Senin, 18 September 2017

AS Bilang Korut Akan Hancur kecuali Serahkan Senjata Nuklir




AS Bilang Korut Akan Hancur kecuali Serahkan Senjata Nuklir
Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Foto/REUTERS/Carlos Barria


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korea Utara (Korut) untuk menyerahkan program rudal dan senjata nuklirnya serta berhenti mengancam Washington atau akan menghadapi kehancuran.

Peringatan tersebut muncul hari Minggu atau sehari setelah pemimpin Korut Kim Jong-un bersumpah bahwa negaranya akan mencapai tujuan dari program senjata nuklirnya. Tujuan yang dimaksud adalah keseimbangan kekuatan militer Pyongyang  dengan Washington.

Peringatan AS disampaikan Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, HR McMaster. ”Kim harus menyerahkan senjata nuklirnya karena presiden telah mengatakan bahwa dia tidak akan mentoleransi rezim ini, yang mengancam Amerika Serikat dan warga negara kita dengan senjata nuklir,” kata McMaster.

Ditanya apakah itu berarti Trump akan meluncurkan serangan militer, McMaster mengatakan; ”Dia sudah sangat jelas tentang itu, bahwa semua opsi ada di meja.”

Kim Jong-un telah mengancam Guam, sebuah wilayah AS di Pasifik, dan telah menembakkan dua rudal yang melewati wilayah udara  Jepang—sekutu AS di Asia—termasuk satu rudal yang diluncurkan pada hari Jumat lalu.
 

Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley mengatakan bahwa Korut mulai merasakan keadaan darurat. Haley juga memperingatkan soal tanggapan AS lebih keras di masa depan. Menurutnya, Dewan Keamanan PBB benar-benar kelelahan dengan semua pilihan untuk mengatasi rezim Kim Jong-un.

Haley mengaku akan dengan senang hati menyerahkan masalah ini kepada Menteri Pertahanan James Norman Mattis. ”Karena dia memiliki banyak opsi militer,” ujarnya.

Haley melanjutkan, Presiden Trump bukan mengumbar ancaman kosong. ”Jika Korut terus melakukan perilaku sembrono ini, jika AS harus membela diri atau mempertahankan sekutunya dengan cara apa pun, Korut akan hancur dan kita semua tahu itu dan tidak ada yang menginginkan hal itu,” imbuh Haley.

”Kita tidak ada yang menginginkan perang, tapi kita juga harus melihat kenyataan bahwa Anda berurusan dengan seseorang yang ceroboh, tidak bertanggung jawab dan terus memberi ancaman tidak hanya kepada Amerika Serikat, tapi juga untuk semua sekutunya, jadi ada sesuatu yang berbeda yang harus dilakukan,” papar Haley, seperti dikutip Reuters, Senin (18/9/2017). 






Credit  sindonews.com