Jumat, 18 Mei 2018

Media Iran Berspekulasi Putra Mahkota Saudi Tewas dalam Kudeta


Media Iran Berspekulasi Putra Mahkota Saudi Tewas dalam Kudeta
Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman. Foto/REUTERS/Joshua Roberts


TEHERAN - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tidak muncul di depan publik sejak insiden penembakan di kompleks kerajaan di Riyadh, 21 April lalu. Media-media Iran berspekulasi insiden penembakan itu kudeta dan calon raja Saudi tersebut tewas.

Pangeran Mohammed tercatat sebagai salah satu orang paling berkuasa di Kerajaan Saudi. Selain menjadi putra mahkota, dia juga menjadi wakil perdana menteri dan menteri pertahanan.

Surat kabar Kahyan yang berbasis di Iran pada Kamis (17/5/2018) berspekulasi bahwa Pangeran Mohammed diduga ditabrak oleh dua peluru selama serangan 21 April di kompleks istana kerajaan di Riyadh.

"Mungkin benar-benar tewas karena dia belum muncul di depan umum sejak insiden itu," tulis surat kabar tersebut yang mengklaim laporannya bersumber dari dokumen dinas rahasia yang dikirim ke para pejabat senior dari negara Arab.

Media Iran lainnya, Press TV, mempertanyakan keberadaan putra Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tersebut. Sebab, tidak ada foto atau video terbaru dari Mohammed bin Salman yang telah dirilis oleh otoritas Saudi sejak insiden 21 April.

"Pangeran bahkan tidak terlihat di kamera ketika Menteri Luar Negeri AS yang baru Mike Pompeo melakukan kunjungan perdananya ke Riyadh pada akhir April," bunyi laporan media Teheran tersebut.

Kantor berita Fars di Iran menduga kondisi kesehatan calon raja Saudi itu sedang bermasalah."Bin Salman adalah seorang pria yang hampir sering muncul di hadapan media, tetapi 27 hari absennya sejak tembakan di Riyadh telah menimbulkan pertanyaan tentang kesehatannya," tulis kantor berita Fars.

Pihak berwenang Arab Saudi belum mengomentari spekulasi miring yang disuarakan media-media Teheran tentang kondisi Putra Mahkota Saudi.

Pada tanggal 21 April beberapa kantor berita melaporkan ada tembakan besar yang berasal dari istana kerajaan Saudi di Riyadh. Insiden itu memicu spekulasi tentang kemungkinan adanya kudeta yang sedang berlangsung.

Namun pihak berwenang Saudi saat itu mengklaim bahwa insiden tersebut hanya tindakan petugas keamanan istana yang menembaki drone mainan karena terbang terlalu dekat dengan istana.

Sejumlah media lokal melaporkan bahwa Raja Salman sendiri dievakuasi ke instalasi militer terdekat selama penembakan tersebut. Pakar Saudi, Ali al-Ahmed, menyebut pangkalan King Khaled menjadi sebagai tujuan evakuasi Raja Salman saat itu.







Credit  sindonews.com