Negosiasi perdamaian di Yaman belum menghentikan pertempuran.
CB,
SANAA -- Sedikitnya 150 petempur Al-Houthi tewas atau cedera dalam
bentrokan di Provinsi Al-Hudaydah, Yaman Barat.
Menurut
jejaring berita yang memiliki hubungan dengan militer, pasukan Yaman
mematahkan satu serangan gerilyawan Al-Houthi di Kabupaten Ad-Durayhimi
di bagian selatan Al-Hudaydah. Selama bentrokan tersebut, sebanyak 150
petempur Al-Houthi dinetralkan.
Juru bicara Al-Houthi belum bisa dimintai komentar mengenai pernyataan militer Yaman yang didukung Saudi.
Kendati
kesepakatan gencatan senjata dicapai pekan lalu di Swedia, Al-Hudaydah
terus menyaksikan bentrokan sporadis antara pasukan pemerintah dan
gerilyawan Al-Houthi.
"Gencatan senjata tersebut diharapkan
sepenuhnya berlaku di provinsi itu pada Senin malam, demikian isi
ketentuan dalam kesepakatan tersebut," sebagaimana dilaporkan Kantor
Berita
Anadolu Senin.
Kesepakatan itu menyerukan penarikan semua kelompok bersenjata dari Al-Hudaydah dan pelabuhan strategisnya.
Dalam
peristiwa terpisah, seorang komandan senior militer Yaman tewas dalam
satu serangan mortir oleh gerilyawan Al-Houthi di sebelah timur Ibu Kota
Yaman, Sana'a, kata seorang juru bicara pada Senin.
Brigadir
Jenderal Taher Hamid Ash-Sharabi tewas ketika satu bom menghantam
Kabupaten Nahm, sebelah timur Sana'a. Belum ada komentar dari kelompok
Syiah Al-Houthi mengenai laporan itu.
Nahm telah menjadi
ajang bentrokan yang kadang-kala terjadi antara pasukan pemerintah dan
gerilyawan Al-Houthi selama lebih dari dua tahun sampai saat ini. Selama
bentrokan tersebut, ratusan orang tewas.
Yaman terjerumus
ke dalam perang saudara pada 2014, ketika gerilyawan Al-Houthi menguasai
sebagian besar wilayah negeri itu, termasuk Sana'a, sehingga memaksa
pemerintah mengungsi ke Arab Saudi.
Setahun kemudian, Arab
Saudi dan beberapa sekutu Arabnya melancarkan serangan besar udara
dengan tujuan memutar-balikkan perolehan kelompok gerilyawan Al-Houthi.
Meskipun
koalisi pimpinan Arab Saudi telah meraih kembali sebagian wilayah dari
gerilyawan Al-Houthi, kelompok Syiah dukungan Iran itu tetap berada di
Sana'a dan beberapa wilayah lain negeri tersebut.