Selasa, 06 Januari 2015

Mayoritas Warga Ingin Australia Netral dalam Sengketa Laut China Timur


Beijing dan Tokyo telah lama terlibat dalam pertempuran sengit atas kepemilikan gugusan pulau yang diperebutkan, yang dikenal sebagai Pulau Diaoyu di China dan Senkaku di Jepang.

Australia memiliki aliansi militer lama dengan sekutu dekat Jepang, Amerika Serikat yang bisa saja terseret dalam sengketa kedua negara tersebut.

Namun sebuah jajak pendapat terbaru yang diselenggarakan oleh Institut Hubungan Australia-China di Universitas Teknologi Sydney (UTS) menunjukan 71% warga Australia ternyata menginginkan negaranya bersikap netral jika sengketa tersebut meningkat.
"Jajak pendapat ini memastikan kalau warga Australia menginginkan negaranya tetap bersikap netral," kata mantan Menteri Luar Negeri, Bob Carr yang menjadi Direktur dari lembaga perumus kebijakan independen tersebut.
Ketika ditanya apa yang harus dilakukan oleh Australia jika pecah konflik terbuka antara Jepang dan China dalam memperebutkan pulau tersebut, sebanyak 15% warg Australia mengatakan mereka meminta Australia mendukung aliansi Jepang dan AS.
Sementara 4 persen warga lainnya mengatakan Australia harus mendukung China dan hanya 9% saja yang menyatakan tidak tahu harus bersikap apa. Jajak pendapat ini dilakukan dengan melibatkan 1000 orang koresponden.
Dan jika Presiden AS menelpon dan meminta PM Tony Abbott bergabung mendukung Jepang, 68 persen warga Australia dalam jajak pendapat itu menyatakan negaranya harus menyatakan kalau mereka bersikap netral dalam konflik sengketa perbatasan ini dan tidak mengirimkan kekuatan militernya.
Hanya 14 persen warga yang menyatakan pasukan Australia harus bergabung dengan aliansi Jepang dan AS jika perang terjadi, sedangkan 17 persen warga lainnya tidak memberikan sikap.
Bob Carr mengatakan sejauh keprihatinan warga, Australia dibawah Kesepakatan Australia - Selandia Baru tidak dibolehkan melakukan komitmen untuk menghadapi sengketa semacam itu.
Perjanjian ini mengikat Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat untuk hanya bisa bekerja sama di bidang pertahanan.
 
"Kita tahu bahwa Australia sangat mendukung perjanjian ANZUS tapi jajak pendapat ini menegaskan mereka tidak ingin dilibatkan dalam konflik antara China dan Jepang atas pulau-pulau di Laut China Timur," katanya.
 
Australia dan Jepang baru-baru ini meningkatkan kerjasama militer dan ekonomi kedua negara, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut Canberra sebagai "sahabat" Tokyo.
 

Namun China juga merupakan mitra dagang terbesar Australia, dengan total nilai perdagangan diantara kedua negara melebihi $150 miliar.


Credit Radio Australia