Tentara dan polisi Malaysia, bersama dengan lima penduduk desa, mengunjungi tempat di mana penduduk Sarawak diduga ditahan di dekat Kampung Danau Melikin di Sarawak. [New Staits Times]
CB, Jakarta - Pemerintah Indonesia meminta maaf dan menyayangkan insiden penahanan warga negara Malaysia asal Serawak di perbatasan Kalimantan oleh personel TNI.
Melalui Kementerian Luar Negeri menyatakan penahanan yang dilakukan TNI terkait dugaan ilegal logging. Juru bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir mengatakan ada mekanisme bilateral untuk penanganan ilegal logging.
"Indonesia dan Malaysia memiliki mekanisme bilateral dan selama ini sepakat untuk membahas isus-isu yang terjadi di perbatasan yaitu melalui forum General Border Committee (GBC) yang dipimpin oleh Menhan kedua negara," kata Arrmanatha kepada Tempo, 24 Desember 2018.
Juru Bicara Kementrian Luar NegeriArrmanatha Nasir. TEMPO/DWI FEBRINA FAJRIN
Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Marzuki Yahya menyampaikan pemerintah Malaysia mengapresiasi tanggapan positif Indonesia atas nota protes yang disampaikan atas insiden ini.
"Indonesia mengakui pelaggaran dan menerima keluhan kami untuk memastikan insiden seperti ini tidak akan terjadi lagi," kata Marzuki, dikutip dari New Straits Times.
Sebelumnya New Sunday Times melaporkan insiden terkait lima warga Malaysia dari Sarawak disergap oleh dua prajurit TNI yang masuk ke wilayah Malaysia di hutan Wong Rangkai, sekitar 400 meter dari perbatasan Kalimantan-Serian pada 11 Desember.
Kayu yang dikumpulkan oleh lima penduduk desa Sarawak sebelum mereka diduga disergap oleh dua orang bersenjata yang diyakini tentara Indonesia di dekat Kampung Danau Melikin di Sarawak.[New Straits Times]
Kelima warga Sarawak itu dibawa ke pos perbatasan Kalimantan di Sungai Enteli dengan todongan senjata SS-1 Pindad. Sesampainya di markas kelimanya dipaksa mengaku melakukan ilegal logging dan meminta tebusan.
Penyerahan warga Malaysia dilakukan di Kuching. Perwakilan pihak Indonesia dipimpin perwakilan militer dari Konsulat Jenderal di Kuching, sementara Malaysia Komandan Brigade ke-3 dari markas Kamp Perinssen.
Credit TEMPO.CO