Dalam beberapa hari terakhir, ribuan demonstran tuntut Mulki mundur
CB,
AMMAN -- Perdana Menteri Yordania, Hani Mulki dilaporkan telah
mengajukan pengunduran dirinya kepada Raja Abdullah II, pada Senin
(4/6). Pengajuan ini diberikan di tengah meluasnya protes atas rencana
kenaikan pajak dan langkah-langkah penghematan oleh pemerintah.
Protes
anti-pemerintah kali ini merupakan protes terbesar di Yordania sejak
2011. Dalam beberapa hari terakhir, ribuan demonstran memenuhi
jalan-jalan menuju ke kantor perdana menteri dan menuntut pengunduran
diri Mulki.
Mulki
telah menjabat selama dua tahun dan memimpin pemerintahan yang tidak
populer. Ia mencoba menerapkan reformasi ekonomi yang diminta oleh Dana
Moneter Internasional (IMF) untuk mengendalikan meningkatnya utang
publik.
Perekonomian Yordania telah mengalami
penurunan dalam beberapa tahun terakhir, sementara pengangguran semakin
meningkat. Kondisi ini sebagian besar diakibatkan dari konflik di negara
tetangga, Suriah dan Irak.
Pengunduran diri Mulki
dilaporkan dua situs berita pemerintah, Hala Akhbar dan Al-Rai, pada
Senin (4/6). Namun belum ada pengumuman resmi dari Pemerintah Yordania,
meskipun pengunduran dirinya telah diantisipasi secara luas.
Raja
Yordania, Raja Abdullah II, merupakan pembuat keputusan utama yang
mendesak Mulki untuk mengundurkan diri. Akan tetapi ia juga memposisikan
dirinya sebagai pemersatu di dalam pertarungan politik tersebut.
Selama
bertahun-tahun, ia sering mengubah atau membubarkan pemerintahan
sebagai cara untuk meredakan kemarahan publik. Belum jelas apakah
laporan mengenai pengunduran diri Mulki akan menghentikan aksi protes.