Selasa, 15 Maret 2016

Rombongan Pertama Pesawat Rusia Sudah Meninggalkan Suriah


Rombongan Pertama Pesawat Rusia Sudah Meninggalkan Suriah  
Kloter pertama pesawat yang kembali dari Suriah ke Rusia adalah jet tempur SU-34. (Ilustrasi/Reuters/Ministry of Defence of the Russian Federation)
 
Jakarta, CB -- Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa kloter pertama pesawat militer mereka sudah meninggalkan pangkalan udara Hmeymim di Latakia, Suriah, pada Selasa (15/3), setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan pasukan udaranya untuk angkat kaki karena misi telah tercapai.

Seperti diberitakan Reuters, kloter pertama tersebut termasuk Sukhoi-34. Nantinya, semua kloter pesawat akan didampingi oleh Tupolev-154 atau Ilyushin-76 yang membawa para personel teknis dan kargo.

Kemenhan Rusia mengatakan bahwa 50 pesawat tersebut akan menempuh perjalanan 5.000 kilometer dan mengisi bahan bakar di pangkalan perantara Rusia.

Stasiun televisi milik pemerintah Rusia, Rossiya 24 TV, melaporkan bahwa jalur utama perjalanan pesawat tersebut dirahasiakan. Namun biasanya, jalur yang akan dipakai adalah dengan persinggahan di Irak, Iran, dan Azerbaijan.

Sebelumnya, Rossiya 24 TV Station menayangkan langsung detik-detik ketika pasukan berkemas di pangkalan udara Suriah. Tayangan tersebut memperlihatkan para personel memasukkan peralatan dan kotak-kotak ke dalam pesawat Ilyushin II-76 di pangkalan udara Hmeymim, Latakia.

"Personel memasukkan perlengkapan, logistik, dan persediaan lainnya ke dalam pesawat. Pesawat dari pangkalan Hmeymin akan terbang kembali ke lapangan udara markas permanen mereka di wilayah Suriah diikuti oleh pesawat transportasi militer," demikian bunyi pernyataan resmi Kemenhan Rusia.

Latakia memang merupakan basis pasukan udara Rusia selama beroperasi di Suriah untuk menggempur ISIS demi mendukung Presiden Bashar al-Assad.

Setelah lima bulan, Putin mengatakan bahwa pasukan udara harus segera ditarik dan mendesak para diplomatnya untuk mendorong perundingan damai Suriah yang ditengahi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

RT melaporkan bahwa selama lima bulan, Rusia sudah berhasil melakukan 9.000 serangan udara dan membebaskan sekitar 400 daerah dari tangan ISIS.


Credit  CNN Indonesia