Kamis, 17 Januari 2019

Militer Cina Bangkit, Intelijen AS Cemas Ada Potensi Perang Lokal



Pasukan Tiongkok berbaris di tempat latihan Tsugol, sekitar 250 kilometer (156 mil) selatan-timur Kota Chita, selama latihan militer Vostok-2018 di Siberia Timur, Rusia, Kamis, 13 September 2018. Rusia akan melakukan latihan militer terbesar dalam sejarah dengan melibatkan 300 ribu orang dan diikuti tentara Cina. (AP Photo/Sergei Grits)
Pasukan Tiongkok berbaris di tempat latihan Tsugol, sekitar 250 kilometer (156 mil) selatan-timur Kota Chita, selama latihan militer Vostok-2018 di Siberia Timur, Rusia, Kamis, 13 September 2018. Rusia akan melakukan latihan militer terbesar dalam sejarah dengan melibatkan 300 ribu orang dan diikuti tentara Cina. (AP Photo/Sergei Grits)

CB, Jakarta - Badan Intelijen Pertahanan AS atau Defense Intelligence Agency laporan Pentagon terkait kebangkitan militer Cina mengkhawatirkan komunitas intelijen.
Beberapa tahun terakhir, Cina telah mengembangkan militernya untuk mengejar ketertinggalan dari negara barat, mulai dari investasi besar-besaran dalam proyek teknologi militer seperti rudal hipersonik dan pesawat tempur siluman hingga kapal induk, menurut laporan The Marine Corps Times, 16 Januari 2019.
Namun teknologi itu belum cukup menambah kekhawatiran AS, menurut laporan Defense Intelligence Agency (DIA).

Sebab semua lonjakan teknologi militer bukan hanya menambah alutsista, namun semua personel militer Tentara Pembebasan Rakyat Cina kini mencapai titik puncaknya dan kini merasa siap tempur dengan pesaingnya, dan tentu saja ini kabar buruk bagi AS yang bersengketa di Laut Cina Selatan dan Taiwan.
Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) ambil bagian dalam parade militer untuk memperingati ulang tahun ke-90 berdirinya angkatan darat di markas militer Zhurihe di Daerah Otonom Mongolia, Cina, 30 Juli 2017. REUTERS/String
Berdasarkan laporan tahun 2019 DIA tentang China Military Power, pejabat intelijen senior mengatakan bahwa kekuatan militer Beijing akan mampu untuk menginvasi Taiwan.

"Kekhawatiran utama adalah bahwa perwira tinggi Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) mengatakan kepada Presiden Xi Jinping bahwa mereka percaya akan kemampuan tempurnya. Kita tahu sebelumnya mereka masih berkembang dan masih memiliki kemampuan tempur yang rendah," kata pejabat.

Pejabat tersebut melanjutkan, bahwa semakin masif dan majunya teknologi tempur, organisasi ulang dan re-strukturisasi militer Cina mulai berdampak pada kepercayaan diri dalam kesiapan tempur, sehingga konflik regional berpotensi terjadi.
Berdasarkan penilaian terhadap makalah dan pernyataan resmi Cina, intelijen AS dalam laporan DIA menyimpulkan bahwa modernisasi militer Cina tidak dilakukan dengan mempertimbangkan perang global, tetapi sebagai persiapan untuk tantangan lebih lanjut terhadap upaya regionalnya, yang berpotensi mengarah pada perang lokal.




Credit  tempo.co





NASA Pernah Minta Izin Meminjam Pesawat Luar Angkasa Cina



Pesawat luar angkasa Cina Chang'e 4. [ NDTV]
Pesawat luar angkasa Cina Chang'e 4. [ NDTV]

CB, Jakarta - Ahli luar angkasa Amerika Serikat, NASA, pernah meminta izin untuk meminjam pesawat luar angkasa Cina, Chang'e 4 dan satelit relai Queqiao untuk menjalankan misi ke bulan.
Menurut Ketua ahli luar angkasa Cina yang memimpin misi ke bulan, Wu Weiren, pakar dari NASA menyampaikan permintaan itu pada konferensi internasional beberapa tahun lalu.

Wu menjelaskan, pakar NASA meminta Cina memperpanjang usia Queqiao dan mengizinkan peralatan lampu suar untuk ditempatkan di Chang'e 4. Hal itu untuk membantu rencana AS untuk melakukan pendaratan secara strategis di bulan.
"Kami bertanya kepada orang Amerika itu mengapa mereka menginginkan satelit relai kami beroperasi lebih lama. Mereka mengatakan, mungkin dengan merasa sedikit malu, bahwa mereka ingin menggunakan satelit relai kami ketika mereka menjalankan misi mereka ke sisi jauh bulan," kata Wu, seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu, 16 Januari 2019.
Menurut media Cina, selain AS, sejumlah negara telah berkolaborasi dengan Cina dalam proyek bulan, yakni Jerman, Swedia, Belanda, dan Arab Saudi.

misi Chang'e 4 Cina ke bulan.[news.cgtn.com]


Satelit relai Queqiao memainkan peran penting dalam sejarah Chang'e 4 yang mendarat dengan baik di sisi jauh bulan pada 3 Januari 2019.
Satelit ini dibutuhkan karena gelombang radio tidak dapat menjangkau sebagian permukaan bulan yan tidak dapat secara langsung diamati dari bumi.
Untuk mengatasi kesulitan komunikasi, para pakar Cina meluncurkan Quqquio untuk membantu memberi sinyal dari Chang'e ke bumi.

Senin lalu, pakar luar angkasa Cina juga bertukar data pendaratan dengan NASA. Namun NASA tidak memberikan pernyataan apapun tentang kolaborasinya dengan Cina.

Kongres AS pada tahun 2011 telah menyetujui rancangan undang-undang yang melarang ekplorasi ruang angkasa yang dilakukan AS bekerja sama dengan Cina.
AS merupakan satu-satunya negara yang telah sukses menjalankan misi ke bulan dengan membawa manusia yang mendarat di permukaan bulan pada Desember 1972.
Menurut media Cina, selain AS, sejumlah negara telah berkolaborasi dengan Cina dalam proyek bulan, yakni Jerman, Swedia, Belanda, dan Arab Saudi.
Wu mengatakan, Cina memutuskan bekerja sama dengan NASA dalam misi luar angkasa karena hal itu dianggap sebagai peluang emas.Cina juga mempertimbangkan proyek bulan ini berkontribusi bagi kemanusiaan.




Credit  tempo.co






Stasiun Satelit Pemantau Cina di Swedia Dapat Sorotan



Stasiun Kiruna merupakan stasiun pemantauan satelit di Swedia bagian utara dan merupakan kerja sama antara Swedia dan Cina. SCMP
Stasiun Kiruna merupakan stasiun pemantauan satelit di Swedia bagian utara dan merupakan kerja sama antara Swedia dan Cina. SCMP

CBSwedia – Sebuah lembaga pertahanan di Swedia memperingatkan bakal munculnya masalah dari militer Cina karena mengizinkan Beijing membangun stasiun pemantau satelit di negara itu.

