Bangladesh meyakini aparat Myanmar menanam ranjau di sepanjang pagar berduri di perbatasan kedua negara. (REUTERS/Soe Zeya Tun)
Jakarta, CB --
Bangladesh melontarkan protes kepada Myanmar karena diduga menanam
ranjau di sepanjang perbatasan untuk mencegah Muslim Rohingya yang
berniat kembali ke negaranya.
"Ya," ujar Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque, ketika diminta konfirmasi mengenai protes tersebut. Namun, ia tidak mengelaborasi lebih lanjut.
Tiga sumber pemerintah yang dikonfirmasi Reuters juga mengatakan Bangladesh telah mengirimkan sebuah surat protes kepada Myanmar yang menganggap pemerintahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi itu telah melanggar norma internasional.
"Bangladesh telah mengungkapkan kekhawatirannya kepada Myanmar soal sejumlah ledakan yang terjadi sangat dekat dengan perbatasan," ucap seorang sumber dari Bangladesh pada Kamis (7/9).
Protes ini disampaikan karena kekhawatiran lonjakan pengungsi Rohingya ke Bangladesh untuk melarikan diri dari krisis kemanusiaan yang terjadi Rakhine, Myanmar.
"Ya," ujar Menteri Luar Negeri Bangladesh, Shahidul Haque, ketika diminta konfirmasi mengenai protes tersebut. Namun, ia tidak mengelaborasi lebih lanjut.
Tiga sumber pemerintah yang dikonfirmasi Reuters juga mengatakan Bangladesh telah mengirimkan sebuah surat protes kepada Myanmar yang menganggap pemerintahan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi itu telah melanggar norma internasional.
"Bangladesh telah mengungkapkan kekhawatirannya kepada Myanmar soal sejumlah ledakan yang terjadi sangat dekat dengan perbatasan," ucap seorang sumber dari Bangladesh pada Kamis (7/9).
Protes ini disampaikan karena kekhawatiran lonjakan pengungsi Rohingya ke Bangladesh untuk melarikan diri dari krisis kemanusiaan yang terjadi Rakhine, Myanmar.
Kekhawatiran ini muncul setelah dua sumber lain dari Bangladesh meyakini pasukan keamanan Myanmar menanam ranjau di sepanjang pagar berduri yang terletak di perbatasan kedua negara.
Kedua sumber tersebut mengaku mengetahui penempatan ranjau itu melalui bukti fotografi dan dari sejumlah informan lainnya.
"Pasukan kami juga melihat tiga sampai empat kelompok petugas yang bekerja meletakan sesuatu ke dalam tanah di dekat pagar berduri. Kami kemudian mengonfirmasi hal itu melalui kepada informan yang membenarkan bahwa mereka [Myanmar] menempatkan ranjau," katanya.
Meski begitu, sumber tersebut tidak menjelaskan lebih lanjut kelompok tersebut berseragam dan merupakan aparat keamanan Myanmar atau bukan.
Sebelumnya, seorang petugas perbatasan Bangladesh, Hassan Khan, juga mengatakan empat ledakan sempat terdengar sejak awal pekan ini di perbatasan Myanmar.
Seorang
anak laki-laki bahkan dilaporkan kehilangan kaki kirinya setelah
terkena ledakan di perbatasan. Anak itu akhirnya dibawa ke Bangladesh
untuk mendapat perawatan medis.
Sementara itu, seorang pengungsi Rohingya sempat mendatangi tempat terjadinya ledakan di perbatasan dan merekam keadaan sekitar. Videonya menunjukkan adanya logam-logam berdiameter 10 sentimeter tertanam di tanah sekitar tempat itu.
Dua pengungsi Rohingya lainnya juga mengaku melihat tentara Myanmar di lokasi tersebut pada malam hari sebelum ledakan-ledakan itu terjadi.
Hal tersebut menambah spekulasi bahwa Myanmar memang menggunakan ranjau untuk membendung pergerakan orang yang ingin memasuki wilayahnya, khususnya etnis Rohingya.
Meski begitu, Reuters belum bisa memverifikasi secara independen mengenai laporan ranjau tersebut dan kaitan langsungnya dengan aparat Myanmar.
Myanmar pun hingga kini belum memberikan komentar perihal dugaan penggunaan ranjau oleh aparatnya tersebut.
Sementara itu, seorang pengungsi Rohingya sempat mendatangi tempat terjadinya ledakan di perbatasan dan merekam keadaan sekitar. Videonya menunjukkan adanya logam-logam berdiameter 10 sentimeter tertanam di tanah sekitar tempat itu.
Dua pengungsi Rohingya lainnya juga mengaku melihat tentara Myanmar di lokasi tersebut pada malam hari sebelum ledakan-ledakan itu terjadi.
Hal tersebut menambah spekulasi bahwa Myanmar memang menggunakan ranjau untuk membendung pergerakan orang yang ingin memasuki wilayahnya, khususnya etnis Rohingya.
Meski begitu, Reuters belum bisa memverifikasi secara independen mengenai laporan ranjau tersebut dan kaitan langsungnya dengan aparat Myanmar.
Myanmar pun hingga kini belum memberikan komentar perihal dugaan penggunaan ranjau oleh aparatnya tersebut.
Credit cnnindonesia.com