CB, Bandung - Museum Sri Baduga Bandung menerima sebuah patung kepala naga berbelalai gajah dari warga di kaki Gunung Lalakon, Kecamatan Cipatik, Kabupaten Bandung. Bagian perutnya berbalut ornamen gelang dengan hiasan batu yang diduga seperti permata.
Kepala Museum Sri Baduga Esther Miori Dewayani mengatakan, awalnya beberapa warga datang ke kantor pertengahan Agustus lalu. Mereka melaporkan temuan sambil menunjukkan foto-foto patung. "Kami tindak lanjuti ke lokasi akhir Agustus lalu," kata Esther, Rabu, 20 September 2017.
Tim arkeologi museum bergerak ke lokasi dan menemui warga penemu patung. Benda itu diserahkan ke petugas, kata Esther, dalam kondisi telah dibersihkan warga. Museum menyimpannya untuk kemudian diserahkanke Balai Arkeologi Bandung pekan depan untuk diteliti lebih lanjut. "Perlu dipastikan asli tidaknya, serta umur benda tersebut," ujar Esther.
Benda seberat 25 kilogram sepanjang 115 sentimeter tersebut diduga terbuat dari bahan terakota atau gerabah. Bagian kepala dan ekor yang bersisik berbahan batu dengan campuran gipsum pada bagian badan. "Diperkirakan benda ini peninggalan abad ke-14 hingga 15 Masehi pra-Islam," kata Esther.
Menurut Esther, benda itu peninggalan masa Hindu-Budha. Fungsinya sebagai penanda ke tempat sakral seperti makam. "Kalau soal penggalian, itu menjadi tugas dan wewenang pemerintah daerah," ujarnya.
Credit tempo.co
Arkeolog akan Cek Keaslian Patung Kepala Naga di Bandung
CB, Bandung - Temuan patung kepala naga aneh dari Gunung Lalakon, Kabupaten Bandung, menyita perhatian Balai Arkeologi Bandung. Pihak Museum Sri Baduga yang kini menyimpannya, akan memeriksakan patung tersebut ke Balai Arkeologi pekan depan. Keaslian dan asal-usul patung tersebut sejauh ini masih misterius.
Peneliti Utama di Balai Arkeologi Bandung Lufi Yondri mengatakan, ahli arkeologi akan memastikan minimal dua hal. Pertama soal keaslian patung, kedua tentang umur patung tersebut.
"Keaslian patung bisa dilihat seperti dari material yang digunakan, teknologi pembuatannya, gaya atau seni hias yang dipakai," katanya saat dihubungi Rabu, 20 September 2017.
Lokasi penemuan juga bisa menjadi petunjuk. Patung yang kabarnya ditemukan tergeletak di atas tanah itu, bisa berasal dari lokasi
temuan atau ditinggalkan oleh seseorang. "Dalam waktu seminggu hasilnya sudah bisa diperoleh," ujarnya.
Pihak Balai Arkeologi belum bisa memperkirakan patung berwujud seperti ular berkepala naga dan berbelalai seperti gajah itu sebagai artefak asli. Mulutnya yang terbuka menampakkan deretan gigi dan lidahnya. Pada bagian perut berbalut ornamen gelang dengan hiasan batu yang diduga seperti permata.
Benda itu diserahkan ke petugas, kata Esther, dalam kondisi telah dibersihkan warga pada akhir Agustus lalu. Pihak museum menduga benda seberat 25 kilogram sepanjang 115 sentimeter itu terbuat dari bahan terakota atau gerabah. Bagian kepala dan ekor yang bersisik berbahan batu dengan campuran gipsum pada bagian badan.
"Diperkirakan benda ini peninggalan abad ke-14 hingga 15 Masehi pra Islam," kata Esther.
Menurut dia, diperkirakan juga patung kepala naga berbebelalai gajah itu peninggalan masa Hindu-Budha. Fungsinya sebagai penanda ke tempat sakral seperti makam.
Credit tempo.co