PARIS
- Prancis dilaporkan akan mempertimbangkan memberlakukan keadaan
darurat setelah demo lanjutan dari massa Yellow Vest (Rompi Kuning) di
Paris, kemarin berakhir dengan kerusuhan. Sebanyak 205 orang ditangkap
dan 92 orang termasuk petugas polisi terluka dalam kerusuhan.
"Kami harus memikirkan langkah-langkah yang dapat diambil, sehingga insiden ini tidak terjadi lagi," kata juru bicara pemerintah Prancis, Benjamin Griveaux dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (2/12).
Dia kemudian mengatakan, presiden, perdana menteri dan menteri dalam negeri Prancis akan membahas semua opsi yang tersedia bagi mereka terkait dengan situasi di Prancis dalam pertemuan kabinet hari ini.
Sebelumnya diwartakan, demo memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan pajak berubah menjadi kekacauan setelah demonstran Rompi Kuning melempari petugas polisi dengan berbagai benda, termasuk proyektil dan cat. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Para demonstran meneriakkan berbagai slogan untuk menuntut Presiden Emmanuel Macron mengundurkan diri. Area di dekat jalan Champ-Elysees terpaksa ditutup ketika kerusuhan membuat kawasan ikonik itu ditutupi asap tebal.
"Kami harus memikirkan langkah-langkah yang dapat diambil, sehingga insiden ini tidak terjadi lagi," kata juru bicara pemerintah Prancis, Benjamin Griveaux dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Minggu (2/12).
Dia kemudian mengatakan, presiden, perdana menteri dan menteri dalam negeri Prancis akan membahas semua opsi yang tersedia bagi mereka terkait dengan situasi di Prancis dalam pertemuan kabinet hari ini.
Sebelumnya diwartakan, demo memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan pajak berubah menjadi kekacauan setelah demonstran Rompi Kuning melempari petugas polisi dengan berbagai benda, termasuk proyektil dan cat. Polisi merespons dengan menembakkan gas air mata dan meriam air.
Para demonstran meneriakkan berbagai slogan untuk menuntut Presiden Emmanuel Macron mengundurkan diri. Area di dekat jalan Champ-Elysees terpaksa ditutup ketika kerusuhan membuat kawasan ikonik itu ditutupi asap tebal.
Massa
demonstran Rompi Kuning mengambil potongan kardus besar untuk dijadikan
perisai ketika tak kuat menghadapi gas air mata yang ditembakkan polisi
antihuru-hara.
Credit sindonews.com