Minggu, 08 April 2018

China: Hubungan dengan Rusia di Titik Terbaik dalam Sejarah


China: Hubungan dengan Rusia di Titik Terbaik dalam Sejarah 
 Menlu China Wang Yi menyatakan hubungan negaranya dengan Rusia berada di titik terbaik. (REUTERS/Jason Lee)
 
 
Jakarta, CB -- Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut hubungan negaranya dengan Rusia berada di "titik terbaik sepanjang sejarah."

Hal tersebut disampaikan dalam kunjungannya ke Moskow, Kamis (5/4), sementara Amerika Serikat mengumumkan serangkaian langkah baru dalam perang perdagangan dengan China.

Sementara itu, Moskow tengah menghadapi dampak diplomatik internasional akibat serangan racun terhadap mantan agen ganda Rusia di Inggris.


"China menegaskan kemungkinan orde alternatif dunia, terpisah dari dan melawan Amerika ... Kedua negara punya alasan untuk melawan Amerika Serikat," kata Richard McGregor, peneliti senior di Low Institute Sydney kepada CNN.

Wang mengakhiri rangkaian kunjungannya dalam rangka menemui Presiden Vladimir Putin. Pemimpin Rusia direncanakan akan bertandang ke Beijing pada Juni.

Dalam kunjungan itu, menteri pertahanan China yang baru, Jenderal Wei Fenghe, mengatakan Beijing siap bergabung dengan Moskow mengutarakan "perhatian bersama dan posisi bersama soal masalah internasional penting."

"Pihak China datang (ke Moskow) untuk menunjukkan kepada Orang Amerika hubungan erat antara angkatan bersenjata China dan Rusia ... kami datang untuk mendukung Anda," ujarnya.

McGregor mengatakan sulit untuk menyimpulkan seberapa dalam hubungan antara China dan Rusia meski kedua negara memang makin dekat dalam beberapa dekade terakhir.

"Hal itu selalu jadi pertanyaan besar ... sejauh apa mereka meninggalkan akarnya, sebagai dua negara yang tidak pernah saling menyukai satu sama lain," ujarnya.

Rusia dan China awalnya berhubungan baik di era 1950-an, menyusul awal kekuasaan Partai Komunis di Beijing.
Hubungan pemerintahan Putin (kiri) dan Xi (kanan) semakin membaik di tengah desakan dunia.  
Hubungan pemerintahan Putin (kiri) dan Xi (kanan) semakin membaik di tengah desakan dunia. (AFP Photo/Sputnik/Konstantin Zavrazhin)
"Uni Soviet memasok mereka dengan banyak bantuan teknis--orang, uang dan teknologi," kata Peter Layton, peneliti tamu di Griffith Asia Institute, kepada CNN.

Hubungan baik kedua negara runtuh dalam beberapa dekade setelahnya, hingga Beijing sempat takut diserang oleh tetangganya di utara itu.

Dalam satu dekade terakhir, hubungan baik secara garis besar telah diperbaiki, di tengah penjualan senjata dan energi secara besar-besaran antara kedua negara.




Credit  cnnindonesia.com