 
Lembaga Riset Pertahanan Swedia atau FOI melansir stasiun satelit Cina di kawasan Kiruna, Swedia utara dan dibangun pada 2016, bisa digunakan untuk kepentingan militer Cina.
“Cina bisa menggunakan stasiun itu, yang memantau wilayah arktik, untuk melengkapi data intelijen militer atau menambah kemampuan pengawasan satelit militer Cina jika satelit militer negara itu terkena serangan pada saat perang,” begitu dilansir SCMP pada Senin, 14 Januari 2019.

 
FOI merupakan lembaga riset pertahanan terkemuka yang berada di bawah kementerian Swedia. Menurut lembaga ini, kerja sama pengoperasian stasiun sipil itu bisa beralih menjadi di bawah kontrol militer Cina.
Menurut salah satu peneliti, John Rydqvist, hubungan yang samar antara militer dan sipil Cina menimbulkan kekhawatiran kerja sama antara lembaga antariksa Swedia dan Cina bakal bermasalah.

Stasiun satelit pemantau Cina di Swedia mendapat sorotan karena bisa digunakan untuk kepentingan militer. SCMP
“Secara organisasi, program luar angkasa Cina hingga cakupan yang luas terkait dengan militer,” kata dia.



Stasiun satelit ini berperang dalam proyek jaringan satelit Gaofen, yang merupakan jaringan satelit untuk mengobservasi daratan. Jaringan satelit Gaofen ini memberikan Cina kemampuan pemantauan global. Menurut Rydqvist, informasi yang dikumpulkan Gaofen bisa digunakan militer Cina.

 
Situs pemerintah Cina melansir stasiun satelit yang disebut China Remote Sensing Satellite North Polar Ground di fasilitas Kiruna dibangun hanya dalam dua tahun. Ini merupakan stasiun satelit Cina pertama yang dibangun di luar negeri. Stasiun ini dikelola oleh Institute of Remote Sensing and Digital Earth.



Credit  tempo.co



Iran Minta AS Bebaskan Jurnalisnya


press TV
press TV

Hashemi diduga menerima perlakuan tidak manusiawi di penjara Washington.



CB, TEHERAN -- Iran menyerukan pembebasan Marziyeh Hashemi, jurnalis kelahiran Amerika yang ditahan AS saat tengah bekerja untuk stasiun televisi Iran. Teheran menuduh Washington memperlakukannya dengan tidak baik di penjara sebagai seorang perempuan Muslim kulit hitam.


"Kami mengutuk penangkapan ilegal Marziyeh Hashemi, reporter dan presenter Press TV, dan perlakuan tidak manusiawi di penjara di Washington," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qasemi, dikutip kantor berita negara IRNA.

Hashemi bekerja untuk Press TV berbahasa Inggris. Stasiun televisi itu pada Rabu (16/1) pagi mengatakan pembawa acara TV dan film dokumenternya itu ditangkap di Bandara Internasional St. Louis Lambert pada Ahad (13/1) dan ditahan di Washington.

Namun Hashemi dilaporkan belum didakwa secara resmi. Pejabat FBI belum dapat dihubungi untuk diminta komentar.

"Hashemi, seorang ibu dan nenek, tengah melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk mengunjungi anggota keluarganya, termasuk saudara lelakinya, yang menderita kanker," ujar Press TV, dalam sebuah pernyataan.

Hashemi kemudian diizinkan untuk menghubungi putrinya dua hari setelah penangkapannya. Menurut Press TV, Hashemi dilahirkan dengan nama Melanie Franklin di AS dan mengubah namanya setelah masuk Islam.

Di dalam penjara, Hashemi dilaporkan telah diminta untuk mencopot jilbab yang dikenakannya. Ia juga hanya ditawari daging babi untuk makan.

Satu-satunya makanan yang dia miliki selama dua hari terakhir adalah biskuit. Namun, Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi informasi tersebut.

"Penangkapan mendadak seorang perempuan Muslim Amerika, dan perilaku tidak berperikemanusiaan dan tidak sopan dari petugas federal AS, adalah contoh yang jelas tentang bagaimana rezim apartheid memperlakukan warganya yang bukan kulit putih," kata jubir Qasemi.

Hashemi telah tinggal di Iran selama lebih dari satu dekade, menurut berbagai media Iran. Dia telah meliput tentang diskriminasi terhadap perempuan, Muslim, dan warga Afrika-Amerika di AS.



Credit  republika.co.id





AS Dilaporkan Tangkap Jurnalis Iran dan Diberi Makan Babi


press TV
press TV

Tuduhan resmi terhadap Hashemi belum disebutkan.




CB, WASHINGTON -- Kepolisian Amerika Serikat (AS) menangkap jurnalis kelahiran AS yang bekerja untuk stasiun televisi berbahasa Inggris Iran, Press TV, atas tuduhan yang tidak disebutkan.

Press TV menyebutkan bahwa Marziyeh Hashemi ditangkap di St Louis Lambert International Airport pada Ahad dan ditahan di Washington DC. Akan tetapi belum ada tuduhan resmi yang ditetapkan terhadap Hashemi.

Pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar. Hashemi berada di AS untuk mengunjungi keluarganya dan telah diizinkan menghubungi putrinya dua hari setelah penangkapannya, lapor lembaga penyiaran tersebut.

Menurut Press TV, Hashemi lahir di AS dan memiliki nama Melanie Franklin. Ia mengganti namanya setelah masuk Islam.

Seperti dikutip Press TV, Hashemi mengatakan dirinya dilarang memakai hijab selama di penjara dan hanya diberi makan daging babi, makanan yang dilarang dalam Islam.

Satu-satunya makanan yang dia makan dalam dua hari terakhir adalah "sepaket biskuit," lapor Press TV dari pernyataan Hashemi. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tentang perlakuan terhadap Hashemi secara independen.






Credit  republika.co.id






Dokumen Sebut Teroris ISIS Abu Banat Terkait dengan Intelijen Turki


Dokumen Sebut Teroris ISIS Abu Banat Terkait dengan Intelijen Turki
Sebuah dokumen menyebut teroris ISIS terkenal, Abu Banat, mempuntai hubungan dengan intelijen Turki. Foto/Istimewa

STOCKHOLM - Sebuah situs Swedia melaporkan bahwa seorang militan ekstrimis Rusia yang membunuh dua imam dan memenanggal banyak orang di Suriah telah lama bekerja dengan badan intelijen Turki, MIT. Menurut Nordic Monitor, MIT membantunya lolos dengan dakwaan yang lebih rendah ketika ia tertangkap basah oleh polisi Turki.

Militan itu diketahui bernama Maghomed Maghomedzakirovich Abdurkhmanov alias Abu Banat. Ia adalah seorang warga Rusia yang melukukan perjalanan ke Suriah melalui Turki pada 2012 untuk bergabung dengan para ekstremis dan telah memimpin kelompok teroris Jamaat Abu Banat, yang kemudian menjadi bagian dari ISIS.

Ia mengaku di pengadilan Istanbul bagaimana dia bekerja dengan intelijen Turki di Suriah, menerima dana, senjata dan kendaraan. Dia diyakini telah membunuh dua ulama Ortodoks di Suriah pada 22 April 2013.

"Garis keras Rusia memasuki Suriah pada 2012 melalui Turki dan memulai faksi militan. Ia kemudian bergabung dengan organisasi teroris," kata laporan itu seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (16/1/2019).

Laporan tersebut menambahkan bahwa video "Abu Banat" melakukan pembunuhan mengerikan muncul sesudahnya.

