Selasa, 19 Desember 2017

Pangeran Alwaleed Tolak Serahkan Hartanya Demi Bebas dari Tahanan



Pangeran Alwaleed Tolak Serahkan Hartanya Demi Bebas dari Tahanan
Pangeran Alwaleed bin Talal, milioner kaya yang ditangkap Komisi Anti Korupsi Arab Saudi, memiliki dua pesawat pribadi, yaitu Boeing 747-400 dan Airbus A380. Pesawat 747-400 miliknya dirancang ulang dengan sebuah kursi tahta megah dan mewah terletak di tengah ruang tamu. news.gr

CB, Jakarta - Pangeran Alwaleed bin Talal, orang terkaya di Arab Saudi yang dituduh korupsi, ternyata menolak kesepakatan dengan aparat penegak hukum untuk menyerahkan harta kekayaannya sebagai syarat pembebasannya dari tahanan.
Dua sumber yang diwawancarai The Financial Times dalam liputan investigasinya, yang dikutip Middle East Monitor, menyebutkan pangeran Alwaleed memilih bertarung di pengadilan mengenai tuduhan itu. Orang terkaya di Arab Saudi itu bahkan sudah menyewa pengacara.

Alwaleed ditangkap pada November lalu bersama sekitar 200 anggota keluarga kerajaan dan pejabat senior terkait dengan pembersihan korupsi terbesar dalam sejarah Kerajaan Arab Saudi.
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman, 33 tahun, memimpin gerakan pemberangusan korupsi di lembaga pemerintahan, militer, dan keluarga kerajaan.

"Dia ditangkap Komite Antikorupsi yang diketuai Putra Mahkota Mohammed bin Salman lantaran diduga korupsi," tulis The Independent pada 6 November lalu.
Saudi berusaha menyelamatkan uang negara sedikitnya US$ 100 miliar dari hasil pemberantasan korupsi.
Investasi Alwaleed, baik di dalam maupun luar negeri, telah terpukul dengan penahanan dirinya selama dua bulan. Kekayaannya sekitar 10 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 Indonesia, yang mencapai Rp 2.080 triliun.
Pangeran Alwaleed bin Talal adalah keponakan Raja Salman dan pemilik kerajaan bisnis di bawah bendera Kingdom Holding Company, yang menanamkan sahamnya di Citigroup dan Twitter.




Credit  TEMPO.CO