Bank Sentral Eropa (ECB) akan memutuskan
pada Rabu (18/2) apakah akan mempertahankan pinjaman darurat kepada
bank-bank Yunani yang mengalami krisis deposito sekitar € 2 miliar per
pekan. (REUTERS/Alkis Konstantinidis)
Reuters mewartakan keruntuhan cepat dialog ini memunculkan keraguan mengenai masa depan ekonomi Yunani di wilayah mata uang tunggal Euro setelah pemerintahan sayap kiri yang baru memimpin berjanji untuk menghentikan program bailout internasional senilai € 240 miliar.
Jeroen Dijsselbloem, Menteri Keuangan Belanda, yang memimpin pertemuan itu sampai Jumat lalu masih meminta perpanjangan bailout, yang akan berakhir pada akhir bulan ini.
Kebuntuan negosiasi tersebut memunculkan pertanyaan berapa lama Yunani bisa bertahan tanpa dukungan dunia internasional. Bank Sentral Eropa (ECB) akan memutuskan pada Rabu (18/2) apakah akan mempertahankan pinjaman darurat kepada bank-bank Yunani yang mengalami krisis deposito sekitar € 2 miliar per pekan.
"Secara umum Uni Eropa merasa cara terbaik bagi otoritas Yunani adalah dengan mencari perpanjangan program utang," ujar Dijsselbloem dalam konferensi pers.
Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis komplain atas penolakan Dijsselbloem membahas usulan Komisi Eksekutif Uni Eropa untuk memberikan ruang bernapas bagi Yunani selama empat bulan sebagai imbalan bagi pemerintah baru menunda perubahan kebijakan utama.
"Saya tidak ragu bahwa dalam 48 jam ke depan Eropa akan datang bersama-sama dan kita akan menemukan ungkapan yang diperlukan agar kita dapat melanjutkan kerja nyata yang diperlukan, "kata Varoufakis dalam konferensi pers.
Credit CNN Indonesia