Masih menurut laporan itu, militan itu berbicara tentang kerjasamanya dengan intelijen Turki di Suriah selama persidangan. "Abu Banat" juga menegaskan bahwa ia menerima dukungan signifikan seperti pasokan senjata dan kendaraan.

Meskipun diduga terlibat dalam pembunuhan dua pendeta Kristen, pengadilan Turki tidak menuntut terdakwa dengan pembunuhan. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya hanya tujuh setengah tahun. Putusan terhadap "Abu Banat" tunduk pada banding dan dapat dikurangi lebih lanjut pada tahap berikutnya.

Pada 20 Juni 2013, polisi Turki menangkap "Abu Banat", dan seorang warga Suriah lainnya di kota Konya, di bagian tengah negara itu, selama inspeksi rutin. Mereka berdua segera dibebaskan.

Namun, ketika sebuah video yang konon menunjukkan "Abu Banat" melakukan pembunuhan muncul di media sosial, polisi Turki menangkap keduanya di Istanbul.

Selama interogasi, "Abu Banat" mengakui bahwa dia adalah orang di video itu dan memang membantai dua orang. Dia mengatakan dia menerima perangkat komunikasi radio dari seseorang yang bekerja dengan intelijen Turki yang dikenal sebagai Abu Jaafar.

Sejak konflik dimulai di Suriah, Turki telah menjadi koridor utama bagi teroris asing yang telah bergabung dengan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di dalam negeri.



Credit  sindonews.com




Iran akan Pertahankan Pasukan di Suriah Meski Diancam Israel



Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Bangunan yang hancur akibat pengeboman di Ghouta timur, pinggiran Damaskus, Suriah, Kamis (22/2).
Foto: Ghouta Media Center via AP

Israel mengancam menyerang pasukan Iran jika tidak meninggalkan Suriah.




CB, LONDON -- Kepala Garda Revolusi Iran Mayor Jendral Mohammad Ali Jafari mengatakan negaranya akan tetap mempertahankan pasukan mereka di Suriah. Hal itu menantang ancaman Israel yang mengatakan akan menyerang mereka jika tidak meninggalkan Suriah secepatnya.

"Republik Islam Iran akan tetap mempertahankan penasihat militer, pasukan revolusi dan senjata di Suriah," kata Jafari seperti dikutip kantor berita ISNA, Rabu (16/1).

Pada Selasa (15/1), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan ancaman terhadap Iran. Ia mengatakan pasukan Israel akan melanjutkan serangan mereka ke pasukan Iran di Suriah jika mereka tidak segera keluar dari sana.

Jafari mengatakan ancaman Netanyahu sebagai 'lelucuoan'. Jafari pun memperingatkan pemerintah Israel 'tengah bermain-main dengan buntut singa'. "Anda harusnya takut pada hari dimana rudal kami yang presisi mengaum dan jatuh di kepala Anda," kata Jafari.

Iran dan Rusia sudah mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad selama tujuh tahun dalam berperang melawan pemberontak dan militan. Iran mengirim ribuan pasukan mereka ke Suriah.

Sementara itu Israel semakin khawatir musuh mereka Iran membangun markas militer jangka panjang di Suriah. Israel mengatakan sudah melakukan hampir lebih dari 200 serangan ke markas-markas Iran di Suriah selama dua tahun terakhir.




Credit  republika.co.id




Turki Sambut Baik Rencana AS Ciptakan Zona Aman di Suriah



Turki Sambut Baik Rencana AS Ciptakan Zona Aman di Suriah
Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan dan Presiden AS Donald Trump membahas tentang zona aman di Suriah lewat pembicaraan telepon. Foto/Ilustrasi/Istimewa

ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut proposal Amerika Serikat (AS) untuk membangun zona aman sedalam 32 km di dalam wilayah timur laut Suriah. Menurutnya zona tersebut akan dibentuk oleh militer Turki.

"Trump sekali lagi menegaskan keputusannya untuk menarik diri dari Suriah. Dia juga berbicara tentang zona keamanan lebih dari 30 kilometer di dalam (Suriah), yang akan didirikan oleh kami," kata Erdogan ketika berpidato di hadapan anggota parlemennya seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (17/1/2019).

Zona ini mungkin diperpanjang, katanya, mencatat bahwa pejabat Turki dan AS akan membahas aspek teknis dari zona aman yang diusulkan di sepanjang perbatasan Suriah.



Erdogan merujuk pada percakapan telepon awal pekan ini di mana ia dan Trump telah mencapai pemahaman tentang pentingnya sejarah.

"Presiden menyatakan keinginan untuk bekerja sama untuk mengatasi masalah keamanan Turki di Suriah timur laut sambil menekankan pentingnya bagi Amerika Serikat bahwa Turki tidak menganiaya Kurdi dan Pasukan Demokrat Suriah lainnya," kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan.

Ankara dan Washington telah berselisih mengenai pembebanan terakhir kepada Turki karena memberikan jaminan bahwa Turki tidak akan menyerang Unit Perlindungan Rakyat (YPG) setelah penarikan pasukan AS.

Pembicaraan telepon terbaru ini datang setelah ancaman tweeted Trump pada hari Minggu untuk "menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka memukul Kurdi," merujuk pada YPG, yang dianggap Ankara sebagai cabang Suriah dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang.

AS dan Turki telah berselisih dalam beberapa tahun terakhir mengenai milisi Kurdi di Suriah utara, sekutu AS dalam perang anti Negara Islam.

Tweet keras terakhir Presiden AS itu mengejutkan bagi sekutu NATO-nya, tetapi kepemimpinan Turki tampaknya berusaha untuk menjaga hubungan bilateral tetap tenang dan mendesak Trump untuk berbicara melalui saluran dialog daripada pesan melalui media sosial.

Terlepas dari semua pasang surut dalam hubungan timbal balik, Turki dan AS terus melakukan pembicaraan teknis tentang kerja sama dan koordinasi untuk penarikan 2.000 tentara AS di timur laut Suriah dan untuk misi anti-IS Ankara di sana.


Gagasan tentang zona aman di Suriah utara telah lama dipromosikan oleh Turki selama beberapa tahun setelah bentrokan meletus di Suriah, terutama untuk mengalahkan kemungkinan ancaman oleh pejuang Kurdi Suriah ke perbatasan Turki. Tetapi proposal itu dibunuh oleh pemerintahan Obama.

"Kami telah menyarankan untuk mengamankan tanah jika AS akan memberikan perlindungan udara. Obama tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan meskipun dia mendukungnya," kata Erdogan.

Modalitas zona aman perlu diklarifikasi dan apa yang AS sarankan dalam rencana ini akan dirinci dalam beberapa hari mendatang, seorang pejabat Turki mengatakan kepada Xinhua dengan syarat anonimitas.

Pejabat itu mengatakan bahwa pejabat Turki dan AS akan bertemu di Washington pada 5 Februari untuk pertemuan kelompok kerja di Suriah. 






Credit  sindonews.com





Erdogan: Trump Tidak Akan Batalkan Penarikan Pasukan di Suriah


Erdogan: Trump Tidak Akan Batalkan Penarikan Pasukan di Suriah
Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan. Foto/Istimewa

ANKARA - Serangan teroris di Suriah yang menewaskan 20 orang termasuk 4 tentara Amerika Serikat (AS), tidak akan membuat Presiden Donald Trump membatalkan putusannya untuk menarik pasukan dari negara itu. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Turki, Recep Tayyep Erdogan.

