WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menggelar konferensi pers
terakhirnya di Gedung Putih sebelum benar-benar pensiun dari pada 20
Januari besok. Dalam konferensi pers ini, Obama menegaskan bahwa AS
merupakan negara terkuat di dunia.
Obama menyampaikan beberapa hal mulai dari hubungan AS dan Rusia yang rusak, di mana dia menyalahkan Presiden Vladimir Putin sebagai penyebabnya. Soal pengampunan terhadap pembocor dokumen rahasia AS, Chelsea Manning dan krisis Israel-Palestina juga dia bahas.
Chelsea Manning
Presiden Obama mengungkap alasan soal keputusannya untuk meringankan hukuman Manning. Whistleblower AS ini sejatinya dihukum 35 tahun penjara namun setelah diampuni Obama, dia akan bebas pada 17 Mei 2017 mendatang.
“Chelsea Manning telah menjalani hukuman penjara yang berat,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/1/2017).
”Sudah dalam pandangan saya bahwa dia dibawa ke pengadilan, bahwa proses hukum telah dijalankan, dia bertanggung jawab untuk kejahatannya, bahwa hukuman yang dia terima relatif sangat sebanding dengan kebocoran (dokumen) yang telah dia lakukan,” papar Obama.
Rusia
Soal Rusia, Obama mengklaim menginginkan “hubungan yang konstruktif” dengan Moskow ketika dia masuk ke Gedung Putih. Namun, rusaknya hubungan kedua negara, menurut Obama, adalah kesalahan Presiden Vladimir Putin. Dia menyebut Putin meningkatkan “retorika anti-Amerika” dan kembali ke “semangat permusuhan” antara kedua negara sejak Perang Dingin.
“Washington harus memastikan bahwa negara-negara besar tidak pergi mengepung, menyerang dan mengganggu negara-negara kecil,” kata Obama. Kalimat Obama ini mengulang apa yang dia sampaikan dalam pidatonya di Tallinn, Estonia pada September 2014.
”Dalam setiap pengaturan multilateral, AS biasanya telah di sisi yang benar dalam masalah ini, dan itu penting bagi kita untuk tetap berada di sisi itu. Karena jika kita—negara yang terbesar, negara terkuat dan negara demokrasi terbesar di dunia—tidak berdiri untuk nilai-nilai ini, tentu orang lain seperti China atau Rusia tidak akan (melakukannya),” kata Obama.
Konflik Israel-Palestina
Obama menyampaikan beberapa hal mulai dari hubungan AS dan Rusia yang rusak, di mana dia menyalahkan Presiden Vladimir Putin sebagai penyebabnya. Soal pengampunan terhadap pembocor dokumen rahasia AS, Chelsea Manning dan krisis Israel-Palestina juga dia bahas.
Chelsea Manning
Presiden Obama mengungkap alasan soal keputusannya untuk meringankan hukuman Manning. Whistleblower AS ini sejatinya dihukum 35 tahun penjara namun setelah diampuni Obama, dia akan bebas pada 17 Mei 2017 mendatang.
“Chelsea Manning telah menjalani hukuman penjara yang berat,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/1/2017).
”Sudah dalam pandangan saya bahwa dia dibawa ke pengadilan, bahwa proses hukum telah dijalankan, dia bertanggung jawab untuk kejahatannya, bahwa hukuman yang dia terima relatif sangat sebanding dengan kebocoran (dokumen) yang telah dia lakukan,” papar Obama.
Rusia
Soal Rusia, Obama mengklaim menginginkan “hubungan yang konstruktif” dengan Moskow ketika dia masuk ke Gedung Putih. Namun, rusaknya hubungan kedua negara, menurut Obama, adalah kesalahan Presiden Vladimir Putin. Dia menyebut Putin meningkatkan “retorika anti-Amerika” dan kembali ke “semangat permusuhan” antara kedua negara sejak Perang Dingin.
“Washington harus memastikan bahwa negara-negara besar tidak pergi mengepung, menyerang dan mengganggu negara-negara kecil,” kata Obama. Kalimat Obama ini mengulang apa yang dia sampaikan dalam pidatonya di Tallinn, Estonia pada September 2014.
”Dalam setiap pengaturan multilateral, AS biasanya telah di sisi yang benar dalam masalah ini, dan itu penting bagi kita untuk tetap berada di sisi itu. Karena jika kita—negara yang terbesar, negara terkuat dan negara demokrasi terbesar di dunia—tidak berdiri untuk nilai-nilai ini, tentu orang lain seperti China atau Rusia tidak akan (melakukannya),” kata Obama.
Konflik Israel-Palestina
Sedangkan soal krisis Israel-Palestina, Obama khawatir konflik tanpa henti di Timur Tengah itu akan membahayakan keamanan nasional AS. Dia ingin konflik berhenti.”Ini berbahaya bagi Israel, buruk bagi Palestina, buruk bagi kawasan dan buruk bagi keamanan nasional AS,” imbuh Obama.
Obama tetap setuju dengan solusi dua-negara sebagai satu-satunya cara untuk menjamin bahwa Israel akan tetap abadi sebagai negara Yahudi dan negara demokrasi di Timur Tengah. Alasan inilah yang membuat pemerintahannya untuk tidak memveto resolusi DK PBB 2334 yang memutuskan penghentian seluruh proyek permukiman Israel di tanah Palestina yang diduduki.
Credit sindonews.com