Ilustrasi. (REUTERS/Carlos Garcia Rawlins)
Minggu lalu, militer AS mengumumkan bahwa lebih dari 7.000 pasukan dikirimkan ke perbatasan Meksiko untuk menghentikan laju para imigran dari Amerika Tengah yang perlahan-lahan mengarah ke Amerika Serikat (AS).
Selain pasukan tersebut, Trump pekan lalu mengatakan pemerintahannya juga berencana membangun tenda untuk menahan para imigran. Imigran akan ditahan di fasilitas tersebut untuk sementara sembari pemerintah AS mempertimbangkan permintaan suaka mereka.
"Kami akan memiliki tenda. Mereka akan sangat baik. Mereka akan menunggu dan jika mereka tidak mendapatkan suaka, mereka keluar," kata Trump seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/11).
Kebijakan Trump yang dilakukan menjelang pemilihan kongres AS jangka menengah tersebut telah memicu reaksi tajam. Para kritikus menyebut aksi politik Trump tersebut sudah menyalahgunakan sumber daya militer AS.
Namun pernyataan Trump tersebut dibantah Kepala Komando Utara AS Jenderal Terrence O'Shaughnessy. Kepada wartawan ia mengatakan pengiriman militer AS tidak direncanakan untuk membangun tahanan bagi imigran. Militer tidak punya rencana untuk membangun tahanan bagi imigran tersebut.
"Permintaan yang kami terima dari Departemen Keamanan Dalam Negeri dan CBP (Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan) adalah untuk membangun (fasilitas) guna mendukung personil CBP dan personil militer kami di sana," katanya.
Credit cnnindonesia.com