Berbicara di TV langsung di tengah kunjungan presiden Kroasia ke Turki, Erdogan mengatakan bahwa serangan bunuh diri pada Rabu di Manbij yang dikuasai Kurdi diarahkan pada keputusan Trump untuk menarik pasukan dari negara yang dilanda perang.

Namun pemimpin Turki itu mengatakan dia yakin Trump tidak akan membatalkan keputusannya untuk mundur.


"Serangan di Manbij mungkin dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan Trump untuk menarik diri dari Suriah," kata Erdogan.

"Tapi ketika saya melihat ketegasan Trump, saya tidak berpikir langkah mundur akan mengikuti serangan teror seperti itu," imbuhnya seperti dikutip dari RT, Kamis (17/1/2019).

Komentar Erdogan muncul setelah pemboman bunuh diri menewaskan sedikitnya dua puluh orang di kota Manbij di Suriah utara yang dikuasai Kurdi pada hari Rabu. Beberapa dari mereka yang tewas adalah tentara Amerika. Sementara koalisi pimpinan AS di Suriah membenarkan bahwa pasukan AS terbunuh, tidak disebutkan berapa banyak.

Erdogan mengatakan bahwa lima korban adalah orang Amerika.


"Informasi yang saya miliki adalah berita yang menunjukkan bahwa ada lima tentara AS dan 20 tewas total," kata pemimpin Turki itu.

Setelah serangan itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mengatakan bahwa penarikan sekitar 2.000 tentara AS di Suriah utara akan berjalan sesuai rencana, tetapi pasukan AS akan tetap di wilayah itu untuk memastikan bahwa ISIS tidak akan memunculkan kembali kepalanya.





Credit  sindonews.com



Bom ISIS di Suriah, Empat Tentara AS Tewas


Bom ISIS di Suriah, Empat Tentara AS Tewas
Ilustrasi pasukan AS di Suriah. (Courtesy Arnada Jones/U.S. Army/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Setidaknya empat tentara Amerika Serikat dilaporkan tewas bersama 12 orang lainnya akibat serangan bom yang diklaim oleh kelompok militan ISIS di Suriah pada Rabu (16/1).

"Anggota angkatan bersenjata AS tewas akibat sebuah ledakan saat sedang melakukan patroli rutin," demikian pernyataan resmi koalisi penggempur ISIS di Suriah, sebagaimana dikutip Reuters.



Kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights melaporkan bahwa secara keseluruhan, serangan itu menewaskan 16 orang.

Serangan tersebut terjadi di Manbij, kota yang sebenarnya dikuasai oleh milisi pendukung AS. Insiden ini pun disebut-sebut sebagai serangan paling mematikan terhadap personel militer AS sejak ISIS menunjukkan taringnya pada 2015 lalu.



Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan AS mengatakan bahwa sebelumnya, paling banyak dua personel militer sekaligus yang tewas dalam serangan-serangan semacam ini.


Insiden ini terjadi sebulan setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk menarik 2.000 personel militer AS dari Suriah karena ISIS sudah kalah di tanah tersebbut.

Pengumuman tersebut disebut-sebut sebagai pemicu pengunduran diri Menteri Pertahanan AS, Jim Mattis, yang selama ini menyuarakan kekhawatiran atas perkembangan terorisme di Suriah.






Credit  cnnindonesia.com




Turki: AS Akan Tetap Hadir di Langit Suriah


Turki: AS Akan Tetap Hadir di Langit Suriah
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin sebut AS berniat untuk mempertahankan kehadirannya di wilayah udara Suriah, setelah penarikan pasukan dari negara itu. Foto/Istimewa

ANKARA - Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, Amerika Serikat (AS) berniat untuk mempertahankan kehadirannya di wilayah udara Suriah, setelah penarikan pasukannya dari negara itu.

Kalin dalam sebuah pernyataan menyatakan, niatan AS untuk mempertahankan kehadiranya di langit Suriah disampaikan oleh Penasinat Nasional AS, John Bolton saat melakukan kunjungan ke Turki pada pekan lalu.

"Minggu lalu, delegasi AS yang dipimpin oleh Bolton menyampaikan kepada kami sebuah dokumen berisi lima poin tidak resmi," ucap Kalin, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (16/1).


"Dalam dokumen itu AS mengkonfirmasi penarikan pasukannya dari Suriah, tekad untuk melanjutkan perjuangan melawan ISIS dan niat Washington untuk mempertahankan kehadirannya di wilayah udara Suriah sebagai bagian dari koalisi," sambungnya.

Pernyataan Kalin ini datang sehari setelah Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan bahwa ia telah mencapai apa yang dia sebut pemahaman bersejarah dengan Presiden AS, Donald Trump dalam pembicaraan telepon, menekankan bahwa Ankara akan membuat zona aman 32 kilometer di Suriah Utara, yang dapat diperluas.

Zona ini akan bertindak sebagai daerah penyangga di Suriah yang akan memastikan keamanan pasukan Kurdi Suriah, yang merupakan sekutu AS di Suriah dan mencegah teroris menyerang Turki.




Credit  sindonews.com




Hasil Survei: Sepertiga Karyawati PBB Alami Pelecehan Seksual


Hasil Survei: Sepertiga Karyawati PBB Alami Pelecehan Seksual
Ilustrasi Gedung Perserikatan Bangsa-bangsa. (Istockphoto/Mizoula)


Jakarta, CB -- Setidaknya sepertiga pegawai perempuan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku pernah mengalami pelecehan seksual ketika bekerja di sana dalam dua tahun terakhir. Hal tersebut terungkap dalam hasil survei pelanggaran pertama yang dilakukan PBB, pada Selasa (15/1).

Mengutip AFP pada Rabu (16/1), sebanyak satu dari tiga responden atau 33 persen dari hasil survei mengaku setidaknya pernah mengalami satu kasus pelecehan seksual dalam dua tahun terakhir. Di luar tenggat waktu dua tahun, angka responden yang mengaku mengalami bentuk pelecehan seksual selama mereka bekerja di PBB naik menjadi 38,7 persen.


Jenis pelecehan yang paling umum adalah lelucon atau cerita cabul yang menyinggung serta ucapan ofensif tentang penampilan, tubuh atau aktivitas seksual.

Menurut survei, dua dari tiga pelaku pelecehan adalah laki-laki, di mana satu dari empat pelaku pelecehan adalah manajer, dan satu dari 10 pelaku dengan jabatan pemimpin senior.


Kendati demikian survei ini memiliki tingkat responden yang cukup rendah, yakni 17 persen, dengan 30.364 responden menjawab dengan identitas yang dirahasiakan secara daring.


Menanggapi survei ini, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan bukti statistik dalam penelitian ini menjadi acuan tentang apa yang perlu diubah untuk memperbaiki kinerja PBB.

Guterres juga menambahkan hasil survei tentang pelecehan seksual di PBB sebenarnya masih sebanding dengan organisasi lain. Namun, Guterres menyatakan PBB harus menetapkan standar yang tinggi. Ia berjanji akan menegakkan kebijakan tanpa toleransi untuk pelecehan seksual.

