Rabu, 18 Oktober 2017

Kebakaran hutan tewaskan 39 orang di Portugal dan Spanyol


Kebakaran hutan tewaskan 39 orang di Portugal dan Spanyol
Arsip - Seorang pemadam kebakaran mengendarai sepeda motor menjauh dari kebakaran hutan di samping desa Macao, dekat Castelo Branco, Portugal, Rabu (26/7/2017). (REUTERS/Rafael Marchante)



Lisabon/Madrid (CB) - Sedikitnya 39 orang tewas akibat kebakaran yang melanda lahan pertanian dan hutan di Portugal dan Spanyol, sejak Minggu (15/10).

Sebanyak 36 korban tewas terjadi di Portugal, sedangkan tiga korban tewas lainnya di Spanyol.

Petugas pemadam kebakaran tengah berjuang mengatasi 50 titik kebakaran di Portugal dan sejumlah titik di Spanyol. Pemerintah Portugal meminta bantuan internasional dan mengumumkan keadaan darurat di wilayah utara Sungai Tagus, sekira separuh luas wilayah daratannya.

Amukan api melanda pedesaan Iberia yang tengah mengalami musim panas luar biasa dan awal musim gugur, diperbesar oleh angin kencang yang ditinggalkan hembusan Badai Ophelia yang menyapu daerah pesisir.

Tayangan televisi menunjukkan keadaan desa yang terlantar dengan beberapa rumah dan kendaraan dalam keadaan hangus terbakar.

Partai oposisi Portugal dan sejumlah media mengkritik keras pemerintah yang dinilai gagal mencegah gelombang kebakaran mematikan tersebut, setelah pada Juni lalu kebakaran hutan terburuk juga melanda negara tersebut dan menewaskan 64 orang.

Perdana Menteri Antonio Costa menolak untuk memecat menteri dalam negeri dan membela usaha pemerintahannya untuk melakukan reformasi sistem manajemen kehutanan yang bermasalah.

"Ini adalah masalah struktural yang kita hadapi ...tidak ada waktu untuk pengunduran diri, tapi solusi yang harus dicari. Semuanya harus berubah menjadi reformasi, untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan negara agar tidak terjadi lagi bencana serupa di tahun yang akan datang," katanya kepada wartawan setelah memberikan pidato di televisi setempat.

"Kami sadar bahwa negara menginginkan hasil terbaik dari kami dan kita berlari melawan waktu setelah lalai selama puluhan tahun," kata Costa kepada wartawan setelah pidatonya.




Credit  antaranews.com