara kita," kata penyiar televisi pemerintah.
Penyiar televisi itu tidak merinci tanggal uji coba senjata tersebut, namun Kepala Dirgantara Garda Revolusi Jenderal Amir Ali Hajizadeh seperti dilansir IRNA, mengatakan bahwa tes rudal berlangsung hari Jumat.
“Rudal Khoramshahr memiliki jarak tempuh 2.000 kilometer (1.250 mil) dan dapat membawa beberapa hulu ledak,” katanya.
”Prancis meminta agar Iran menghentikan semua aktivitas yang mendestabilisasi kawasan tersebut,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Agnes Romatet-Espagne dalam sebuah pernyataan.
”(Prancis) akan mempertimbangkan dengan mitranya, terutama Eropa, untuk membuat Iran menghentikan kegiatan (rudal) balistik yang mendestabilisasi,” lanjut diplomat Prancis itu, seperti dikutip Reuters, Minggu (24/9/2017).
Sebagian besar sanksi PBB terhadap Teheran telah dicabut 18 bulan yang lalu di bawah kesepakatan nuklir yang dibuat antara Iran dan enam kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, China, Prancis dan Jerman). Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya.
Teheran masih tunduk pada embargo senjata dan pembatasan lainnya, yang secara teknis bukan merupakan bagian dari kesepakatan nuklir.
Guterres melaporkan setiap enam bulan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai pelaksanaan sanksi dan pembatasan yang tersisa terhadap Iran.
Seperti diberitakan sebelumnya, Iran telah menguji coba rudal balistik jarak menengah Khoramshahr. Rudal yang memiliki jarak tempuh 2.000 km itu mampu menjangkau Israel.
Pengumuman keberhasilan uji coba rudal Teheran itu disiarkan stasiun televisi negara pada hari Sabtu. ”Anda melihat gambar tentang uji coba rudal balistik Khorramshahr dengan jarak tembak sejauh 2.000 km, rudal terbaru negara kita," kata penyiar televisi pemerintah.
Penyiar televisi itu tidak merinci tanggal uji coba senjata tersebut, namun Kepala Dirgantara Garda Revolusi Jenderal Amir Ali Hajizadeh seperti dilansir IRNA, mengatakan bahwa tes rudal berlangsung hari Jumat.
“Rudal Khoramshahr memiliki jarak tempuh 2.000 kilometer (1.250 mil) dan dapat membawa beberapa hulu ledak,” katanya.
Credit sindonews.com