Rabu, 18 Februari 2015

Separatis Berulah, Ukraina Enggan Tarik Persenjataan Berat


Seorang pria menaiki tank baja di Tonenke, sekitar lima kilometer dari bandara Donetsk, Ukraina - AFP / Oleksandr Stashevskiy
Seorang pria menaiki tank baja di Tonenke, sekitar lima kilometer dari bandara Donetsk, Ukraina - AFP / Oleksandr Stashevskiy


CB, Kiev: Gencatan senjata terbaru di wilayah timur Ukraina berisiko gagal saat memasuki hari kedua, Senin (16/2/2015). Pasukan Ukraina menolak menarik mundur persenjataan berat.

"Kami belum bisa menarik persenjataan berat dari garis depan karena terus terjadinya serangan dari separatis pro Rusia," kata juru bicara militer Ukraina, Vladyslav Seleznyov, pada AFP.

Penarikan tank baja, artileri dan peluncur roket seharusnya sudah dilakukan sejak Senin dini hari. Walau intensitas pertempuran sudah jauh lebih berkurang, serangan mortir masih terjadi, terutama di sekitar kota Debaltseve.

Debaltseve masih diwarnai pertempuran, karena kota ini merupakan titik strategis bagi kedua kubu.

Suara mortir juga masih terdengar di Luhansk. Prajurit Ukraina yang bertugas di sana mengaku sempat merasakan keheningan pada malam hari. Namun menjelang pagi, suara mortir kembali terdengar.

Seorang pria lanjut usia dan satu perempuan meninggal dunia terkena misil tipe Grad di kota Popasna, Lugansk. Menurut Wali Kota Popasna Gennadiy Moskal, peristiwa terjadi sekitar 20 menit setelah gencatan senjata mulai diberlakukan pada dini hari.

Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengingatkan akan adanya konsekuensi fatal jika perjanjian gencatan senjata ini berakhir gagal.

"Jika kita gagal dalam usaha ini, semua pihak yang terlibat akan membayar harga yang mahal," ujar Steinmeier, dalam kunjungannya di Lima, Peru.


Credit  Metrotvnews.com