Pada Februari 2018 lalu, PBB menyediakan layanan bantuan 24 jam bagi karyawati untuk melaporkan pelecehan seksual. Melalui layanan ini, PBB menugaskan penyidik untuk menuntaskan setiap keluhan.


Bulan lalu, kepala badan UNAIDS, Michael Sidibe, mengundurkan diri setelah dituding tak tegas menyelesaikan sejumlah kasus pelecehan di badan PBB, termasuk pelecehan seksual.




Credit  cnnindonesia.com




Palestina Resmi Menjadi Ketua dari G77


Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: AP Photo/Richard Drew
Abbas kembali menyuarakan kecaman terhadap pendudukan Israel.



CB, NEW YORK -- Palestina telah resmi menjadi ketua dari Group of 77 (G77) pada Selasa (15/1). Presiden Abbas menghadiri langsung acara pengukuhan yang digelar di markas PBB di New York, Amerika Serikat.

"Saya senang mengambil alih hari ini kepemimpinan G77 atas nama rakyat Palestina dan Negara Palestina. Merupakan tanggung jawab besar bahwa Negara Palestina akan menanggung kerendahan hati sepenuhnya," kata Abbas dalam pidatonya, dikutip laman the Times of Israel.


Pada kesempatan tersebut, Abbas kembali menyuarakan kecaman terhadap pendudukan Israel. Menurutnya hal itu menjadi hambatan utama dalam proses pembangunan di Timur Tengah.

"Kolonisasi dan pendudukan Israel yang berkelanjutan atas Negara Palestina merongrong pengembangan dan kapasitas kita untuk kerja sama, koordinasi, dan menghambat pembangunan masa depan yang kohesif dari semua orang di wilayah itu," ujar Abbas.



Kendati demikian, dia menekankan bahwa Palestina masih berkomitmen terhadap solusi damai guna mengakhiri konflik dengan Israel yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Abbas juga mengutuk segala bentuk terorisme terlepas dari siapa yang melakukannya. "Terorisme terjadi di seluruh dunia setiap hari. Itu adalah wabah dan karena itu saya meminta semua negara di dunia untuk bekerja sama untuk mengakhiri terorisme, untuk mencabutnya," katanya.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengucapkan selamat kepada Palestina karena telah dipercaya memimpin G77. Guterres juga mengucapkan terima kasih kepada presiden Mesir.


"Saya mengucapkan selamat kepada Negara Palestina sebagai ketua G77 dan Cina tahun ini, dan saya berterima kasih kepada Presiden Mesir atas kepemimpinannya pada 2018. G77 adalah kekuatan utama yang mendorong solusi multilateral untuk tantangan global," ucap Guterres melalui akun Twitter pribadinya.

Para pejabat Palestina menilai kepemimpinan Palestina di G77 adalah langkah awal menuju keanggotaan penuh di PBB.


Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat mengatakan terpilihnya Palestina sebagai ketua G77 merupakan langkah bersejarah yang dihasilkan melalui pengorbanan rakyat dan perjuangan panjang mereka untuk kebebasan.

"(Hal ini) menandakan pengakuan komunitas internasional atas kenegaraan Palestina dan hak kita menentukan nasib sendiri. Terlepas dari kenyataan di bawah pendudukan militer Israel, Palestina dapat memainkan peran penting dalam sistem global," kata Erekat dikutip laman Press TV.

G77 dibentuk pada 15 Juni 1964 melalui pengesahan Deklarasi Bersama dari 77 anggota negara berkembang. Namun saat ini, G77 dan Cina telah beranggotakan 133 negara.

G77 dan Cina pada dasarnya merupakan forum yang bertujuan mendorong kerja sama internasional di bidang pembangunan, khusus bagi negara-negara berkembang. Pada perkembangannya, kegiatan G77 dan Cina tidak hanya ditujukan memberi dorongan dan arah baru bagi pelaksanaan kerja sama antara Utara-Selatan di berbagai bidang pembangunan internasional.


G77 juga memperluas kerja sama dalam memantapkan hubungan yang saling menguntungkan dan saling mengisi antara sesama negara berkembang melalui Kerja Sama Selatan-Selatan.






Credit  republika.co.id







Rabu, 16 Januari 2019

Erdogan dan Trump Bahas Zona Aman di Suriah Utara, Kenapa?



Sejumlah balon bergambarkan patung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan diarak selama parade Karnaval yang ke-134 di Nice, Perancis, 20 Februari 2018. REUTERS
Sejumlah balon bergambarkan patung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Inggris Theresa May, Presiden Rusia Vladimir Putin, dan Presiden Turki Tayyip Erdogan diarak selama parade Karnaval yang ke-134 di Nice, Perancis, 20 Februari 2018. REUTERS

CB, Ankara - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendiskusikan situasi di wilayah utara Suriah lewat sambungan telepon pada Senin, 14 Januari 2019.


Salah satu poin yang dibahas adalah pembentukan zona aman di kawasan utara Suriah, yang bersih dari kegiatan terorisme dan kelompok bersenjata.
Pembicaraan keduanya ini berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara terkait nasib pada pejuang Kurdi, yang bermarkas di kawasan utara Suriah dan berbatasan dengan Turki bagian selatan.
“Erdogan mengatakan kepada Trump bahwa dia tidak melihat ada masalah dengan keberadaan Kurdi di Suriah,” begitu dilansir Aljazeera dari pernyataan kantor Presiden Turki pada Senin, 14 Januari 2019. “Ankara juga menyatakan hanya akan bertempur dengan kelompok bersenjata di daerah konflik Suriah yang mengancam keamanan nasional negaranya."

Pembicaraan Erdogan dan Trump ini terjadi setelah Trump mengancam Turki bakal mengalami kehancuran ekonomi jika menyerang pasukan Kurdi yang didukung militer AS di Suriah utara. Milisi Unit Perlindungan Rakyat atau YPG ini merupakan kelompok milisi dari etnis Kurdi, yang menyerang kelompok teroris ISIS bersama militer AS.
Trump, seperti dilansir Reuters, berencana menarik pasukan dari Suriah dan Afganistan setelah menyatakan menang melawan kelompok teroris ISIS. Dia berjanji akan kembali mengirim pasukan AS dari markas terdekat jika kelompok ISIS nongol lagi di Suriah.

Mengenai zona aman ini, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan ini merupakan wilayah bagi kelompok yang memerangi ISIS dan mencegah serangan apapun terhadap Turki dari Suriah.
Soal ini, juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, mengatakan,”Presiden menyatakan keinginannya untuk bekerja bersama menangani kekhawatiran Turki mengenai keamanan di kawasan timur laut dari Suriah.”

Tentara Turki bersiap-siap saat berada di pegunungan Barsaya di timur laut Afrin, SUriah, 28 Januari 2018. Turki melancarkan operasi 'Ranting Zaitun' pada 20 Januari 2018, menyerang milisi Satuan Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG) di wilayah kantong Afrin. REUTERS/ Khalil Ashawi
Pada saat yang sama, Sanders mengatakan,”Presiden menekankan penting bagi AS bahwa militer Turki tidak menyerang milisi Kurdi dan Pasukan Demokratik Suriah, yang telah bertempur melawan ISIS.

Soal ini, Kepala Staf Gabungan Joseph Dunford, bakal bertemu dengna mitranya dari Turki yaitu Yasar Guler, pada Selasa waktu setempat untuk konsultasi soal kesepakatan ini.


