Jumat, 04 Mei 2018

Tak Jatuhkan Sanksi, Israel Minta Rusia Balas Budi di Timur Tengah


Tak Jatuhkan Sanksi, Israel Minta Rusia Balas Budi di Timur Tengah
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman di Tel Aviv. Foto/Times of Israel/Kobi Gideon/GPO


TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman mengingatkan Rusia tentang keputusan Tel Aviv yang tak ikuti Barat untuk menjatuhkan sanksi pada Moskow. Sebagai timbal baliknya, dia minta Moskow balas budi pada Israel dalam krisis di Timur Tengah.

"Kami menghargai hubungan ini dengan Rusia," kata Lieberman dalam wawancara dengan surat kabar Kommersant.

"Bahkan ketika mitra dekat (Barat) menekan kami, seperti dalam kasus sanksi terhadap Rusia, kami tidak bergabung dengan mereka," katanya, mengacu pada negara-negara Barat yang berseteru dengan Moskow terkait krisis Ukraina dan kasus serangan racun terhadap mantan agen ganda Rusia di Inggris.

"Banyak negara baru-baru ini mengusir diplomat Rusia. Israel tidak bergabung dalam aksi ini," ujar Lieberman.

"Kami mempertimbangkan kepentingan Rusia dan kami berharap Rusia akan mempertimbangkan kepentingan kami, di sini di Timur Tengah. Kami mengharapkan pengertian dan dukungan Rusia ketika menyangkut kepentingan vital kami," imbuh Lieberman, yang dikutip semalam (3/5/2018).

Sejak intervensi dalam perang sipil Suriah atas permintaan Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2015, Rusia secara umum menutup mata terhadap serangan Israel di Suriah dengan dalih mencegah transfer Iran kepada Hizbullah.

Tetapi secara mengejutkan Moskow mengecam serangan di Suriah pada 9 April yang menewaskan tujuh personel militer Iran. Rusia dan Suriah menyimpulkan serangan dilakukan oleh jet-jet tempur Israel, meski Tel Aviv tak mengakui dan tak membantahnya.

"Kami tidak berniat ikut campur dalam urusan internal Suriah. Apa yang tidak akan kami toleransi adalah Iran mengubah Suriah menjadi barisan depan melawan Israel," kata Lieberman.






Credit  sindonews.com