ST. PETERSBURG
- Seorang pemimpin militer NATO merasa khwatir dengan latihan militer
besar-besaran Rusia di perbatasan Eropa. Menurutnya, Rusia tengah
melakukan persiapan serius untuk sebuah perang besar bukan latihan
militer.
Kepala Komite Militer NATO, Jenderal Petr Pavel mengatakan bahwa NATO sedang bekerja untuk membangun kembali komunikasi militer-ke-militer dengan Rusia. Hal ini untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan dari kejadian potensial selama latihan tersebut. Rusia sendiri telah memberikan jaminan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman.
Latihan selama seminggu - bernama Zapad, bahasa Rusia untuk "barat" - sedang berlangsung di daerah dekat Laut Baltik. Latihan ini melibatkan ribuan personil, tank dan pesawat terbang.
NATO sedang mengamati dengan seksama latihan tersebut. Dikatakan sebanyak 100 ribu tentara Rusia dan Belarusia ikut ambil bagian. Namun Rusia mengatakan bahwa itu omong kosong, bersikeras hanya di bawah 13.000 tentara yang terlibat.
"Sebenarnya, kebohongan terletak di suatu tempat di tengah-tengah, tapi kurangnya transparansi latihan perang menambah nada ancaman," kata Palmer seperti dilansir dari CBS, Selasa (19/9/2017).
Rusia melakukan latihan militer besar ini setiap empat tahun sekali. Namun untuk yang satu ini sangat luar biasa karena meluas ke negara tetangga Belarus, yang menempatkan tentara Rusia berpatroli dengan pasukan NATO di sisi lain perbatasan.
Kepala Komite Militer NATO, Jenderal Petr Pavel mengatakan bahwa NATO sedang bekerja untuk membangun kembali komunikasi militer-ke-militer dengan Rusia. Hal ini untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan dari kejadian potensial selama latihan tersebut. Rusia sendiri telah memberikan jaminan bahwa mereka tidak menimbulkan ancaman.
Latihan selama seminggu - bernama Zapad, bahasa Rusia untuk "barat" - sedang berlangsung di daerah dekat Laut Baltik. Latihan ini melibatkan ribuan personil, tank dan pesawat terbang.
NATO sedang mengamati dengan seksama latihan tersebut. Dikatakan sebanyak 100 ribu tentara Rusia dan Belarusia ikut ambil bagian. Namun Rusia mengatakan bahwa itu omong kosong, bersikeras hanya di bawah 13.000 tentara yang terlibat.
"Sebenarnya, kebohongan terletak di suatu tempat di tengah-tengah, tapi kurangnya transparansi latihan perang menambah nada ancaman," kata Palmer seperti dilansir dari CBS, Selasa (19/9/2017).
Rusia melakukan latihan militer besar ini setiap empat tahun sekali. Namun untuk yang satu ini sangat luar biasa karena meluas ke negara tetangga Belarus, yang menempatkan tentara Rusia berpatroli dengan pasukan NATO di sisi lain perbatasan.
Credit sindonews.com