Kamis, 14 September 2017

Arus Laut Bisa Disulap Jadi Listrik, Ini Alatnya


Arus Laut Bisa Disulap Jadi Listrik, Ini Alatnya
Foto: Hendra Kusuma




Jakarta - Pemerintah berupaya mendorong pengembangan energi baru terbarukan (EBT) sebagai sumber listrik di Indonesia. Salah satu sumber energi terbarukan yang dimanfaatkan adalah arus laut.

Salah satu perusahaan swasta yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus laut adalah MPS, perusahaan konsorsium dari Sabella, PT Meindo Elang Indah, dan PT Prima Langkah Pratama.

"Jadi pembangkit listrik arus laut itu secara prinsip sama dengan pembangkit tenaga angin, bedanya yang menggerakkan turbinnya ini arus laut," kata Mechanical Engineer MPS, Manunggal, saat berbincang dengan detikFinance, Jakarta, Rabu (13/9/2017).

Arus Laut Bisa Disulap Jadi Listrik, Ini AlatnyaFoto: Hendra Kusuma

Manunggal menyebutkan, saat ini perusahaan tempat ia mengabdi memproduksi pembangkit listrik tenaga arus laut dengan tinggi 17 meter, berat 400 tons, rotor diameter 10 meter dengan maksimal kapasitas 1 Megawatt (MW).

Pembangunan pembangkit listrik tenaga arus laut ini idealnya pada lokasi selat, atau lokasi-lokasi yang memiliki arus laut tinggi.

"Pada dasarnya yang lokasi arusnya 2-4 meter per detik, karena dia bisa berproduksi mulai dari setengah meter per detik," ungkap dia.

Dia mengungkapkan, salah satu lokasi yang sudah memasang pembangkit listrik tenaga arus laut adalah Selat Unshant di Perancis. Selat tersebut memiliki arus laut yang cukup baik sehingga mampu menghidupkan pembangkit listrik arus laut kapasitas 1 MW.

"Listrik yang dihasilkan itu nanti masuk ke jaringan PLN lokal di Perancis, setelah itu disalurkan ke rumah-rumah masyarakat, di sini (Indonesia) juga bisa seperti itu," ujar dia.

Biaya investasi satu pembangkit arus laut dengan kapasitas 1 MW memang cukup tinggi dibandingkan dengan pembangkit yang memanfaatkan bahan bakar fosil.

Namun, dirinya memastikan jika diukur secara jangka panjang maka pembangkit yang memanfaatkan energi arus laut lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik energi fosil.

"Misalnya investasi arus laut itu Rp 1 juta sedangkan diesel itu Rp 200 ribu, tapi diesel itu kan butuh bahan bakar dan ada cost tambahan, jika dihitung selama 20 tahun ke depan maka lebih murah arus laut," tukas dia.




Credit  finance.detik.com