Jumat, 13 Februari 2015

Presiden Putin Setuju Gencatan Senjata di Ukraina


Presiden Putin Setuju Gencatan Senjata di Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin bersalaman dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko jelang pertemuan dengan Presiden Prancis Francois Hollande dan Kanselir Jerman Angela Merkel di Minsk, Belarusia, 11 Februari 2015. AP/BelTA, Andrei Stasevich


CB, Minsk - Setelah 17 jam berunding, para pemimpin Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman akhirnya mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata pada wilayah konflik Ukraina. Perundingan maraton itu dilakukan di ibu kota Belarusia, Minsk, pada Rabu waktu setempat atau Kamis, 12 Februari 2015.

Dalam konferensi pers setelah perundingan itu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan gencatan senjata akan berlaku mulai Ahad nanti. Tapi, dia memberi sinyal bahwa sejumlah masalah masih belum terpecahkan, termasuk lokasi perbatasan Ukraina-Rusia, hak pribumi Rusia di wilayah timur Ukraina serta penarikan pasukan dan senjata berat.

"Hal berikutnya yang saya yakin sangat penting adalah penarikan senjata berat... dan penarikan milisi Donbass," kata Putin.

Beberapa jam sebelumnya Ukraina sempat pesimistis bahwa gencatan senjata akan bisa tercapai pada pertemuan itu. Menurut Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Rusia memaksakan sikap yang tidak bisa diterima. "Ada beberapa kondisi yang tak bisa diterima," katanya. Tapi, "Selalu ada harapan," Poroshenko mengenai perundingan untuk mengakhiri konflik internal di negerinya itu, yang selama sepuluh bulan telah memakan korban lebih dari 5.300 orang.

"Kami tidak berhenti berbicara, sebagaimana yang Anda lihat. Situasinya memang sulit. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande masih menaruh harapan besar, tetapi bagi kami situasinya benar-benar sulit."

Sementara perundingan di Minsk berjalan, pejabat Ukraina menjelaskan, sedikitnya sembilan orang tewas dan 35 lainnya cedera dalam adu senjata gres di sebelah timur Ukraina. "Korban tewas itu akibat tembakan senjata berat dan bentrok antara dua serdadu Ukraina. Sebanyak 21 korban lainnya cedera," ujar juru bicara militer Ukraina.

Pemberontak yang menguasai Donetsk mengatakan, tujuh orang terbunuh dan 14 lainnya cedera. "Pada malam 11 dan 12 Februari 2015 terjadi ketegangan di Donetsk," ucap mereka. "Ada ledakan dahsyat dan rentetan tembakan yang terdengar bertalu-talu."




Credit  TEMPO.CO