Selasa, 16 Oktober 2018

Vladimir Putin Mau Rekrut Intelijen Inggris Jadi Agen Ganda Rusia



Presiden Rusia Vladimir Putin melihat sasaran saat mencoba sniper Chukavin SVCh-308 saat menghadiri pameran Kalashnikov Concern di taman militer Patriot, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin melihat sasaran saat mencoba sniper Chukavin SVCh-308 saat menghadiri pameran Kalashnikov Concern di taman militer Patriot, Rusia, 19 September 2018. Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS

CB, Jakarta - Presiden Rusia, Vladimir Putin, berupaya merekrut mantan pejabat dan agen intelijen Inggris, MI6, untuk dijadikan agen ganda Rusia.
Upaya Putin terungkap setelah Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris mengeluarkan memo peringatan atas taktik Vladimir Putin ini.

Dilansir dari Mirror.co.uk, 15 Oktober 2018, sebuah memo Kemenlu Inggris menyatakan, "Badan Intelijen Rusia menganggap mereka sebagai target prioritas tinggi."Presiden Rusia berada di bawah tekanan yang meningkat di tengah ekonomi yang lesu dan kebocoran operasi agen intelijen GRU, termasuk serangan novichok yang gagal di Salisbury.

Markas MI6. Thames-path.org.uk
"Ancaman yang dirasakan Putin, yang ingin menyampaikan ke warga Rusia adalah bahwa Barat mengelilingi mereka dan bahwa tanah airnya adalah korban," ungkap seorang mantan perwira intelijen Inggris.
"Agen-agen intelijennya sangat ingin mengembalikan kredibilitasnya dengan membuat terobosan ke dalam operasi intelijen Inggris dengan merekrut orang dalam," kata perwira yang enggan disebut identitasnya tersebut.

Kampanye para mata-mata Rusia ini membuat pejabat Kantor Luar Negeri mengirimkan peringatan mendesak kepada mantan staf MI6 dan diplomatnya."Badan Intelijen Rusia memiliki tradisi menggunakan tekanan dalam operasi mereka. Ini dapat digunakan terhadap mantan anggota staf dan hubungan dekat," ungkap memo Kementerian Luar Negeri Inggris.

Menteri Pertahanan Belanda, Ank Bijleveld (tengah), didampingi Kepala Intelijen Militer dan Keamanan Belanda, Onno Eichelsheim (berdiri) dan Duta Besar Inggris, Peter Wilson, menggelar jumpa pers soal adanya upaya peretasan ke kantor OPCW yang merupakan lembaga anti penggunaan senjata kimia di Hague, Belanda, pada Kamis, 4 Oktober 2018. Sputnik News


Mata-mata Rusia menggunakan berbagai teknik untuk memaksa orang menjadi agen atau membocorkan rahasia, mulai dari ancaman kekerasan yang mencolok hingga persuasi halus.
Di belakang layar selama bertahun-tahun, mata-mata Rusia telah menjadi semakin agresif terhadap para diplomat Barat, terkadang menggunakan kekerasan.

"Ini adalah taktik intimidasi, ini memunculkan rasa tidak aman, membangun ketegangan dan dianggap sebagai pelanggaran dalam standar profesional komunitas intelijen," kata seorang sumber di badan keamanan Inggris.Ketegangan antara Rusia dan Inggris meningkat pada bulan Maret dengan serangan agen saraf novichok oleh agen intelijen GRU, Anatoliy Chepiga, dan Alexander Mishkin pada mantan perwira intelijen Rusia yang berkhianat, Sergei Skripal dan putrinya Yulia.




Credit  tempo.co