Negosiasi perdagangan dilakukan saat kedua negara bersitegang.
CB,
BEIJING -- Pejabat tinggi Cina dan perwakilan perdagangan AS telah
membuat rencana untuk melanjutkan pembicaraan tentang gencatan senjata
dalam perang tarif. Negosiasi ini dilakukan meski dua negara masih
bersitegang karena penangkapan petinggi Huawei Meng Wanzhou di Kanada.
Wakil Perdana Menteri Cina Liu He sudah berbicara dengan Menteri
Keuangan AS Steven Mnuchin dan Perwakilan Perdagangan AS Robert
Lighthizer melalui sambungan telpon. "Membicarakan promosi pembicaraan
ekonomi dan perdagangan berikutnya," kata pernyataan Kementerian
Perdagangan Cina, Selasa (11/12).
Belum ada rincian lebih
lanjut tentang rencana pertemuan tersebut. Rencana pertemuan ini
diumumkan ketika Cina baru saja mengancam akan memberikan 'konsekuensi
besar' jika Meng tidak dibebaskan. Meng ditahan di Kanada atau
permintaan AS karena telah melanggar sanksi Negeri Paman Sam kepada
Iran.
Pada 1 Desember, Presiden AS Donald Trump sudah
sepakat untuk menunda kenaikan tarif barang-barang impor Cina selama 90
hari. Sementara kedua negara tengah bernegosiasi tentang keluhan AS atas
kebijakan teknologi Cina.
Meng yang menjabat sebagai
chief financial officer
di Huawei ditangkap pada hari yang sama saat AS dan Cina menyepakati
gencatan senjata dalam perang dagang yang telah berlangsung sejak awal
2018. Meski sempat mengancam tapi Kementerian Perdagangan Cina
mengatakan mereka akan mengikuti kesepakatan gencatan senjata.
Pemerintah
Cina juga optimistis dengan kesepakatan tersebut. Mereka sempat
diragukan tetap menjalankan kesepakatan gencatan senjata setelah
memberikan ancaman dan meminta Kanada dan AS menarik tuntutan mereka
kepada Meng, putri pendiri Huawei Ren Zhengfei.
Pada awal
2018, Trump menaikkan tarif impor barang-barang Cina dari sebesar 25
persen yang senilai 50 miliar dolar AS. Ia juga menaikan 10 persen tarif
impor senilai 250 miliar dolar AS. Kenaikan tarif itu sebagai tanggapan
atas keluhan kebijakan pengambilalihan teknologi.
Perusahaan-perusahaan
asing mengeluh mereka harus memberikan teknologi mereka ke
perusahaan-perusahaan Cina untuk bisa beroperasi di sana. Atas kenaikan
tarif yang diberlakukan AS tersebut Cina pun membalasnya.
Mereka
menaikan tarif impor barang-barang AS senilai 110 miliar dolar AS. Tapi
mereka tidak dapat meningkatkan tarif impor lagi karena neraca
perdagangan antara kedua negara tidak seimbang. Trump sudah mengancam
untuk menaikkan seluruh tarif impor barang-barang Cina jika mereka tidak
mengubah kebijakan.