SEOUL
- Pakar terkemuka Korea Utara (Korut) Andrei Lankov menyatakan, tidak
ada cara untuk menghentikan rezim Kim Jong-un serta program nuklir dan
rudalnya. Menurutnya, rezim Pyongyang berambisi menghancurkan beberapa
kota di Amerika Serikat (AS) dengan rudalnya.
”Tidak ada cara untuk menghentikan rezim Kim Jong-un serta program rudal dan nuklirnya,” kata Lankov, pakar Pyongyang yang berbasis di Seoul. Komentar ini muncul kemarin, sesaat setelah Korut mengancam akan menenggelamkan Jepang dengan bom nuklir dan membuat sebagian wilayah AS menjadi abu.
Sehari setelah ancaman Pyongyang terlontar, hari ini (15/9/2017), Korut menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang. Peluncuran dengan jalur ini mengulang tembakan rudal serupa pada 29 Agustus lalu.
Lankov mengatakan kepada Fox News bahwa Kim Jong Un mempercepat program rudal dan nuklirnya jauh lebih cepat dari perkiraan siapa pun.
”Mereka ingin mendapatkan sejumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menghancurkan sejumlah besar kota di Amerika,” kata Lankov.
Pakar tersebut menyatakan keraguannya tentang upaya mengekang Korea Utara dalam mencapai tujuan militernya. Sebaliknya, jika penggunaan kekuatan militer sebagai cara menghentikan rezim Kim Jong-un, itu akan membuat semenanjung Korea menjadi medan perang.
Dia mengatakan sanksi dan diplomasi regional juga tidak akan berhasil.
”Saya tidak bisa berpikir bahwa sayangnya tidak ada cara untuk menghentikan mereka,” ujar Lankov. ”Tidak mungkin penggunaan kekuatan militer, itu akan menghasilkan perang Korea kedua. Itu akan menjadi bencana yang mutlak,” paparnya.
“Mereka tidak ingin berbicara tentang denuklirisasi, mereka dapat berbicara tentang pembekuan nuklir dengan imbalan konsesi ekonomi dan politik,” imbuh Lankov.
”Tidak ada cara untuk menghentikan rezim Kim Jong-un serta program rudal dan nuklirnya,” kata Lankov, pakar Pyongyang yang berbasis di Seoul. Komentar ini muncul kemarin, sesaat setelah Korut mengancam akan menenggelamkan Jepang dengan bom nuklir dan membuat sebagian wilayah AS menjadi abu.
Sehari setelah ancaman Pyongyang terlontar, hari ini (15/9/2017), Korut menembakkan rudal balistik jarak menengah (IRBM) yang menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang. Peluncuran dengan jalur ini mengulang tembakan rudal serupa pada 29 Agustus lalu.
Lankov mengatakan kepada Fox News bahwa Kim Jong Un mempercepat program rudal dan nuklirnya jauh lebih cepat dari perkiraan siapa pun.
”Mereka ingin mendapatkan sejumlah rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menghancurkan sejumlah besar kota di Amerika,” kata Lankov.
Pakar tersebut menyatakan keraguannya tentang upaya mengekang Korea Utara dalam mencapai tujuan militernya. Sebaliknya, jika penggunaan kekuatan militer sebagai cara menghentikan rezim Kim Jong-un, itu akan membuat semenanjung Korea menjadi medan perang.
Dia mengatakan sanksi dan diplomasi regional juga tidak akan berhasil.
”Saya tidak bisa berpikir bahwa sayangnya tidak ada cara untuk menghentikan mereka,” ujar Lankov. ”Tidak mungkin penggunaan kekuatan militer, itu akan menghasilkan perang Korea kedua. Itu akan menjadi bencana yang mutlak,” paparnya.
“Mereka tidak ingin berbicara tentang denuklirisasi, mereka dapat berbicara tentang pembekuan nuklir dengan imbalan konsesi ekonomi dan politik,” imbuh Lankov.
Kendati demikian, dia yakin Kim Jong-un merupakan sosok yang rasional yang tahu bahwa perang dengan AS akan mengakhiri rezimnya.
”Ini mengkhawatirkan, ada kemungkinan kesalahan, kesalahpahaman, kebodohan, hanya nasib buruk,” papar Lankov.
Sementara itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, sepakat bahwa sanksi ketat sebagai solusi untuk mengatasi rezim Korut. Dia mengutuk keras peluncuran rudal Pyongyang yang kembali menerobos wilayah udara Hokkaido, Jepang.
”Tidak ada yang ingin melihat perang di semenanjung Korea. Jika Kim Jong-un memulai perang, untuk menyerang AS atau salah satu sekutunya, dia akan menandatangani sebuah catatan bunuh diri yang akan menjadi akhir pemerintahannya, dan ribuan orang akan mati,” papar pemimpin Australia ini.
”Ini akan menjadi malapetaka,” tegas Turnbull.“Peluncuran (rudal) tersebut sembrono dan kriminal.”
Credit sindonews.com