Situasi darurat telah diberlakukan sejak kudeta gagal pada 2016 lalu.
CB,
ANKARA -- Pemerintan Turki berencana memperpanjang situasi darurat
negara hingga tiga bulan ke depan. Situasi tersebut diberlakukan setelah
kudeta gagal yang dilakukan kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan pada
2016 lalu.
Rencana perpanjangan itu direkomendasikan oleh Konsul Keamanan
Nasional Turki. Pengajuan perpanjangan masa darurat nasional akan segera
diberikan kepada parlemen negara agar dapat segera disahkan. Rencana
penambahan waktu darurat tampaknya akan dengan mudah disetujui parlemen.
"Perpanjangan
situasi darurat ini untuk mengincar teroris dan kelompok teror, bukan
warga negara Turki yang damai," kata Wakil Perdana Menteri dan Juru
Bicara Pemerintahan Turki Bekir Bozdag seperti dikutip
Anadolu Agency, Rabu (18/4).
Jika
disetujui, penambahan masa situasi darurat nasional itu akan segera
berlaku efektif pada 19 April waktu setempat. Diloloskannya,
perpanjangan masa darurat nanti akan menjadi permintaan ketujuh kalinya
oleh pemerintah Turki berkenaan dengan hal tersebut.
Sebelumnya,
parlemen sudah menyetujui enam kali permintaan pemerintah untuk
meloloskan perpanjangan serupa. Keadaan darurat pertama kali
diberlakukan menyusul kandasnya upaya kudeta yang diklaim Turki
dilakukan oleh Organisasi Fetullah (FETO) yang terjadi pada Juli dua
tahun lalu.
Ankara menuding kelompok FETO yang diketuai
Fetullah Gulen sebagai dalang kudeta tersebut. Gulen saat ini hidup
terasing di Amerika Serikat (AS). Turki mengatakan, organisasi tersebut
menggulingkan pemerintah dengan menyusup ke sejumlah institusi negara
terutama militer, kepolisian dan lembaga peradilan.
Pengadilan
tinggi Turki menjatuhkan hukuman seumur hidup kepada 40 pelaku
percobaan pembunuhan Presiden, Recep Tayyip Erdogan. Sebanyak 31
terdakwa, termasuk perwira militer senior masing-masing diberi empat
kali hukuman seumur hidup dan sembilan sisanya diberi satu kali hukuman
seumur hidup.
Para terdakwa, termasuk didalamnya mantan
Brigadir Jenderal Gokhan Sahin Sonmezates yang dituduh mengarahkan plot
kudeta. Juga seorang mantan Brigadir Jenderal yang dituduh mengarahkan
plot tersebut. Mantan Komandan Elite, Zekeriya Kuzu yang ditemukan
bersembunyi di gua empat hari setelah peristiwa.
Tokoh
penting lain yang diadili adalah bekas pembantu militer Erdogan, Ali
Yazici yang dijatuhi hukuman 18 tahun penjara. Dari total 47 terdakwa,
hanya satu yang dibebaskan, yakni mantan letnan kolonel Huseyin Yilmaz.
Presiden
Erdogan mengatakan, hanya ada celah beberapa menit baginya untuk kabur
dari hotel dan selamat dari kematian. Berhasil keluar hotel, Erogan
lantas berkangkat ke Istanbul dengan pesawat.
"Jika saya tinggal 10 atau 15 menit tambahan di sana, saya pasti terbunuh, atau akan ditangkap," kata Erdogan.
Seperti
diketahui, kudeta yang dilakukan terhadap Erdogan telah menewaskan 249
orang, belum termasuk perencana. Peristiwa itu juga menewaskan dua
polisi yang menjaga Hotel Grand Yazici di kota pelabuhan Mediterania
Marmaris, tempat Erdogan berlibur bersama keluarganya.