Pejuang Kurdi dari Unit Perlindungan Rakyat (YPG) berlari saat melintasi sebuah jalan ketika bertempur dengan militan ISIS di Raqqa, Suriah, 3 Juli 2017. REUTERS/ Goran Tomasevic/File Photo
Selama ini, Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Turki atau PKK yang dicap sebagai pasukan teroris dan terlarang di negara itu. Militer Turki menyerang milisi YPG di Kota Afrin, Suriah bagian utara, dan mengecam dukungan militer AS terhadap milisi ini di Kota Manbij, yang terletak di Suriah timur laut.
Soal ancaman dari Trump soal kehancuran ekonomi bagi Turki jika menyerang milisi Kurdi, Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, mengatakan negaranya tidak takut dan tidak bisa diintimidasi oleh ancaman apapun. “Ancaman ekonomi terhadap Turki tidak akan berdampak apa-apa,” kata dia.




Credit  tempo.co




Pyongyang: Setop Latihan Militer Asing di Semenanjung Korea


Pyongyang: Setop Latihan Militer Asing di Semenanjung Korea
Pyongyang menyerukan penghentian latihan militer yang melibatkan pasukan asing di Semenanjung Korea. Foto/Ilustrasi

MOSKOW - Pyongyang menyerukan penghentian latihan militer yang melibatkan pasukan asing di Semenanjung Korea. Hal itu dikatakan Duta Besar Korea Utara (Korut) untuk Rusia. Kim Hyun Joong.

"Untuk menghilangkan permusuhan militer antara Korea Utara dan Korea Selatan dengan cara yang mendasar dan mengubah Semenanjung Korea menjadi zona perdamaian kekal dan abadi, perlu untuk meninggalkan melakukan latihan militer dengan pasukan asing karena Korea Utara dan Korea Selatan setuju untuk mengikuti jalur perdamaian dan kemakmuran tersebut," kata Joong pada sebuah makan malam yang menandai Tahun Baru di Kedutaan Besar Korut di Moskow.

Joong terus mengatakan bahwa negara itu juga memandang perlu untuk meninggalkan senjata strategis asing di wilayahnya.

Duta Besar Korut menekankan bahwa negosiasi multilateral harus dilakukan dengan tujuan untuk membangun sistem perdamaian di Semenanjung Korea melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara yang telah menandatangani perjanjian gencatan senjata.

"Pyongyang siap menjalin hubungan baru dengan Amerika Serikat sesuai dengan semangat era dan keinginan rakyat," catat diplomat itu seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (16/1/2019).

Ia lebih lanjut menambahkan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un dalam pidato Tahun Baru menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump sekali lagi.

Situasi di Semenanjung Korea telah membaik sejak awal tahun ini. Selama masa ini, pemimpin Korut Kim Jon-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in telah mengadakan beberapa pertemuan, sementara Kim bahkan mengadakan pertemuan puncak bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump. KTT ini menghasilkan kesepakatan yang menetapkan bahwa Korut akan melakukan upaya untuk mempromosikan denuklirisasi lengkap semenanjung dengan imbalan AS dan Korsel membekukan latihan militer mereka serta potensi penghapusan sanksi Washington. 




Credit  sindonews.com





Bom Mobil Tewaskan 5 Orang, Taliban Klaim Bertanggung Jawab



Milisi Taliban
Milisi Taliban
Foto: 05news.com
Pemboman itu telah memicu kecaman internasional di tengah upaya perdamaian.



CB, KABUL – Taliban Afghanistan mengklaim bertanggung jawab atas sebuah serangan bom mobil di dekat kompleks asing yang dijaga ketat di dekat kompleks Green Village, Kabul Timur,  lokasi berapa perusahaan dan badan amal internasional. Insiden itu menewaskan lima orang, termasuk seorang warga negara India. Sementara itu lebih dari 110 orang terluka.


Pemboman itu telah memicu kecaman internasional ketika upaya untuk mencapai kesepakatan damai dengan gerilyawan Taliban itu dalam mengakhiri perang lebih dari 17 tahun.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan, para militan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Ia juga mengklaim puluhan petugas keamanan asing dan Afghanistan meninggal dan terluka.

"Lima penyerang, termasuk pembom bunuh diri yang mengendarai kendaraan bermuatan bahan peledak, terlibat," kata Mujahid dalam sebuah pernyataan.


Taliban sering menggelembungkan jumlah korban dalam serangan terhadap pemerintah atau target asing. 


Empat orang meninggal yang diumumkan pemerintah, semuanya merupakan petugas keamanan. "Banyak dinding ledakan runtuh dan kompleks telah rusak," kata seorang pejabat senior Kementerian Dalam Negeri. 


Kementerian Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang warga negara India juga telah terbunuh.


"India menyerukan para pelaku serangan keji ini dan mereka yang menyediakan tempat berlindung untuk dibawa ke pengadilan secepatnya," kata Kementerian Luar Negeri India.


Kementerian Luar Negeri Jerman pun menyebutkan melalui tweet bahwa polisi Jerman juga sedikit terluka dalam ledakan itu. Namun, kementerian tidak memberikan keterangan lebih rinci.


Serangan itu terjadi ketika utusan perdamaian khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad, mengunjungi kawasan tersebut untuk pertemuan-pertemuan yang bertujuan mengamankan perdamaian.


Pertempuran belum surut bahkan ketika pembicaraan mengenai perdamaian meningkat. Taliban dan kelompok gerilyawan lainnya melakukan serangan hampir setiap hari, dengan target utama pasukan keamanan dan pejabat pemerintah. Namun, warga sipil hampir selalu menanggung beban kekerasan.


"Taliban harus berhenti terus menggunakan kekerasan terhadap rakyat mereka sendiri dan hadir dalam meja perundingan," kata Wakil Senior Warga Sipil NATO, Patrick Andrews.


Sumber-sumber Taliban pada hari Selasa (15/1) mengatakan, kekuatan-kekuatan regional telah menciptakan aliansi mereka sendiri untuk mengikuti pembicaraan damai.


Di satu sisi, kata mereka, adalah Pakistan, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dan di sisi lain, Iran, Rusia dan Qatar. 


"Iran dan Qatar mendukung cara Taliban tetapi Pakistan dan Arab Saudi mengatakan apa yang diinginkan pemerintah Afghanistan dan AS," kata seorang pejabat Taliban yang tidak bersedia menyebutkan namanya. 


Taliban, yang berusaha untuk mengembalikan kekuasaan Islam keras setelah mereka digulingkan pada  2001 di tangan pasukan pimpinan AS, telah mengesampingkan pembicaraan dengan pemerintah Afghanistan dan menepisnya sebagai boneka Amerika Serikat.


Qatar, rumah bagi markas politik Taliban, juga menuai kriitk dunia internasional. Negara ini akan menjadi lokasi perundingan AS-Taliban pada putaran keempat.


Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan memboikot pembicaraan jika diadakan di Qatar. Kedua negara itu  memutus hubungan dengan Qatar  pada 2017 dan menuduhnya mendanai militan dan memiliki hubungan dekat dengan Iran. 




