Kamis, 17 Januari 2019

Dokumen Sebut Teroris ISIS Abu Banat Terkait dengan Intelijen Turki


Dokumen Sebut Teroris ISIS Abu Banat Terkait dengan Intelijen Turki
Sebuah dokumen menyebut teroris ISIS terkenal, Abu Banat, mempuntai hubungan dengan intelijen Turki. Foto/Istimewa

STOCKHOLM - Sebuah situs Swedia melaporkan bahwa seorang militan ekstrimis Rusia yang membunuh dua imam dan memenanggal banyak orang di Suriah telah lama bekerja dengan badan intelijen Turki, MIT. Menurut Nordic Monitor, MIT membantunya lolos dengan dakwaan yang lebih rendah ketika ia tertangkap basah oleh polisi Turki.

Militan itu diketahui bernama Maghomed Maghomedzakirovich Abdurkhmanov alias Abu Banat. Ia adalah seorang warga Rusia yang melukukan perjalanan ke Suriah melalui Turki pada 2012 untuk bergabung dengan para ekstremis dan telah memimpin kelompok teroris Jamaat Abu Banat, yang kemudian menjadi bagian dari ISIS.

Ia mengaku di pengadilan Istanbul bagaimana dia bekerja dengan intelijen Turki di Suriah, menerima dana, senjata dan kendaraan. Dia diyakini telah membunuh dua ulama Ortodoks di Suriah pada 22 April 2013.

"Garis keras Rusia memasuki Suriah pada 2012 melalui Turki dan memulai faksi militan. Ia kemudian bergabung dengan organisasi teroris," kata laporan itu seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Rabu (16/1/2019).

Laporan tersebut menambahkan bahwa video "Abu Banat" melakukan pembunuhan mengerikan muncul sesudahnya.

Masih menurut laporan itu, militan itu berbicara tentang kerjasamanya dengan intelijen Turki di Suriah selama persidangan. "Abu Banat" juga menegaskan bahwa ia menerima dukungan signifikan seperti pasokan senjata dan kendaraan.

Meskipun diduga terlibat dalam pembunuhan dua pendeta Kristen, pengadilan Turki tidak menuntut terdakwa dengan pembunuhan. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya hanya tujuh setengah tahun. Putusan terhadap "Abu Banat" tunduk pada banding dan dapat dikurangi lebih lanjut pada tahap berikutnya.

Pada 20 Juni 2013, polisi Turki menangkap "Abu Banat", dan seorang warga Suriah lainnya di kota Konya, di bagian tengah negara itu, selama inspeksi rutin. Mereka berdua segera dibebaskan.

Namun, ketika sebuah video yang konon menunjukkan "Abu Banat" melakukan pembunuhan muncul di media sosial, polisi Turki menangkap keduanya di Istanbul.

Selama interogasi, "Abu Banat" mengakui bahwa dia adalah orang di video itu dan memang membantai dua orang. Dia mengatakan dia menerima perangkat komunikasi radio dari seseorang yang bekerja dengan intelijen Turki yang dikenal sebagai Abu Jaafar.

Sejak konflik dimulai di Suriah, Turki telah menjadi koridor utama bagi teroris asing yang telah bergabung dengan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di dalam negeri.



Credit  sindonews.com