Selasa, 11 Desember 2018

3 Negara Produsen Senjata Terbesar Dunia

   

Pesawat tempur RAF F-35B Lightning, USAF F-15E Strike Eagle dan  French Rafale saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh
Pesawat tempur RAF F-35B Lightning, USAF F-15E Strike Eagle dan French Rafale saat mengikuti latihan bersama Point Blank di RAF Mildenhall, Inggris, 27 November 2018. REUTERS/Eddie Keogh

CB, Jakarta - Sebuah lembaga riset yang berbasis di Swedia, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) merilis data negara produsen senjata terbesar di dunia.
Riset SIPRI yang dilansir dari situsnya sipri.org, 11 Desember 2018, mengungkapkan pada tahun 2017 total sekitar US$ 398,2 miliar atau Rp 5.800 triliun dalam industri senjata global. Angka ini lebih tinggi 2,5 persen daripada tahun 2016 dan 44 persen sejak 2002, di mana pada 2002 adalah tahun pertama rilis data SIPRI terhadap industri senjata dunia, dan saaat itu belum memasukkan Cina. Berikut tiga negara produsen terbesar yang dirangkum dari Top 100 Arm Sales SIPRI.

Amerika Serikat
Amerika Serikat masih memimpin industri senjata global dengan 42 perusahaan yang tercatat pada 2017. Jika digabungkan, penjualan senjata perusahaan AS tumbuh 2 persen pada 2017 dengan nilai mencapai US$ 226,6 miliar (Rp 3.300 triliun), yang mencakup 57 persen dari total Top 100 penjualan senjata.
Lima perusahaan AS masuk dalam daftar 10 tertinggi pada 2017.

Logo Lockheed Martin. REUTERS/Peter Nicholls
"Perusahaan-perusahaan AS mendapat keuntungan dari Departemen Pertahanan atas permintaan senjata," ungkap Aude Fleuran, Direktur SIPRI untuk Program Belanja Militer dan Senjata.

Lockheed Martin masih menjadi produsen senjata terbesar dunia pada 2017, dengan total penjualan mencapai US$ 44,9 miliar (Rp 640 triliun). Selisih penjualan antara dua produsen besar senjata, Lockheed Martin dan Boeing, meningkat dari US$ 11 miliar (Rp 160 triliun) di 2016 dan US$ 18 miliar (Rp 262 triliun) pada 2017, ungkap Fleurant.

Rusia

Rusia mulai menggeser Inggris dari posisi kedua produsen senjata dunia, yang telah dipegang Inggris sejak 2002. Gabungan penjualan senjata perusahaan Rusia mencapai 9,5 persen dari total Top 100, membuat Rusia menjadi terbesar kedua pada 2017.
Penjualan senjata dari 10 perusahaan Rusia yang terdaftar mencapai 8.5 persen pada 2017 dengan nilai hingga US$ 37,7 miliar atau Rp 549 triliun.

"Perusahaan-perusahaan Rusia telah mengalami pertumbuhan signifikan pada penjualan senjata sejak 2011," kata Siemon Wezeman, periset senior SIPRI untuk Program Belanja Militer dan Senjata."Ini seiring dengan penambahan anggaran untuk modernisasi angkatan bersenjata Rusia."
Pada 2017 sebuah perusahaan senjata Rusia masuk dalam 10 daftar SIPRI sejak data ini pertama kali diterbitkan dalam 100 daftar teratas produsen senjata.

Sistem pertahanan udara S-400 Triumph dikembangkan oleh Almaz Central Design Bureau, untuk menggantikan S-300, pada 1990. Rusia menciptakan sistem pertahanan udara S-400 dengan radar AESA (Active electronically scanned array) untuk menghadapi ancaman pesawat taktis dan strategis, pesawat tanpa awak, pesawat pengganggu radar, dan pesawat siluman. AFP/Andrey Smirnov
Adalah Almaz-Antey, yang telah menjadi produsen senjata terbesar Rusia, dengan meningkatnya penjualan senjata perusahaan sebesar 17 persen pada 2017 atau senilai US$ 8,6 miliar (Rp 125 triliun), ungkap Alexandra Kuimova, asisten periset di SIPRI.
Bersama dengan Almaz-Antey, tiga perusahaan Rusia lain dalam Top 100 mengalami peningkatan 15 persen lebih penjualan senjata, yakni United Engine Corporation sebesar 25 persen, High Precision System sebesar 22 persen, dan Tactical Missiles Corporation 19 persen.

Inggris
Meskipun posisi kedua Inggris digeser oleh Rusia, namun Inggris tetap menjadi produsen senjata terbesar di Eropa Barat. Ada 24 perusahaan Eropa Barat masuk dalam 100 teratas dengan peningkatan 3,8 persen pada 2017 atau senilai US$ 94,9 miliar (Rp 1.382 triliun), dan mengisi total 23,8 persen dari keseluruhan 100 teratas.
Inggris masih menjadi produsen senjata terbesar di Eropa Barat pada 2017 dengan total penjualan US$ 35,7 miliar (Rp 520 triliun dan tujuh perusahaannya masuk dalam daftar 100 teratas.
"Penjualan gabungan perusahaan Inggris 2,3 persen lebih tinggi daripada tahun 2016," kata Fleurant."Ini berdasarkan peningkatan penjualan senjata dari perusahaan BAE Systems, Rolls-Royce, dan GKN."

Proyek UCAV Taranis dikerjakan bersama oleh BAE Systems, sebagai pimpinan proyek, Rolls-Royce, QinetiQ, dan GE Aviation Systems. BAE Systems bertanggungjawab terhadap teknologi stealth, intergrasi sistem, dan infrastruktur kontrol sistem. BAE Systems dan QinetiQ mensuplai sistem otonomi Taranis. GE Aviation Systems bertanggung jawab terhadap sistem pengukuran bahan bakar dan sistem tenaga elektronik. Rolls-Royce menyiapkan mesin dan menginstalnya di pesawat. huffingtonpost.co.uk
BAE Systems, yang mengisi daftar keempat teratas dalam Top 100, adalah produsen senjata terbesar Inggris. Penjualan senjata BAE naik 3,3 persen pada 2017 dengan nilai US$ 22,9 miliar (Rp 333 triliun).

Selain tiga negara di atas, perusahaan senjata Turki juga naik signifikan sebesar 24 persen karena permintaan senjata domestik dan untuk bebas dari ketergantungan senjata asing. sementara perusahaan senjata India masuk dalam daftar 100 teratas dengan nilai penjualan US$ 7,5 miliar (Rp 109 triliun) pada 2017, mewakili 1,9 persen penjualan senjata dunia daftar 100 teratas.



Credit  tempo.co