Turki dan Yunani bersengketa wilayah Laut Aegea.
CB,
ANKARA -- Harapan bagi Yunani dan Turki untuk menghapuskan pertikaian
wilayah mereka, yang sudah berlangsung lama, mengalami kemunduran dalam
beberapa pekan belakangan. Kedua negara anggota NATO itu menghadapi
peningkatan ketegangan di Laut Aegea.
Beberapa warga sipil Yunani mengibarkan bendera Yunani di satu pulau
karang kecil yang menjadi sengketa di seberang tempat wisata Turki,
Didim. Tapi bendera tersebut dicabut oleh penjaga pantai Turki pada Ahad
(15/4).
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mendesak
Pemerintah Yunani agar menghindari tindakan provokatif di daerah
sengketa di Laut Aegea.
"Saran kami kepada Yunani ialah
tetap berada di dalam ikatan hubungan bertetangga yang baik dan
menghindari provokasi yang akan meningkatkan ketegangan," kata Yildirim.
Ia
membandingkan pengibaran benderan tersebut dengan peristiwa pada 1996,
ketika Turki dan Yunani nyaris terlibat perang sehubungan dengan pulau
kecil yang tak berpenghuni, yang dinamakan Imia di Yunani dan dinamakan
Kardak di Turki.
"Populisme tak memberi manfaat bagi
Yunani. Sebagai dua sekutu NATO, kita mesti memusatkan perhatian pada
agenda positif," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada
Senin, sebagaimana dikutip
Xinhua. Ia memperingatkan pemerintah di Athena bahwa tindakan semacam itu di Laut Aegea bisa mengakibatkan "insiden".
Juru
Bicara Pemerintah Yunani Dimitris Tzannakopoulos mengatakan
pemerintahnya tidak mengetahui peristiwa tersebut dan pernyataan
Yildirim adalah "provokatif dan tercela". Pada Februari, satu kapal
Turki bertabrakan dengan satu perahu penjaga pantai Yunani di lepas
pantai pulau kecil yang menjadi sengketa, Kardak.
Pada
Januari, Penjaga Pantai Turki menghalangi Menteri Pertahanan Yunani
Panos Kammenos mendekati Pulau Kardak untuk meletakkan karangan bunga di
sana. Ankara menuduh Kammenos, politikus nasionalis, menjadi sumber
utama masalah baru-baru ini.
Pada 1923, Turki melepaskan
semua hak dan kepemilikan atas pulau tertentu dan atas "pulau kecil
independen" untuk Italia dalam Kesepakatan Lausanne. Belakangan, Italia
menyerahkan kepada Yunani pulau yang sama dan "pulau kecil yang
berdekatan".
Turki dan Yunani telah mengadakan perundingan,
dan menyerukan penyelenggaraan "pembicaraan penjajakan" guna
menyelesaikan ketidak-sepakatan wilayah mereka di Laut Aegea. Namun
mereka telah gagal mencapai terobosan.
Alasan ketegangan
terbaru tidak terbatas pada beberapa pulau karang. Kedua negara itu
telah terlibat pertikaian mengenai sejumlah masalah mulai dari Siprus,
yang terpecah secara etnik, sampai kedaulatan atas wilayah udara, dan
hak untuk terbang.