Yoshiyuki Sugiyama Kepala Staf Angkatan Udara Jepang
CB, TOKYO - Pemerintah Jepang khususnya angkatan udaranya akan memperlengkapi semua pesawar tempurnya F-35 dengan peluru kendali (rudal) jarak jelajah jauh sampai 900 kilometer buatan Norwegia (LRM) dan buatan Amerika Serikat (AS) dua jenis (LRASM dan JASSM).
"Anggaran untuk JSM sekitar 220 juta yen dan anggaran untuk penelitiannya sekitar 30 juta yen sehingga total 250 juta yen," papar Yoshiyuki Sugiyama Kepala Staf Angkatan Udara Jepang Jumat ini (8/12/2017).
Harga 250 juta yen adalah harga kira-kira untuk satu buah peluru kendali (rudal) jelajah jarang jauh tersebut.
Menurut Sugiyama, keputusan pembelian dan memperlengkapi pesawat tempur F-35 dengan rudal tersebut sangat tepat.
"Ini untuk melindungi pasukan angkatan udara dan sekaligus menjaga diri kawasan udara Jepang dari serangan negara luar yang bisa terjadi sewaktu-waktu saat ini. Jangan sangat pantas sekali keputusan ini," paparnya.
Sementara itu dua pengamat militer Jepang berbeda pendapat. Hideki Uemura (61) pengajar dari Universitas Ryutsu Keizai menyatakan snagat hati-hati sekali.
"Keputusan ini yang mungkin di dalam negeri sebagai alasan bela diri tetapi bagi negara lain mungkin bisa ditafsirkan lain sebagai militerisasi Jepang ini bahaya sekali. Olehkaren aitu harus dibahas di parlemen dengan mendalam keputusan ini," paparnya.
Sedangkan peneliti dan dosen lain dari GRIPS, Narushige Michisita (52) menyatakan keputusan yang baik kali ini.
"Hal ini bagus karena situasi saat ini sangat memprihatinkan dan Jepang harus bisa membela diri dari kemungkinan adanya serangan dari negara lain dan keputusan persenjataan tersebut baik menurut saya," papar Michishita.
Credit tribunnews.com
Jepang Akan Pasang Rudal Jelajah Jarak Jauh Pada Pesawat Tempurnya
Itsunori Onodera Menteri pertahanan Jepang
CB, TOKYO - Untuk mempertahankan diri, terutama dari serangan negara tetangga seperti Korea Utara (Korut), pemerintah Jepang melalui Menteri Pertahanan Itsunori Onodera pagi ini (8/12/2017) mengumumkan pemasangan rudal jelajah jarak jauh pada pesawat tempurnya.
"Rudal jelajah jarak jauh dipasang di pesawat tempur karena perlu untuk menanggapi lingkungan keamanan yang semakin parah saat ini," paparnya yang sempat menyebut nama Korut pula.
Pemasangan rudal itu, tambahnya, tidak ditujukan untuk menyerang basis musuh yang disebut, tetapi untuk pertahanan diri saja.
"Untuk dapat secara efektif membela negara kita perlu mengamankan keamanan personil SDF (satuan bela diri Jepang) di mana lingkungan keamanan yang semakin parah saat ini dan rudal itu kami perkenalkan sebagai rudal stand-off (berjaga) untuk menghadapi apabila ada serangan dari luar," tekannya lagi.
Secara khusus, rudal kisaran 500 kilometer dipasang di F35A buatan Norwegia "JSM", yang dijadwalkan dipasang atau pada F15 rudal jelajah 900 km, buatan AS dengan nama "LRASM" dan "JASSM" yang terkait dengan anggaran tahun depan.
Untuk itu anggaran tambahan nantikan akan diterapkan pada hal tersebut.
Rudal jelajah jarang jauh ini juga digunakan untuk melindungi kapal perusak canggih Jepang Aegis bagi pertahanan negara, tambahnya.
"Pengenalan rudal jelajah jarak jauh tidak ditujukan pada apa yang disebut " serangan berbasis musuh" yang menyerang basis musuh. Oleh karena itu hal ini tidak bertentangan dengan ketentuan yang ada sekarang."
Credit tribunnews.com