Selasa, 06 November 2018

Hadang Imigran, Milisi Pro-Trump Berkumpul di Perbatasan AS-Meksiko


Hadang Imigran, Milisi Pro-Trump Berkumpul di Perbatasan AS-Meksiko
Kelompok milisi bersenjata dilaporkan sedang menuju ke perbatasan untuk membantu petugas penegak hukum untuk menghalau rombongan imigran dari Meksiko menuju AS. Foto/Istimewa

WASHINGTON - Kelompok-kelompok milisi bersenjata dilaporkan sedang menuju ke perbatasan untuk membantu petugas penegak hukum untuk menghalau rombongan imigran dari Meksiko menuju ke Amerika Serikat (AS). Para milisi adalah mereka yang mendukung upaya Presiden AS, Donald Trump menolak dan mengusir para imigran itu.

"Kami akan mengamati dan melaporkan, dan menawarkan bantuan dengan cara apa pun yang kami bisa. Kami telah membuktikan diri sebelumnya, dan kami akan membuktikan diri lagi,” kata Shannon McGauley, pemimpin Texas Minutemen, salah satu kelompok milisi.

McGauley mengatakan, kelompoknya yang mencakup sekitar 100 relawan, akan menuju ke sungai yang membagi negara bagian Texas dan Meksiko dalam beberapa hari mendatang.

"Saya tidak bisa memasang nomor di atasnya. Telepon saya berdering tanpa henti selama tujuh hari terakhir. Anda punya milisi lain, suami dan istri, orang-orang yang datang dari Oregon, Indiana. Kami bahkan mendapat dua dari Kanada," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (5/11).

Kelompok ini dimotivasi oleh pernyatan Trump yang telah mengklaim tanpa menawarkan bukti bahwa sebuah rombongan imigran sedang bergerak menuju AS, termasuk orang Timur Tengah yang tidak dikenal, dan penjahat kejam di antara kelompok-kelompok wanita dan anak-anak.

Banyak dari mereka di berada dalam rombongan imigran ini melarikan diri dari kemiskinan ekstrim dan kekerasan geng di Amerika Tengah.

Trump telah memerintahkan militer AS ke perbatasan untuk meningkatkan upaya penegakan hukum, meskipun fakta bahwa rombongan imigran, yang diprediksi berjumlah 4.000 orang, berjarak berminggu-minggu perjalanan ke perbatasan. Rombongan sebelumnya telah gagal di jalan yang sulit ke AS dengan banyak orang berhenti di perbatasan. 





Credit  sindonews.com