CB, Jakarta - Forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam,
yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, menghasilkan tujuh komitmen
kesepakatan utama, yang tertuang dalam Pesan Bogor. Din Syamsudin,
Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar-Agama dan
Peradaban, mengatakan sekitar 43 ulama yang mengikuti forum dialog ini
menyatakan persetujuan atas kesepakatan itu, hanya satu-dua ulama yang
memberikan masukan tambahan.
Forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam, yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, menghasilkan tujuh kesepakatan utama, yang tertuang dalam Pesan Bogor, Kamis, 3 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Forum yang digagas dan diselenggarakan pemerintah Indonesia selama tiga hari ini sepakat mengaktifkan kembali paradigma wasatiyyat Islam sebagai ajaran Islam dengan tujuh kesepakatan utama. Pertama tawassuth, yang artinya berada di jalur tengah dan lurus. Kedua i'tidal atau berperilaku proporsional, adil, dan bertanggung jawab.
Ketiga tasamuh, yang artinya mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan. Keempat syura, yaitu bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
Kelima islah atau terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama. Keenam qudwah, yang berarti merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia. Ketujuh muwatonah, mengakui negara dan bangsa serta menghormati kewarganegaraan.
Dalam keterangannya, Din mengatakan para ulama dalam forum ini sama-sama melihat peradaban modern telah menunjukkan kekacauan global, ketidakpastian, dan akumulasi kerusakan global yang diperparah oleh kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai bentuk kekerasan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Mengakui bahwa paradigma wasatiyyat Islam sebagai ajaran utama Islam telah dipraktikkan dalam perjalanan sejarah sejak era Nabi Muhammad ke periode modern dan kontemporer. Menegaskan kembali peran dan tanggung jawab moral para cendekiawan muslim untuk memastikan dan memelihara generasi masa depan untuk membangun peradaban ummatan wasatan,” demikian salah satu petikan pernyataan bersama para ulama dalam Pesan Bogor.
Din mengatakan Pesan Bogor dibuat sangat ringkas dan menekankan semua poin yang tertuang bisa dilaksanakan. Sebab, menciptakan perdamaian adalah tanggung jawab umat Islam, dan dengan dukungan forum ulama ini diharapkan bisa menerbitkan dasar hukum agar gerakan wasatiyyat Islam ini tidak berhenti.
Forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam, yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, menghasilkan tujuh kesepakatan utama, yang tertuang dalam Pesan Bogor, Kamis, 3 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Forum yang digagas dan diselenggarakan pemerintah Indonesia selama tiga hari ini sepakat mengaktifkan kembali paradigma wasatiyyat Islam sebagai ajaran Islam dengan tujuh kesepakatan utama. Pertama tawassuth, yang artinya berada di jalur tengah dan lurus. Kedua i'tidal atau berperilaku proporsional, adil, dan bertanggung jawab.
Ketiga tasamuh, yang artinya mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan. Keempat syura, yaitu bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
Kelima islah atau terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama. Keenam qudwah, yang berarti merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia. Ketujuh muwatonah, mengakui negara dan bangsa serta menghormati kewarganegaraan.
Dalam keterangannya, Din mengatakan para ulama dalam forum ini sama-sama melihat peradaban modern telah menunjukkan kekacauan global, ketidakpastian, dan akumulasi kerusakan global yang diperparah oleh kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai bentuk kekerasan, baik di tingkat nasional maupun global.
“Mengakui bahwa paradigma wasatiyyat Islam sebagai ajaran utama Islam telah dipraktikkan dalam perjalanan sejarah sejak era Nabi Muhammad ke periode modern dan kontemporer. Menegaskan kembali peran dan tanggung jawab moral para cendekiawan muslim untuk memastikan dan memelihara generasi masa depan untuk membangun peradaban ummatan wasatan,” demikian salah satu petikan pernyataan bersama para ulama dalam Pesan Bogor.
Din mengatakan Pesan Bogor dibuat sangat ringkas dan menekankan semua poin yang tertuang bisa dilaksanakan. Sebab, menciptakan perdamaian adalah tanggung jawab umat Islam, dan dengan dukungan forum ulama ini diharapkan bisa menerbitkan dasar hukum agar gerakan wasatiyyat Islam ini tidak berhenti.
Credit tempo.co