MOSKOW
- Pyongyang menyerukan penghentian latihan militer yang melibatkan
pasukan asing di Semenanjung Korea. Hal itu dikatakan Duta Besar Korea
Utara (Korut) untuk Rusia. Kim Hyun Joong.
"Untuk menghilangkan permusuhan militer antara Korea Utara dan Korea Selatan dengan cara yang mendasar dan mengubah Semenanjung Korea menjadi zona perdamaian kekal dan abadi, perlu untuk meninggalkan melakukan latihan militer dengan pasukan asing karena Korea Utara dan Korea Selatan setuju untuk mengikuti jalur perdamaian dan kemakmuran tersebut," kata Joong pada sebuah makan malam yang menandai Tahun Baru di Kedutaan Besar Korut di Moskow.
Joong terus mengatakan bahwa negara itu juga memandang perlu untuk meninggalkan senjata strategis asing di wilayahnya.
"Untuk menghilangkan permusuhan militer antara Korea Utara dan Korea Selatan dengan cara yang mendasar dan mengubah Semenanjung Korea menjadi zona perdamaian kekal dan abadi, perlu untuk meninggalkan melakukan latihan militer dengan pasukan asing karena Korea Utara dan Korea Selatan setuju untuk mengikuti jalur perdamaian dan kemakmuran tersebut," kata Joong pada sebuah makan malam yang menandai Tahun Baru di Kedutaan Besar Korut di Moskow.
Joong terus mengatakan bahwa negara itu juga memandang perlu untuk meninggalkan senjata strategis asing di wilayahnya.
Duta
Besar Korut menekankan bahwa negosiasi multilateral harus dilakukan
dengan tujuan untuk membangun sistem perdamaian di Semenanjung Korea
melalui kerja sama yang erat dengan negara-negara yang telah
menandatangani perjanjian gencatan senjata.
"Pyongyang siap menjalin hubungan baru dengan Amerika Serikat sesuai dengan semangat era dan keinginan rakyat," catat diplomat itu seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (16/1/2019).
Ia lebih lanjut menambahkan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un dalam pidato Tahun Baru menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump sekali lagi.
"Pyongyang siap menjalin hubungan baru dengan Amerika Serikat sesuai dengan semangat era dan keinginan rakyat," catat diplomat itu seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (16/1/2019).
Ia lebih lanjut menambahkan bahwa pemimpin Korut Kim Jong-un dalam pidato Tahun Baru menyatakan kesiapannya untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump sekali lagi.
Situasi
di Semenanjung Korea telah membaik sejak awal tahun ini. Selama masa
ini, pemimpin Korut Kim Jon-un dan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon
Jae-in telah mengadakan beberapa pertemuan, sementara Kim bahkan
mengadakan pertemuan puncak bersejarah dengan Presiden AS Donald Trump.
KTT ini menghasilkan kesepakatan yang menetapkan bahwa Korut akan
melakukan upaya untuk mempromosikan denuklirisasi lengkap semenanjung
dengan imbalan AS dan Korsel membekukan latihan militer mereka serta
potensi penghapusan sanksi Washington.
Credit sindonews.com