Credit  republika.co.id






Jepang Mitigasi Bencana Alam Gunakan Satelit


Gambar satelit potensi longsor di Kabupaten Sigi pasca gempa Donggala. (Pos Pendamping Nasional Palu)
Gambar satelit potensi longsor di Kabupaten Sigi pasca gempa Donggala. (Pos Pendamping Nasional Palu)

CBKobe – Pemerintah Jepang bersiap menguji coba sistem peringatan dini bencana untuk kawasan Asia Pasifik menggunakan satelit. Saat ini persiapan uji coba ini sedang berlangsung di India dan Papua Nugini.

Ini karena jepang bertujuan melebarkan kontribusinya kepada negara Asia lainnya dalam upaya pencegahan bencana.
“Ini juga terkait pencegahan dampak bencana alam terhadap jaringan suplai dan produksi dari kegiatan manufaktur,” begitu pernyataan dari Asian Disaster Reduction Center seperti dilansir Mainichi pada Ahad, 13 Januari 2019.

 
Satu dari empat satelit Michibiki yang merupakan satelit sistem posisi global akan dilibatkan dalam me-relay informasi dari sejumlah institusi yang memonitor kondisi cuaca.
Pemerintah Jepang, bekerja sama dengan ADRC dan perusahaan domestik serta sejumlah universitas, telah mengembangkan sistem penerimaan sinyal yang akan didistribusikan kepada otoritas lokal.


Media Japan Today melansir eksperimen ini telah dilakukan di Jepang utuk menguji coba sistem resiprokal transmisi data. Selain mengirim peringatan, sistem ini telah digunakan untuk mengkoneksi komputers dalam simulasi evakusai dan kegiatan pusat respon bencana.


Menurut para ahli, sistem satelit ini terbilang efektif untuk mempermudah evakuasi dan mengelola aktivitas penanganan pasca bencana di area terpencil seperti pulau kecil dan wilayah pegunungan.




Credit  tempo.co





Media Rusia Ancam Eropa dengan 'Senjata Kiamat' Nuklir 200 Megaton


Media Rusia Ancam Eropa dengan Senjata Kiamat Nuklir 200 Megaton
Desain Poseidon nuklir Rusia bernama Status-6 yang pernah bocor ke media tahun 2015. Foto/BBC

MOSKOW - Media Rusia merilis laporan berisi ancaman mengerikan yang ditujukan terhadap Eropa dengan sebuah torpedo nuklir baru yang dapat menciptakan gelombang tsunami hingga 500 meter dan menghancurkan sejumlah besar populasi Bumi.

Poseidon terbaru yang dijuluki "senjata kiamat" itu diklaim bisa menghasilkan kekuatan ledakan 200 megaton dan akan membuat semua sistem pertahanan Amerika Serikat (AS) menjadi tak berguna.

Desain Poseidon Moskow atau oleh Kremlin dinamai sebagai "Status-6" telah bocor ke media pada tahun 2015. Senjata itu akhirnya dikonfirmasi Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan bulan Maret 2018.


AS dan Rusia, sejak akhir Perang Dunia II, secara tidak langsung terlibat dalam perlombaan senjata nuklir. Kedua negara sama-sama membuat perintah untuk armada pembom nuklir, kapal selam, dan silo rudal antarbenua tersebar di setiap negara.

Tetapi Poseidon Rusia telah mengambil jalan yang berbeda.

"Rusia akan segera mengerahkan drone bertenaga nuklir di bawah laut yang akan membuat seluruh sistem pertahanan rudal AS (senilai) multi-miliar dolar menjadi tidak berguna," tulis MK.ru, yang diterjemahkan BBC.

Ancaman itu mengacu pada perisai rudal yang sedang dibangun AS di Eropa.

"Sebuah ledakan hulu ledak nuklir drone akan menciptakan gelombang setinggi antara 400-500 meter (1.300-16.00 kaki), yang mampu menghanyutkan semua makhluk hidup (sejauh) 1.500 (932) kilometer ke daratan," lanjut laporan surat kabar itu.

Sebelumnya, para ilmuwan mengatakan kepada Business Insider bahwa Poseidon nuklir Rusia dapat menciptakan gelombang selevel tsunami, namun perkiraannya hanya setinggi 100 meter (330 kaki).

Semua senjata nuklir merupakan ancaman besar bagi kehidupan manusia di Bumi karena kekuatan destruktif dan kemampuannya untuk menyebarkan radiasi berbahaya. Namun, Poseidon memiliki kualitas unik yang bisa mengakhiri kehidupan dunia.

AS selama ini merancang senjata nuklirnya untuk meledak di udara atau di atas target dan memberikan tekanan di bawahnya. Senjata nuklir AS saat ini terutama dirancang untuk menembak dan menghancurkan senjata nuklir Rusia yang berada di silo mereka, bukan untuk menargetkan kota-kota dan mengakhiri kehidupan manusia.

Berbeda dengan Poseidon Rusia yang dirancang untuk meledakkan bom di laut. Dampaknya, tidak hanya dapat menyebabkan gelombang tsunami yang akan mendatangkan malapetaka di seluruh benua, tetapi juga akan meningkatkan dampak radioaktif.

Stephen Schwartz, seorang ahli sejarah nuklir, mengatakan Poseidon Rusia dilaporkan memiliki lapisan logam kobalt."Yang akan menguap, mengembun, dan kemudian jatuh kembali ke Bumi puluhan, ratusan, atau ribuan mil dari lokasi ledakan," katanya, seperti dikutip Business Insider, Selasa (15/1/2019).

Secara potensial, senjata itu akan membuat ribuan mil persegi permukaan Bumi tidak dapat dihidupkan selama beberapa dekade.

"Ini adalah senjata gila dalam arti bahwa itu mungkin sebagai tanpa pandang bulu dan mematikan seperti yang Anda bisa membuatnya (dengan) senjata nuklir," kata Hans Kristensen, Direktur Proyek Informasi Nuklir di Federasi Ilmuwan Amerika kepada Business Insider.

MK.ru mengutip seorang profesor yang tak ditulis identitasnya mengatakan bahwa Poseidon akan menjadikan Rusia "diktator dunia" dan itu dapat digunakan untuk mengancam Eropa.

“Jika Eropa berperilaku buruk, kirimkan saja kapal selam mini bertenaga nuklir ke sana dengan bom 200 megaton, letakkan di bagian selatan Laut Utara, dan ‘let RIP' saat diperlukan. Apa yang akan tersisa dari Eropa?," tanya profesor Moskow itu.

AS, yang tak mau diremehkan, pernah mengklaim memiliki senjata nuklir sendiri yang akan bertahan dari serangan Rusia. Sekalipun Rusia entah bagaimana berhasil membuat seluruh benua Eropa atau Amerika Utara menjadi gelap, kapal selam AS dengan patroli pencegahan akan membalas tembakan dan memukul Rusia dari lokasi rahasia di dasar lautan. 





Credit  sindonews.com




Tegang dengan China, AS Sebar Pesawat Pembom B-2 ke Pearl Harbor


Tegang dengan China, AS Sebar Pesawat Pembom B-2 ke Pearl Harbor
Petugas Angkatan Udara Amerika Serikat saat memberi instruksi untuk awak pesawat pembom B-2 Spirit. Foto/US Air Force/Staff Sgt. Danielle Quilla

WASHINGTON - Pesawat-pesawat pembom B-2 Spirit dikerahkan ke Pearl Harbor, Hawaii, untuk memproyeksikan kekuatan Amerika Serikat (AS) di kawasan Indo-Pasifik. Penyebaran sejumlah pesawat pembom strategis itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China terkait perang dagang dan penentangan Washington atas klaim Beijing atas kawasan Laut China Selatan.

