TEHERAN
- Militer Iran mengarak sistem rudal baru Kamin-2 dalam parade Hari
Tentara Nasional, Rabu. Presiden Hassan Rouhani menegaskan bahwa Teheran
akan membeli maupun memproduksi senjata apa pun yang dibutuhkan untuk
menghadapi "kekuatan penjajah".
Sistem rudal Kamin-2 di arak di belakang truk di sepanjang jalan di Teheran. Sistem peluru kendali dengan ketinggian rendah ini dirancang untuk menghadapi drone militer, kendaraan udara tak berawak (UAV) dan pesawat terbang rendah.
Sistem senjata terbaru Iran ini adalah versi teranyar dari sistem rudal Mersad. Media lokal melaporkan bahwa sistem telah di-upgrade oleh para ahli Iran sesuai dengan teknologi paling maju di dunia.
Iran bisa mengerahkan sistem rudal terbarnya tersebut ke zona perang di Timur Tengah seperti Suriah untuk memerangi apa yang disebut para pejabat Teheran sebagai "ancaman regional".
Sebelumnya, Komandan Angkatan Udara Iran, Yousef Qorbani mengumumkan peluncuran sebuah sistem rudal baru. Namun, dia tidak menyebutkan apakah sistem senjata yang dia maksud adalah Kamin-2.
"Jangkauan rudal itu dua kali lipat untuk terbang 8 hingga 12 kilometer lebih jauh dibandingkan dengan versi sebelumnya," katanya.
"Mengingat ancaman regional yang kita hadapi, itu bisa sangat efektif dalam pertempuran di zona tempur jarak pendek," ujarnya.
Selain sistem rudal baru, Iran juga meluncurkan helikopter yang dipersenjatai dengan roket dan senapan mesin. "Para ahli kami di industri penerbangan telah memiliki kinerja yang sangat sukses dan telah melengkapi helikopter kami dengan sistem penglihatan malam," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Rouhani menegaskan bahwa negaranya akan membuat atau membeli senjata apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan diri di wilayah yang dilanda "kekuatan penjajah".
Jet-jet tempur dan pesawat pembom terbang di atas kepala saat Rouhani mengatakan kepada kerumunan massa di Teheran dan penonton televisi pada hari Rabu bahwa pasukan Iran tidak menimbulkan ancaman bagi tetangganya.
"Kami mengatakan kepada dunia bahwa kami akan memproduksi atau memperoleh senjata yang kami butuhkan, dan tidak akan menunggu persetujuan mereka ... Kami memberitahu negara tetangga kami bahwa senjata kami tidak melawan Anda, itu untuk pencegahan," kata Rouhani, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/4/2018).
"Kami tidak tinggal di wilayah yang normal, dan kami melihat kekuatan penjajah telah membangun pangkalan di sekitar kami. Mengabaikan prinsip-prinsip hukum internasional, mereka melakukan intervensi dalam urusan regional dan menyerang negara lain tanpa izin," imbuh dia.
Parade militer Iran ini digelar beberap hari setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menyerang Suriah dengan ratusan rudal. Agresi ini diluncurkan dengan dalih pembalasan atas serangan senjata kimia pada 7 April 2018 di Douma yang dituduhkan dilakukan rezim pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Sistem rudal Kamin-2 di arak di belakang truk di sepanjang jalan di Teheran. Sistem peluru kendali dengan ketinggian rendah ini dirancang untuk menghadapi drone militer, kendaraan udara tak berawak (UAV) dan pesawat terbang rendah.
Sistem senjata terbaru Iran ini adalah versi teranyar dari sistem rudal Mersad. Media lokal melaporkan bahwa sistem telah di-upgrade oleh para ahli Iran sesuai dengan teknologi paling maju di dunia.
Iran bisa mengerahkan sistem rudal terbarnya tersebut ke zona perang di Timur Tengah seperti Suriah untuk memerangi apa yang disebut para pejabat Teheran sebagai "ancaman regional".
Sebelumnya, Komandan Angkatan Udara Iran, Yousef Qorbani mengumumkan peluncuran sebuah sistem rudal baru. Namun, dia tidak menyebutkan apakah sistem senjata yang dia maksud adalah Kamin-2.
"Jangkauan rudal itu dua kali lipat untuk terbang 8 hingga 12 kilometer lebih jauh dibandingkan dengan versi sebelumnya," katanya.
"Mengingat ancaman regional yang kita hadapi, itu bisa sangat efektif dalam pertempuran di zona tempur jarak pendek," ujarnya.
Selain sistem rudal baru, Iran juga meluncurkan helikopter yang dipersenjatai dengan roket dan senapan mesin. "Para ahli kami di industri penerbangan telah memiliki kinerja yang sangat sukses dan telah melengkapi helikopter kami dengan sistem penglihatan malam," ujarnya.
Sementara itu, Presiden Rouhani menegaskan bahwa negaranya akan membuat atau membeli senjata apa pun yang diperlukan untuk mempertahankan diri di wilayah yang dilanda "kekuatan penjajah".
Jet-jet tempur dan pesawat pembom terbang di atas kepala saat Rouhani mengatakan kepada kerumunan massa di Teheran dan penonton televisi pada hari Rabu bahwa pasukan Iran tidak menimbulkan ancaman bagi tetangganya.
"Kami mengatakan kepada dunia bahwa kami akan memproduksi atau memperoleh senjata yang kami butuhkan, dan tidak akan menunggu persetujuan mereka ... Kami memberitahu negara tetangga kami bahwa senjata kami tidak melawan Anda, itu untuk pencegahan," kata Rouhani, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/4/2018).
"Kami tidak tinggal di wilayah yang normal, dan kami melihat kekuatan penjajah telah membangun pangkalan di sekitar kami. Mengabaikan prinsip-prinsip hukum internasional, mereka melakukan intervensi dalam urusan regional dan menyerang negara lain tanpa izin," imbuh dia.
Parade militer Iran ini digelar beberap hari setelah Amerika Serikat, Inggris dan Prancis menyerang Suriah dengan ratusan rudal. Agresi ini diluncurkan dengan dalih pembalasan atas serangan senjata kimia pada 7 April 2018 di Douma yang dituduhkan dilakukan rezim pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Credit sindonews.com