Kamis, 01 Desember 2016

Slovakia Larang Islam Jadi Agama Resmi


 
Slovakia Larang Islam Jadi Agama Resmi Ilustrasi Muslim di Eropa (Reuters/Luke MacGregor)
 
 
Jakarta, CB -- Slovakia mengesahkan undang-undang untuk secara efektif melarang Islam menjadi salah satu agama resmi di negara itu dalam waktu dekat. Langkah ini semakin menguatkan sentimen anti-Islam yang tumbuh di seluruh Uni Eropa.

Slovakia menjadi salah satu negara yang menentang keras para imigran, yang sebagian besar merupakan Muslim, memasuki Uni Eropa pada krisis imigran tahun 2015 lalu. Slovakia juga menentang skema pembagian penampungan imigran yang diberlakukan Uni Eropa terhadap para anggotanya.


Pertengahan tahun ini, Perdana Menteri Robert Fico bahkan menegaskan bahwa Islam tidak memiliki tempat di Slovakia.

Parlemen Slovakia pada Rabu (30/11) memutuskan untuk mengadopsi kebijakan yang diserukan oleh Partai Nasional Slovak (SNS), yang mengharuskan bahwa sebuah agama harus memiliki setidaknya 50 ribu pemeluk untuk memenuhi syarat menjadi agama resmi. Jumlah itu merupakan peningkatan dari kebijakan sebelumnya, yang mengharuskan 20 ribu pemeluk.

Agama resmi di Slovakia akan mendapatkan subsidi negara dan diberi keleluasaan untuk mengelola sekolah khusus agama itu.

Kebijakan ini menyulitkan Islam untuk didaftarkan sebagai salah satu agama resmi di Slovakia, negara yang saat ini memiliki 2.000 warga Muslim, menurut data dari sensus teranyar.

Namun, Yayasan Islam di Slovakia memperkirakan jumlah umat Muslim di negara itu mencapai sekitar 5.000 orang. Selain itu, di Slovakia juga tida ada satupun masjid yang diakui oleh pemerintah.

SNS berdalih bahwa kebijakan baru itu dimaksudkan untuk mencegah pendaftaran sejumlah gereja tak resmi, seperti Gereja Monster Spageti Terbang, yang secara mengejutkan memiliki pengikut dari seluruh negara di dunia.

"Islamisasi dimulai dengan kebab dan itu sudah berlangsung di Bratislava, mari kita menyadari apa yang bisa kita hadapi dalam lima sampai 10 tahun. Kita harus mengerahkan seluruh kemampuan agar tidak ada masjid yang dibangun di masa depan," ujar Ketua SNS, Andrej Danko, sebelum kebijakan disahkan, dikutip dari Reuters.

Danko juga menyerukan sejumlah langkah untuk mencegah pendaftaran Islam sebagai agama resmi, melarang pemakaian burqa di ruang publik, serta melarang pembangunan masjid.

Hingga kini, belum ada komentar dari Yayasan Islam Slovakia terkait kebijakan baru tersebut.

RUU itu merengkuh mayoritas suara, yakni sekitar dua-pertiga anggota dewan di parlemenyang terdiri dari partai berkuasa dan oposisi. Meski demikian, para anggota parlemen tidak mengabulkan kebijakan yang diusulkan Partai Rakyat Kami Slovakia yang beraliran ekstem kanan untuk menaikkan syarat jumlah pemeluk suatu agama resmi menjadi 250 ribu orang.

Slovakia merupakan negara kecil yang terletak di tengah Eropa dengan populasi mencapai 5,4 juta warga. Sebanyak 62 persen di antaranya memeluk agama Katolik Roma.

Uni Eropa hingga kini masih kesulitan menampung lebih dari 1,36 juta imigran yang menginjakkan kaki di Benua Biru itu sejak awal 2015. Serangkaian serangan yang dilakukan kelompok ekstremis dengan mengatasnamakan Islam juga memicu sentimen anti-Muslim di berbagai negara di Uni Eropa, khususnya di kalangan pendukung partai sayap kanan yang dikenal antiimigran.


Credit  CNN Indonesia