Kamis, 01 Desember 2016

Membaca Sinyal Protes China kepada Singapura


 
Membaca Sinyal Protes China kepada Singapura China melayangkan protes terbuka kepada Singapura atas kedekatan militernya dengan Taiwan. (Reuters/Jason Lee)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah China melayangkan protes terbuka kepada Singapura atas perlintasan tank pembawa personel dari Taiwan melalui Hong Kong. Di balik protes ini, ada beberapa hal yang menjadi catatan.

Dosen Ilmu Politik Hong Kong Lingnan University, Zhang Baohui, mengatakan Singapura sempat punya hubungan pertahanan yang kuat dengan Taiwan. Bahkan, negara yang berada di Selat Malaka itu kerap berlatih di Taiwan karena kekurangan lahan.

"Saya rasa belum pernah sebelumnya China melontarkan protes terbuka untuk hal seperti ini kepada Singapura," kata Baohui sebagaimana dikutip CNN, Selasa (29/11). "Saya pikir permasalahan sesungguhnya di sini adalah China beranggapan Singapura sok menjadi sekutu Amerika Serikat."

Namun belakangan, Singapura memperkuat hubungan militer dengan negeri Paman Sam sehingga menyulitkan posisi mereka dalam sengketa Laut China Selatan. Langkah ini diambil untuk mendorong China mematuhi putusan pengadilan internasional yang menyatakan klaim mereka atas perairan tersebut tidak sah.

"Dalam konteks hubungan yang semakin buruk, bisa jadi protes ini adalah strategi China untuk memberi Singapura peringatan dan menunjukkan ketidaksenangannya," kata Baohui.

Kementerian Pertahanan Taiwan menolak untuk berkomentar dan hanya mengatakan tank tersebut bukan miliknya. Sementara otoritas Hong Kong sama sekali belum memberikan tanggapan.
"China beranggapan Singapura sok menjadi sekutu Amerika Serikat." Zhang Baohui

Selama ini, Singapura selalu menjadi mediator antara China dan Taiwan sejak terpecah pada 1949 silam hingga pemimpin kedua negara akhirnya bertemu, tahun lalu.

Sementara itu, China juga menilai Singapura sebagai panutan, terutama ketika dipimpin oleh Lee Kuan Yew. Visinya disebut-sebut menginspirasi kebangkitan perekonomian China belakangan ini.

Walau demikian, Dosen Asisten di Hong Kong University, Yvonne Chiu, mengakui bahwa hubungan kedua negara memburuk.

"Singapura bangga akan peraturan hukum dan posisinya di komunitas internasional. Hal ini merumitkan kepentingan China dan apa yang terjadi di lingkup pengaruhnya," kata Chiu.

Selain itu, dia juga mengatakan Beijing sangat mungkin mengirimkan sinyal peringatan bagi Presiden baru Taiwan, Tsai Ing-wen, yang berasal dari partai pro-kemerdekaan.

Tsai saat ini mencoba untuk mengurangi ketergantungan perekonomian negaranya terhadap China dan meningkatkan hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara. Singapura adalah satu-satunya negara yang telah menyepakati perjanjian perdagangan dengan Taiwan.

"Sepertinya Beijing mulai merasa perlu bertindak tegas," kata Chiu.

Singapura, Teman Musuh China

Sementara itu, Singapura terus berupaya untuk mendapatkan kembali sembilan tank yang disita di Hong Kong. Tank tersebut baru digunakan untuk pelatihan militer di Taiwan.

Singapura menyatakan kendaraan-kendaraan tersebut digunakan dalam "latihan rutin luar negeri dan dikirimkan kembali melalui jalur komersial, seperti sebelumnya.

Kementerian Pertahanan Singapura menyatakan perjalanan tank itu hanya tertunda karena inspeksi rutin yang dilakukan otoritas Hong Kong.

Sementara media lokal menyiratkan penyitaan atas keinginan Beijing.

"China menentang negara mana pun yang berhubungan diplomatis lewat pertukaran resmi apa pun, termasuk militer, dan bekerja sama dengan Taiwan. Kami mengimbau Singapura untuk menepati janji pada prinsip Satu China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang.

Belakangan, tim dari Angkatan Bersenjata Singapura diperbolehkan mengecek keadaan tank-tank tersebut. Namun, China kemudian menyegelnya kembali.




Credit  CNN Indonesia