CB, Jakarta - Pemerintah Israel menyetujui penjualan spyware peretas telepon ke Arab Saudi untuk mengawasi pergerakan Jamal Khashoggi.
Kolumnis Washington Post, David Ignatius, seperti dikutip dari Sputniknews, 10 Desember 2018, melaporkan bahwa para pejabat intelijen AS telah mengetahui para pejabat Saudi berusaha mendapatkan Pegasus, spyware yang diciptakan perusahaan intelijen cyber Israel NSO Group Technologies.
Arab Saudi dilaporkan melakukan beberapa transaksi dengan NSO melalui afiliasi yang berbasis di Luxemburg yang disebut Q Cyber Technologies. Meskipun beberapa orang Israel menyuarakan keprihatinan jika memberikan spyware kepada Arab Saudi, namun sumber AS mengklaim bahwa pemerintah Israel memberikan persetujuannya untuk pembelian Pegasus oleh Riyadh.
Dalam foto yang dirilis 25 Agustus 2016, menunjukan perusahaan Grup NSO Israel yang memiliki kantor sampai beberapa bulan yang lalu di Herzliya, Israel. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan bahwa seorang anggota stafnya ditargetkan oleh spyware buatan Israel dari NSO Group.[AP Photo / Daniella Cheslow]
Hal ini dipandang sebagai win-win solution, menurut laporan itu, mengingat bahwa Israel mendapatkan sekutu Arab untuk melawan Iran serta kesempatan untuk memata-matai Riyadh melalui kerja sama keamanan cyber, sementara Saudi memperoleh alat baru untuk memerangi musuh internalnya.
Menurut laporan Haaretz baru-baru ini, perwakilan Saudi mengadakan pembicaraan dengan NSO Group untuk mendapatkan Pegasus, sebagai operasi untuk meretas ponsel pengkritik di Arab Saudi dan di luar Arab. Kritikus yang menentang kerajaan, yang tinggal di luar negeri sebelumnya mengklaim bahwa smartphone mereka telah dimonitor oleh peretas Saudi.
Omar Abdulaziz, aktivis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Montreal, Kanada. Abdulaziz menyebar percakapannya dengan Khashoggi, termasuk percakapan suara, foto dan rekaman video. Sumber: edition.cnn.com
Di antara mereka adalah aktivis dan pembangkang yang berbasis di Kanada, Omar Abdulaziz, yang berteman dengan Jamal Khashoggi. Abdulaziz minggu ini mengajukan gugatan terhadap NSO Group, mengklaim bahwa perusahaan menjual Pegasus ke Arab Saudi pada 2017 seharga US$ 55 juta atau sekitar Rp 800 miliar.
Spyware itu kemudian diduga digunakan untuk melacak komunikasi antara Abdulaziz dan Jamal Khashoggi, yang berkontribusi secara signifikan terhadap keputusan untuk membunuh sang wartawan.
Kolumnis Washington Post, David Ignatius, seperti dikutip dari Sputniknews, 10 Desember 2018, melaporkan bahwa para pejabat intelijen AS telah mengetahui para pejabat Saudi berusaha mendapatkan Pegasus, spyware yang diciptakan perusahaan intelijen cyber Israel NSO Group Technologies.
Arab Saudi dilaporkan melakukan beberapa transaksi dengan NSO melalui afiliasi yang berbasis di Luxemburg yang disebut Q Cyber Technologies. Meskipun beberapa orang Israel menyuarakan keprihatinan jika memberikan spyware kepada Arab Saudi, namun sumber AS mengklaim bahwa pemerintah Israel memberikan persetujuannya untuk pembelian Pegasus oleh Riyadh.
Dalam foto yang dirilis 25 Agustus 2016, menunjukan perusahaan Grup NSO Israel yang memiliki kantor sampai beberapa bulan yang lalu di Herzliya, Israel. Kelompok hak asasi manusia Amnesty International mengatakan bahwa seorang anggota stafnya ditargetkan oleh spyware buatan Israel dari NSO Group.[AP Photo / Daniella Cheslow]
Hal ini dipandang sebagai win-win solution, menurut laporan itu, mengingat bahwa Israel mendapatkan sekutu Arab untuk melawan Iran serta kesempatan untuk memata-matai Riyadh melalui kerja sama keamanan cyber, sementara Saudi memperoleh alat baru untuk memerangi musuh internalnya.
Menurut laporan Haaretz baru-baru ini, perwakilan Saudi mengadakan pembicaraan dengan NSO Group untuk mendapatkan Pegasus, sebagai operasi untuk meretas ponsel pengkritik di Arab Saudi dan di luar Arab. Kritikus yang menentang kerajaan, yang tinggal di luar negeri sebelumnya mengklaim bahwa smartphone mereka telah dimonitor oleh peretas Saudi.
Omar Abdulaziz, aktivis asal Arab Saudi yang mengasingkan diri ke Montreal, Kanada. Abdulaziz menyebar percakapannya dengan Khashoggi, termasuk percakapan suara, foto dan rekaman video. Sumber: edition.cnn.com
Di antara mereka adalah aktivis dan pembangkang yang berbasis di Kanada, Omar Abdulaziz, yang berteman dengan Jamal Khashoggi. Abdulaziz minggu ini mengajukan gugatan terhadap NSO Group, mengklaim bahwa perusahaan menjual Pegasus ke Arab Saudi pada 2017 seharga US$ 55 juta atau sekitar Rp 800 miliar.
Spyware itu kemudian diduga digunakan untuk melacak komunikasi antara Abdulaziz dan Jamal Khashoggi, yang berkontribusi secara signifikan terhadap keputusan untuk membunuh sang wartawan.
Credit tempo.co