
Baris depan (ki-ka): Perdana Menteri
Australia Scott Morrison, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana
Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden Chili Sebastian Pinera, Presiden
China Xi Jinping, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'Neill, Perdana
Menteri Jepang Shinzo Abe, Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence,
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Presiden Indonesia Joko
Widodo, Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam; baris belakang (ki-ka):
Wakil Sekretaris Perdagangan Luar Negeri Meksiko Carlos Baker Pineda,
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Menteri Luar Negeri Peru
Nestor Popolizio, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Perdana Menteri
Rusia Dmitry Medvedev, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong,
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri Thailand Prayuth
Chan-o-cha, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, dan delegasi
Taiwan untuk APEC Morris Chang, berfoto bersama menjelang sesi retret
KTT APEC di Port Moresby, Papua Nugini, Minggu (18/11/2018). ANTARA
FOTO/Reuters-David Gray/cfo/hp.
Wellington (CB) - Selandia Baru akan mengirim 14 diplomat
baru ke kawasan Pasifik tahun depan, kata Menteri Luar Negeri Winston
Peters pada Selasa, langkah terbaru pemerintah-pemerintah Barat untuk
menanggapi peningkatan pengaruh China di kawasan strategis itu.
Para diplomat itu akan ditempatkan di Samoa, Tonga, Fiji, Vanuatu, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kiribati dan Hawaii, negara bagian Amerika Serikat, kata Peters dalam pernyataan.
Langkah tersebut muncul di sela-sela peningkatan kekhawatiran Barat mengenai pengaruh China di Pasifik Selatan melalui prakarsa Sabuk dan Jalan, yang mendominasi konferensi tingkat tinggi APEC, dengan Papua Nugini sebagai tuan rumah.
"Posisi-posisi baru itu merupakan langkah awal dalam menunjukkan bahwa Selandia Baru berkomitmen kepada Pasifik guna membantunya ... lebih aman dan lebih sejahtera dan meningkatkan suara Selandia Baru di suatu kawasan," kata Peters.
Pekerjaan-pekerjaan itu akan diiklankan pada akhir tahun dan pos-pos baru tersebut diharapkan akan diisi pada pertengahan tahun 2019, demikian kantor Peters.
Selandia Baru juga mengirim empat orang diplomat lagi ke Jepang, AS, China untuk mengoordinasikan kebijakan mengenai kawasan Pasifik, kata Peters.
AS, Australia, Prancis dan Inggris membuka kedutaan-kedutaan baru, menambah staf serta lebih sering merangkul para pemimpin negara-negara pula dalam usaha menanggapi peningkatan pengaruh China.
Persaingan antara Amerika Serikat dan China di Pasifik menjadi fokus di APEC pada November dengan AS dan sekutu-sekutu Barat-nya melancarkan tanggapan terkoordinasi atas program Sabuk dan Jalan China.
Para diplomat itu akan ditempatkan di Samoa, Tonga, Fiji, Vanuatu, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Kiribati dan Hawaii, negara bagian Amerika Serikat, kata Peters dalam pernyataan.
Langkah tersebut muncul di sela-sela peningkatan kekhawatiran Barat mengenai pengaruh China di Pasifik Selatan melalui prakarsa Sabuk dan Jalan, yang mendominasi konferensi tingkat tinggi APEC, dengan Papua Nugini sebagai tuan rumah.
"Posisi-posisi baru itu merupakan langkah awal dalam menunjukkan bahwa Selandia Baru berkomitmen kepada Pasifik guna membantunya ... lebih aman dan lebih sejahtera dan meningkatkan suara Selandia Baru di suatu kawasan," kata Peters.
Pekerjaan-pekerjaan itu akan diiklankan pada akhir tahun dan pos-pos baru tersebut diharapkan akan diisi pada pertengahan tahun 2019, demikian kantor Peters.
Selandia Baru juga mengirim empat orang diplomat lagi ke Jepang, AS, China untuk mengoordinasikan kebijakan mengenai kawasan Pasifik, kata Peters.
AS, Australia, Prancis dan Inggris membuka kedutaan-kedutaan baru, menambah staf serta lebih sering merangkul para pemimpin negara-negara pula dalam usaha menanggapi peningkatan pengaruh China.
Persaingan antara Amerika Serikat dan China di Pasifik menjadi fokus di APEC pada November dengan AS dan sekutu-sekutu Barat-nya melancarkan tanggapan terkoordinasi atas program Sabuk dan Jalan China.
Credit antaranews.com