"Menyebarkan ke Hawaii memungkinkan kita untuk menunjukkan kepada audiens Amerika dan internasional yang besar bahwa B-2 sedang ditonton 24 jam sehari, tujuh hari seminggu, siap untuk melindungi negara kita dan sekutu-sekutunya," kata Letnan Kolonel Joshua Dorr, direktur operasi Skuadron Bom ke-393 yang dikutip SINDOnews.com, Senin (14/1/2019), dari situs resmi Pacific Air Force.

Pengumuman yang dibuat 10 Januari itu menyebutkan ada tiga pesawat pembom B-2 Spirit yang dikerahkan. Selain itu, ada 200 penerbang ke Pangkalan Bersama Pearl Harbor-Hickam di Hawaii.

Angkatan Udara Amerika Serikat tidak secara eksplisit menyebut China atau saingan lain dalam pernyataannya. Mereka berdalih para pembom siluman dikirim ke Honolulu berdasarkan rotasi untuk mendukung misi Pasukan Tugas Pembom (BTF) Komando Strategis, yang akan siap untuk memvalidasi kemampuan serangan global Amerika di seluruh ruang operasi terbesar angkatan bersenjata Amerika.

"Karakteristik B-2 yang dapat diamati rendah, atau 'tersembunyi', memberikannya kemampuan untuk menembus pertahanan paling canggih musuh dan membahayakan target paling berharga mereka," kata Angkatan Udara dalam pernyataannya.

Ini adalah kedua kalinya pesawat B-2 Spirit dikerahkan ke Pearl Harbor untuk mendukung misi BTF. Selama rotasi pertama dari Agustus-September 2018, para pesawat pembom diterbangkan dengan sejumlah misi dan berlatih bersama sejumlah jet tempur taktis F-22.

Di masa lalu, pesawat pembom siluman melakukan manuver di Pangkalan Angkatan Udara Andersen di Guam, dan berguna sebagai unjuk kekuatan melawan Korea Utara.

Kembalinya pesawat-pesawat pembom strategis ke Hawaii bertepatan dengan penempatan rudal balistik jarak menengah (IRBM) DF-26 China di dataran tinggi dan daerah gurun bagian barat laut negara itu. Rudal yang dijuluki "misil pembunuh kapal induk" itu diklaim mampu menyerang target yang jaraknya 4.000 mil jauhnya. Senjata Beijing itu membuat Pangkalan Angkatan Udara Andersen menjadi target potensial oleh serangan China.

Jangkauan rudal DF-26 juga memungkinkan Beijing untuk melindungi kedaulatannya atas Laut China Selatan dan Laut China Timur, tempat raksasa Asia itu memiliki sengketa klaim teritorial dengan tetangganya. Selat Taiwan juga berada dalam jangkauan senjata berbahaya itu. 


Pengumuman penyebaran IRBM DF-26 muncul setelah penampakan kapal perang AS, USS McCampbell, di dekat Kepulauan Paracel di Laut China Selatan. Kehadiran USS McCampbell yang diklaim untuk misi kebebasan bernavigasi itu kembali membuat China mendesak Washington agar menghentikan "provokasi".

Di tengah meningkatnya ketegangan di Pasifik, yang diperburuk oleh perang dagang Beijing-Washington, Presiden China Xi Jinping baru-baru ini memerintahkan pasukannya untuk bersiap menghadapi perang."(China harus) mempersiapkan perjuangan militer komprehensif dari titik awal yang baru," kata Xi dalam pidatonya awal bulan ini. "Persiapan untuk perang dan pertempuran harus diperdalam untuk memastikan respons yang efisien di saat darurat." 





Credit  sindonews.com



Kanada Bersitegang dengan 3 Negara Powerful Ini, Kenapa?



Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau [Canada Newa]
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau [Canada Newa]

CB, Jakarta - Kanada dipimpin Perdana Menteri Justin Trudeau bersitegang dengan 3 negara powerful ini, yakni Amerika Serikat, Cina dan Arab Saudi.
Trudeau yang dinobatkan sebagai perdana menteri paling seksi di dunia, idola baru kaum hawa di berbagai negara dan jago yoga, dalam menjalankan pemerintah memiliki garis kebijakan yang tegas di antaranya tentang kesetaraan gender, hak asasi, imigran, hingga perdagangan bebas.

Berikut 3 negara besar yang bersitegang dengan Kanada akibat garis kebijakan pemerintahan Trudeau:

1. Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump dan Trudeau berseteru soal tarif dagang yang dikenakan Kanada dianggap sangat tinggi untuk perusahaan obat dari AS, baja, aluminium, dan wiski. Ini sebagai balasan atas penerapan tarif baru yang diberlakukan Amerika Serikat.
Perang dagang kedua negara sampai mengarah pada teror yang dialamatkan pada Duta besar AS untuk Kanada, Kelli Craft berupa paket berisi ancaman kematian dan bubuk putih di rumahnya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Melania Trump menyambut kedatangan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau saat tiba di Gedung Putih, Washington, AS, 11 Oktober 2017. REUTERS

2. Arab Saudi
Di forum KTT G20, Trudeau mengadakan pertemuan sela dengan putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi.
"Saya berbicara langsung kepada putra mahkota untuk menggaribawahi kepedulian kami dan kebutuhan kami mendapatkan jawaban yang lebih baik tentang pembunuhan Khashoggi," kata Trudeau.
Trudeau juga berbicara blak-blakan mengkritik Arab Saudi atas krisis kemanusiaan di Yaman, penangkapan blogger Raif Badawi.
Kanada bahkan berniat membatalkan kesepakatan ekspor senjata dengan Arab Saudi dipicu pembunuhan Khashoggi dan perang di Yaman.
Peristiwa terbaru yang membuat hubungan kedua negara makin renggang adalah Trudeau menerima dan menyambut remaja Arab Saudi, Rahaf Mohammed Alqunun yang kabur dari rumah orang tuanya karena takut dibunuh setelah dia disebut berganti agama dan menolak dinikahkan keluarganya.

Kanada memberikan status pengungsi kepada remaja usia 18 tahun ini untuk tinggal di Kanada.


3. Cina
Hubungan Kanada dan Cina memburuk setelah aparat Kanada menangkap dan menahan seorang ekskutif Huawei, Meng Wangzhou pada 1 Desember 2018. Meng dituduh melakukan kerja intelijen di Kanada untuk kepentingan ina.
Cina membalas menangkap 2 warga Kanada yang berprofesi sebagai diplomat dan konsultan dengan tuduhan membahayakan keamanan negara.
Kedua warga Kanada itu bermana Michael Kovrig, diplomat Kanada dan Michael Spavor, konsultan Kanada.
Pengadilan Cina kemarin menghukum mati warga Kanada, Robert Lloyd Schellenberg, yang didakwa menyelundukan sabu-sabu. Trudeu menuding Cina memanfaatkan hukuman mati ini sebagai balas dendam atas penahanan staf Huawei.
Cina membantah tudingan Perdana Menteri Kanada itu. Schellenberg juga diberi kesempatan mengajukan banding ke pengadilan lebih tinggai Cina untuk mengurangi hukumannya.




Credit  tempo.co