YANGON
- Myanmar dilaporkan telah menolak semua bantuan yang diberikan PBB dan
akan dikirimkan Rakhine. Alasan Myanmar menolak bantuan dari seluruh
badan PBB itu dikarenakan masalah keamanan.
Penolakan ini dibenarkan oleh perwakilan PBB di Myanmar. Perwakilan PBB mengatakan, mereka telah meminta izin kepada pemerintah Myanmar, namun hal itu ditolak dengan alasan situasi keamanan yang masih belum kondusif.
"Situasi keamanan dan pembatasan kunjungan lapangan pemerintah membuat kami tidak dapat memberikan bantuan. PBB berada dalam kontak dekat dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa operasi kemanusiaan dapat dilanjutkan sesegera mungkin," kata perwakilan PBB, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/9).
Sementara itu, ditengah kekerasan yang terus meningkat di Rakhine, dunia internasional terus memberikan tekanan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Salah satu pihak yang mendesak Suu Kyi soal Rakhine adalah aktivis muda HAM, Malala Yousafza.
Gadis Pakistan yang nyaris tewas setelah kepalanya ditembak milisi Taliban itu meminta Suu Kyi untuk mengutuk kekerasan terhadap warga Rohingya. Komentar Malala disampaikan di Twitter setelah krisis kemanusiaan di Rakhine jadi sorotan dunia.
Malala mengatakan , ia telah patah hati oleh laporan bahwa anak-anak muda dibunuh pasukan keamanan Myanmar. Dia pun mendesak pemerintah negara itu memberikan status kewarganegaraan kepada etnis Rohingya.
Selain Malala, Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson, sebelumnya juga mengirim pesan kepada Suu Kyi yang dianggap sebagai ikon demokrasi Myanmar.
“Aung San Suu Kyi benar dianggap sebagai salah satu tokoh paling mengasyikkan di zaman kita, namun perlakuan Rohingya sangat menodai reputasi Burma,” ujar Johnson yang menggunakan nama lain dari Myanmar.
Penolakan ini dibenarkan oleh perwakilan PBB di Myanmar. Perwakilan PBB mengatakan, mereka telah meminta izin kepada pemerintah Myanmar, namun hal itu ditolak dengan alasan situasi keamanan yang masih belum kondusif.
"Situasi keamanan dan pembatasan kunjungan lapangan pemerintah membuat kami tidak dapat memberikan bantuan. PBB berada dalam kontak dekat dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa operasi kemanusiaan dapat dilanjutkan sesegera mungkin," kata perwakilan PBB, seperti dilansir Sputnik pada Senin (4/9).
Sementara itu, ditengah kekerasan yang terus meningkat di Rakhine, dunia internasional terus memberikan tekanan kepada pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Salah satu pihak yang mendesak Suu Kyi soal Rakhine adalah aktivis muda HAM, Malala Yousafza.
Gadis Pakistan yang nyaris tewas setelah kepalanya ditembak milisi Taliban itu meminta Suu Kyi untuk mengutuk kekerasan terhadap warga Rohingya. Komentar Malala disampaikan di Twitter setelah krisis kemanusiaan di Rakhine jadi sorotan dunia.
Malala mengatakan , ia telah patah hati oleh laporan bahwa anak-anak muda dibunuh pasukan keamanan Myanmar. Dia pun mendesak pemerintah negara itu memberikan status kewarganegaraan kepada etnis Rohingya.
Selain Malala, Menteri Luar Negeri Inggris Borish Johnson, sebelumnya juga mengirim pesan kepada Suu Kyi yang dianggap sebagai ikon demokrasi Myanmar.
“Aung San Suu Kyi benar dianggap sebagai salah satu tokoh paling mengasyikkan di zaman kita, namun perlakuan Rohingya sangat menodai reputasi Burma,” ujar Johnson yang menggunakan nama lain dari Myanmar.
Credit sindonews.com